35 Selain  itu  siswa  akan  mampu  menyelesaikan  permasalahan  yang  dihadapi
ketika  belajar,  misalnya  ketika  merasa  bosan  akan  mencari  hiburan  dan melanjutkan lagi ketika rasa bosan tersebut sudah hilang, menggaris bawahi
materi  yang  penting,  menyalin  ulang  materi,  membuat  ringkasan.  Siswa melakukan tugas sendiri dengan senang hati maka akan tergambar dari sikap
siswa  pada  saat  belajar  siswa  merasa  tidak  terbebani  dan  tidak  bergantung pada  orang  lain  sehingga  berusaha  semaksimal  mungkin.  Hal  yang
dikerjakan dengan senang hati maka akan membuahkan hasil yang baik. Ciri tanggung jawab belajar selanjutnya yaitu siswa mampu membuat
keputusan  yang  berbeda  dari  orang  lain  di  dalam  kelompoknya.  Hal  ini tergambar  dari  pendapat  anak  yang  kreatif,  mampu  mengambil  keputusan
dengan  baik,  menengahi  bila  terjadi  perbedaan  pendapat  dalam  berdiskusi, dan bersedia mengambil resiko dari keputusan yang telah diambilnya.
Minat  yang  kuat  untuk  menekuni  belajar  yaitu  siswa  mempunyai keinginan  dan  kemauan  dalam  belajar  yang  didukung  dengan  bimbingan
yang tepat dari orang disekelilingnya agar tercipta suasana yang mendukung untuk  belajar.  Dengan  minta  yang  kuat  dan  suasana  hati  yang  baik  maka
siswa  akan  menekuni  belajar  dan  tidak  mudah  putus  asa  dalam menyelesaikan  tugasnya.  Hal  ini  terlihat  dengan  mengikuti  les  mata
pelajaran  yang disukai,  berusaha memperoleh nilai yang baik, tidak mudah putus  asa  dalam  menyelesaikan  tugas,  mencatat  apa  yang  dijelaskan,
membuat rangkuman Anton Adiwiyato, 2001:93.
36 Siswa  mempunyai  kewajiban  untuk  menghormati  dan  menghargai
segala  aturan  yang  ada  sehingga  siswa  merasa  tidak  terbebani  dan  mampu menanggung  resiko  dari  apa  yang  telah  diperbuatnya,  misal  ketika
berangkat  ke  sekolah  siswa  memakai  seragam  lengkap  dan  rapi. Berkonsentrasi  dalam  belajar  yaitu  memusatkan  pikiran  terhadap  apa  yang
dipelajari  dan  mengesampingkan  semua  hal  yang  tidak  ada  hubungannya dengan  apa  yang  dipelajari.  Misal,  siswa  selalu  memperhatikan  apa  yang
dijelaskan,  siswa  mencatat,  siswa  tidak  membuat  kegaduhan  dalam  hal  ini mampu  mngesampingkan  hal  yang  tidak  ada  hubungannya  dengan
pelajaran.  Siswa  yang  memiliki  rasa  tanggung  jawab  akan  berusaha mempertahankan  prestasi  yang  telah  diperolehnya,  mempunyai  tanggung
jawab dalam belajar, dan suka rela dalam melakukan sesuatu. Menurut Abdulah Munir 2010: 96 ada beberapa model praktis yang
dapat  dilakukan  orang  tua  dalam  menumbuhkan  rasa  tanggung  jawab  pada anak,  diantaranya:  meletakkan  sesuatu  pada  tempatnya  dan  membacakan
cerita. Dengan hal tersebut anak akan mempunyai rasa tanggung jawab atas perbuatan  yang dilakukannya. Misalnya, ketika pulang sekolah meletakkan
alat-alat  sekolah  ditempatnya,  selalu  menjadwal  mata  pelajaran  yang  akan dipelajari  besuknya,  dan  dengan  membaca  anak  akan  memiliki  rasa
tanggung jawab untuk menyelesaikan bacaannya. Dengan  melihat  beberapa  pandangan  para  ahli,  maka  indikator  sikap
bertanggung jawab sebagai berikut: a. melakukan tugas belajar dengan rutin, b.  dapat  menjelaskan  alasan  atas  belajar  yang  dilakukannya,  c.  mampu
37 menentukan pilihan dari kegiatan belajar, d. melakukan tugas sendiri dengan
senang hati, e. bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain  dalam  kelompoknya,  f.  mempunyai  minat  untuk  menekuni  belajar,  g.
menghormati  dan  menghargai  aturan  di  sekolah,  h.  dapat  berkonsentrasi pada tugas yang rumit, dan i. memiliki rasa tanggung jawab yang berkaitan
dengan prestasi di sekolah.
C. Penelitian Yang Relevan
Kajian  terhadap  teori  yang  relevan  pada  dasarnya  dilakukan  untuk membuktikan  keaslian  dari  penulisan  yang  dilakukan.  Beberapa  penelitian
yang relevan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1.  Chatarina Puji Astuti 2005 melakukan pen
elitian dengan judul “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dengan Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD
Pangudi Luhur Don Bosco”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar  siswa  kelas  empat  SD  Don  Bosco  merasakan  tingginya  pengaruh
bimbingan belajar orang tua mereka untuk  tanggung jawab belajar. Jumlah anak  yang  berpendapat  demikian  sebesar  32  anak  atau  71,1    dari
responden  penelitian.  Sedangkan  tanggung  jawab  belajar  juga  tinggi  yaitu 32  anak  atau  sebesar  68,89    responden  penelitian.  Bimbingan  belajar
orang  tua  berpengaruh  terhadap  tanggung  jawab  belajar  anak  berdasarkan uji  F  hitung  sebesar  45,891  p0,05.  Persamaan  regresi  yang  terbentuk
adalah  Y  =  1,462  +  0,972  x.  Besarnya  sumbangan  pengaruh  bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak adalah sebesar 0,516
atau 51,6 .
38 2.
Suwarni  2010  melakukan  penelitian  dengan  judul  “Pengaruh  Bimbingan Belajar  Orang  Tua  Terhadap  Tanggung  Jawab  Belajar  Anak  Kelas  IV  SD
Wonoyoso Tahun 2010” dengan hasil bahwa pengaruh bimbingan orang tua yang  tergolong  dalam  kategori  tinggi  terbukti  dari  16  responden  dapat
dikelompokkan  sebagai  berikut:  1  tergolong  dalam  kategori  tinggi  ada  4 siswa  atau  sebanyak  25  .  2  tergolong  dalam  kategori  rendah  ada
sebanyak 8 siswa atau sebanyak 50 . 3 tergolong dalam kategori rendah ada  4  siswa  atau  sebnayak  25  .  Dalam  dalam  motivasi  belajar  siswa
tergolong  dalam  kategori  tinggi  terbukti  dari  16  responden  dapat dikelompokkan  sebagai  berikut:  1  tergolong  dalam  kategori  tinggi  ada  4
siswa  atau  sebanyak  25  .  2  tergolong  dalam  kategori  rendah  ada sebanyak  11  siswa  atau  sebanyak  68,75  .  3  tergolong  dalam  kategori
rendah  ada  1  siswa  atau  sebnayak  6,25  .  Berdasarkan  analisa  dengan menggunakan  korelasi  product  moment  di  peroleh  nilai  sebesar  0,102  jika
dikonsultasikan  dengan  nilai  r  product  moment  batas  penolakan  dengan harga N = 16, pada taraf signifikan 5  = 0,497 ternyata r product moment
empiris berada dibawah r tabel product moment. Dengan demikian hipotesis ini  berbunyi  pelaksanaan  bimbingan  orang  tua  berpengaruh  terhadap
tanggung jawab belajar anak terbukti ada., namun dengan tingkat koefisien korelasi positif yang rendah.
3. Tiok Wijanarko 2015 melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pola
Asuh  Orang  Tua  dan  Persepsi  Terhadap  Pemberian  Tugas  Guru  dengan Tanggung  Jawab  Belajar  Siswa  SD  Kelas  V”  dengan  hasil  penelitian
39 sebagai berikut. Besarnya hubungan polas asuh orang tua dengan tanggung
jawab  belajar  siswa  adalah  18,5.  Sedangkan  hubungan  persepsi  terhadap pemberian  tugas  guru  dengan  tanggung  jawab  belajar  siswa  adalah  41,6.
Besarnya  hubungan  polas  aduh  orang  tua  dan  persepsi  terhadap  pemberian tugas  guru  dengan  tanggung  jawab  belajar  siswa  adalah  46,8.
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara polas asuh orang tua  dan  persepsi  terhadap  pemberian  tugas  guru  dengan  tanggung  jawab
belajar siswa kelas V SD se gugus II di kecamatan Galur kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 20142015.
Berbeda  dengan  penelitian-penelitian  sebelumnya,  pada  penelitian  ini akan  mengungkap  tentang  hubungan  bimbingan  orang  tua  dan  guru  dengan
tanggung  jawab  belajar  siswa  kelas  V  SD  Negeri  se-Gugus  I  Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul tahun ajaran 20152016. Pada penelitian sebelumnya,
peneliti tidak mengungkap bimbingan orang tua dengan tanggung jawab siswa secara  khusus  dan  bimbingan  guru  dengan  tanggung  jawab  belajar  siswa.
Adapun  kesamaannya  terletak  pada  variabel  bimbingan  orang  tua  serta tanggung jawab belajar siswa.
D. Kerangka Berpikir
Keluarga  merupakan  pusat  pendidikan  yang  pertama  dialami  anak. Dalam keluarga anak di lahirkan, di rawat, di besarkan, dan di didik. Di sinilah
pendidikan  berawal  dari  keluarga,  anak  di  dalam  keluarga  merupakan  siswa dan orang tua sebagai  guru. Orang tua memiliki peranan di  dalam pendidikan
keluarga sebagai promotor, tokoh, pembimbing, pendidik, dan mengasuh anak.
40 Sebagai  pengasuh  dan  pembimbing,  orang  tualah  yang  merupakan  pusat
perhatian  anak.  Saat  di  rumah  anak  selalu  memperhatikan  orang  tua,  anak mempunyai  ketergantungan  terhadap  orang  tua.  Orang  tua  yang  pertama  kali
mengajarkan  pendidikan  baik  pendidikan  pengetahuan  maupun  norma  yang berlaku di masyarakat.
Orang  tua  memiliki  cara  tersendiri  dalam  membentuk  karakter  dan perilaku  anak.  Saat  kecil  anak  di  didik  menjadi  disiplin,  tanggung  jawab,
santun, dan orang tua mengajarkan hal sosial dalam diri anak. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan bimbingan yang positif dan sesuai dengan kondisi
perkembangan anak. Bimbingan  orang  tua  yang  diterapkan  dalam  keluarga  perlu  mempunyai
arahan  yang  baik,  baik  dalam  hal  sosial  dan  pendidikan.  Dalam  dunia pendidikan,  di  masa  anak  tumbuh  dari  bayi  menuju  remaja  perlu  sekali
bimbingan  dari  orang  tua.  Bimbingan  dalam  membantu  anak  mengingatkan akan kewajiban sebagai pelajar, memberikan bimbingan belajar di waktu anak
belajar  akan  menumbuhkan  sikap  tanggung  jawab  untuk  belajar  dalam  diri anak.  Peranan  orang  tua  sangat  penting  dalam  memberikan  bimbingan  agar
anak  menjadi  pribadi  yang  bertanggung  jawab.  Maka  dari  itu  peneliti melakukan  sebuah  penelitian  tentang  hubungan  bimbingan  orang  tua  dengan
tanggung jawab belajar siswa. Bimbingan  juga  dapat  dilakukan  di  mana  saja  tak  terkecuali  di  lembaga
sekolah.  Guru  merupakan  sosok  yang  penting  dalam  proses  perkembangan siswa.  Guru  menjadi  konselor  yang  baik  dalam  hal  proses  belajar  mengajar.