Pengertian Teori Kecerdasan Ganda Penelitian Tentang Multiple Intellingence

29

a. Kecerdasan Linguistik

Gardner menjelaskan kecerdasanlinguistik sebagai kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan ataupun tertulis seperti dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, maupun orator. Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan lengkap. Mereka mudah untuk menjelaskan, mengajarkan, menceritakan pemikirannya kepada orang lain Suparno, 2004: 26. Anak yang mempunyai kecerdasan linguistik meski masih di sekolah dasar sudah kelihatan mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Apabila diberi pekerjaan untuk membuat kalimat, kalimatnya sudah cukup baik. Dia senang mengekspresikan diri dengan bahasa, dia suka mengikuti lomba baca puisi. Seorang guru yang cermat dengan melihat hasil karangan anak-anak dengan cepat akan mengerti bahwa anak tertentu mempunyai kemampuan berbahasa lebih dari yang lain Suparno, 2004: 28.

b. Kecerdasan Matematis-Logis

Menurut Gardner, kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan angka dan logika secara efektif, seperti dimiliki oleh seorang matematikawan, saintis, programmer, dan logikus. Termasuk dalam kecerdasan 30 tersebut adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Orang yang mempunyai kecerdasan matematis- logis sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja, sehingga dia tidak mudah bingung. Mereka suka dengan simbolisasi, termasuk simbolisasi matematis Suparno, 2004:29. Anak yang mempunyai kecerdasan matematis –logis menonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik, jalan pikirannya logis dan rasional. Sehingga ia mudah belajar matematika dan sains. Anak ini yang biasanya seperti ini suka belajar dengan skema, bagan atau gambar di dalamnya dan tidak begitu suka dengan bacaan yang panjang kalimatnya Suparno,2004:30. c. Kecerdasan Ruang-Visual Bagi Gardner kecerdasan ruang atau kadang disebut kecerdasan ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan decorator. Termasuk didalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang Suparno, 2004:31. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Anak yang mempunyai kecerdasan ruang-visual baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang. Dia dengan mudah akan menentukan letak suatu bentuk secara benda dalam ruangan. Ia dapat membayangkan suatu bentuk secara benar, meski dalam prespektif. Mereka lebih suka menggambar di sekolah, suka akan warna-warna, dan membangun balok-balok menjadi bangunan yang indah dan bermakna Suparno, 2004: 33.

d. Kecerdasan Kinestetik-Badani

Kecerdasan kinestetik badani menurut Gardner adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Dalam kecerdasan ini termasuk keterampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh. Orang yang mempunyai kecerdasan kinestik badani dengan mudah dapat mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Mereka dengan mudah dan cepat melakukan gerak tubuh dalam olahraga atau tarian Suparno, 2004: 34. Siswa yang mempunyai kecerdasan kinestik badani biasanya suka menari, olahraga, dan suka bergerak. Siswa ini biasanya tidak suka diam, ingin selalu menggerakkan tubuhnya Suparno, 2004: 35. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

e. Kecerdasan Musikal

Gardner menjelaskan kecerdasan musical sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi. Mereka yang mempunyai kecerdasan musikal mampu memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian Suparno, 2004 : 37. Siswa yang mempunyai kecerdasan musikal tinggi akan kelihatan dalam penampilannya bila sedang bernyanyi di kelas, juga dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan musik. Mereka biasanya bernyanyi dengan baik, dapat memainkan suatu alat musik bila ada, mudah mempelajari not dan lagu. Dan yang menarik, siswa ini akan mudah mempelajari suatu mata pelajaran lain bila mata pelajaran itu diterangkan dengan suatu lagu atau musik Suparno, 2004: 38. f. Kecerdasan Interpersonal Secara umum kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa. Orang yang kuat dalam kecerdasan interpersonal biasanya sangat mudah bekerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 sama dengan orang lain. Kebanyakan mereka sangat peka terhadap teman, terhadap penderitaan orang lain, dan mudah berempati Suparno, 2004:39. Siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal tinggi mudah bergaul dan berteman. Dalam suatu kelas atau sekolah, ia dengan cepat dapat masuk ke dalam kelompok. Ia mudah berkomunikasi dan mengmpulkan teman lain. Dalam konteks belajar, ia lebih suka belajar bersama orang lain, lebih suka mengadakan studi kelompok. Apabila guru memberika pekerjaan atau tugas secara bebas, siswa-siswi yang mempunyai kecerdasan interpersonal akan dengan cepat berdiri dan mencari teman yang mau diajak kerja sama Suparno, 2004: 39-40. g. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri tersebut. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri.Ia mempunyai kesadaran tinggi akan gagasan- gagasannya, dan mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan pribadi. Ia dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan sangat tenang. Orangnya kebanyakan refleksif dan suka bekerja sendiri Suparno, 2004: 41. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Siswa yang menonjol dalam kecerdasan intrapersonal sering kelihatan pendiam, lebih suka bermenung di kelas. Ia lebih suka sendirian berefleksi atau berpikir dan bahkan lebih suka bekerja sendiri. Ia tidak tertarik bahwa teman-temannya mengerjakan tugas secara berkelompok. Guru yang tidak tahu sering memarahi siswa ini karena sepertinya ia tidak mendengarkan dan hanya melamun. Padahal ia sebenarnya sedang berpikir Suparno, 2004: 41.

h. Kecerdasan Natural Lingkungan

Gardner menjelaskan kecerdasan lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Orang yang mempunyai kecerdasan lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup Suparno, 2004: 42. Siswa yang mempunyai kecerdasan lingkungan tinggi kiranya dapat dilihat pada kemampuannya mengenal, mengklasifikasi, dan menggolongkan tanaman-tanaman, binatang serta alam mini yang ada di sekolah. Mereka juga akan mudah 35 mempelajari biologi dan akan semakin lancar bila mempunyai kecerdasan matematis-logis Suparno, 2004: 43.

i. Kecerdasan Eksistensial

Menurut Gardner kecerdasan eksistensial lebih menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan- persoalan terdalam eksistensial atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu antara lain : mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Kecerdasan ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksintensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksintensi hidup manusia Suparno, 2004: 43-44. 3. Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian tentang media pembelajaran Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fathurrohman, dkk 2009 yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Menghindari Mind In Chaos Terhadap Matematika. Penelitian ini dilakukan dengan metode research and development. Penelitian ini bertujuan mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar kelas rendah yang dapat memperkecil kemungkinan siswa mengalami mind in chaos dalam matematika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Penelitian menyimpulkan bahwa propotipe media pembelajaran matematika telah terwujud dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika yang menyenangkan serta sesuai bagi siswa dalam menghindari mind in chaos. Bentuk media berupa pengembangan Board Game. Board Game, Labirin Matematika serta setting pembelajaran matematikannya telah berupa sebuah prototipe yang bisa digunakan oleh siswa-siswi SD sebagai sebuah media dan alat permainan yang sifatnya mendidik, mudah digunakan, dan menyenangkan, serta mendukung mereka yang menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun kalimat matematika dan bermain dengan bilangan. Media ini dapat digunakan untuk menghindari mind in chaos terhadap matematika. Kedua, Mustofa 2001 dalam penelitiannya yang berjudul Pemanfaatan Media Cetak dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis- jenis media cetak dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD se-Kecamatan Sanan Wetan Kotamadya Blitar meliputi buku teks, surat kabar, majalah dan gambar. Pemanfaatan keempat media cetak tersebut oleh guru dan sekolah yang berbeda menunjukkan keragaman, tetapi buku teks menjadi media cetak yang paling banyak digunakan. Strategi pemanfaatan media cetak dalam pembelajaran IPS di kelas V SD se-Kecamatan Sanan Wetan Kotamadya Blitar terbagi dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian juga menunjukkan keragaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Pemanfaatan keempat media cetak tersebut yang dominan adalah fase pelaksanaan, sedangkan dalam tahap perencanaan dan penilaian tidak selalu dilakukan oleh guru. Ketiga, penelitian dilakukan oleh Octaviani, dkk 2011 yang berjudul Perancangan Media Permainan Edukatif Pengenalan Jajanan Tradisional untuk Anak Usia 9-12 Tahun di Surabaya. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengenalkan dan mengembalikan eksistensi jajanan tradisional pada masyarakat terutama sejak anak-anak di era globalisasi dan pembuatan sebuah media untuk memberi informasi mengenai makanan tradisional. Kesimpulan dalam penelitian ini mengatakan bahwa dari segi materi, permainan tersebut dapat membantu generasi muda untuk semakin memahami pengklasifikasikan jajanan teradisional dan media board game sendiri sibuat untuk menjawab minimnya perkembangan permainan board game di era modern ini.Selain itu, board game merupakan sarana untuk mengajak generasi muda semakin memahami mengenai arti kebersamaan dan meningkatkan intensitas interaksi antar pemain. FormatBentuk Media Board game yang akan dibuat diberi nama “Pawon Alit.” Judul permainan tersebut merupakan kata-kata dari bahasa Jawa yang memiliki arti dapur kecil. Penggunaan bahasa Jawa lebih dikarenakan untuk memberikan kesan tradisional dan agar mudah diingat oleh target audience yang mayoritas menjadikan bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa sehari-hari. Kata dapur sendiri lebih ditujukan pada konsep permainan yang mengajak pemain seolah-olah sebagai koki.

2. Penelitian Tentang Multiple Intellingence

Penelitian yang dilakukan oleh Roesdyanto 2008 yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Menggunakan Pendekatan Multiple Intelligence Untuk Anak TK PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 dan SD. Penelitian ini menggunakan metode research and development. Tujuannya adalah untuk menghasilkan produk model pembelajaran pendidikan jasmani menggunakan pendekatan multiple intelligence untuk anak usia dini, berupa a pedoman perancangan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga berbasis multiple intelligence, b pedoman pengorganisasian isi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga berbasis multiple intelligence, dan c pedoman evaluasi pembelajaran jasmani dan olahraga berbasis multiple intelligence. Berdasarkan studi literatur penelitian di Indonesia mengenai pengembangan media pembelajaran, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang meneliti dan mengembangkan media konvensional berbasis multiple intelligence. Sehingga dalam penelitian akan mengembangkan media konvensional berbasis multiple intelligence. Pengembangan media konvensional yang peneliti lakukan berupa rumah adat, peta timbul, poster, dan lain- lain. Bagan literature map dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 2 berikut ini: 39

C. Kerangka Berpikir

Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa standar kelulusan juga dilihat dari kesembilan intelegensi sesuai dengan teori Gardner. Menurut Gardner dalam Suparno; 2004:17 keberhasilan siswa tidak hanya berhasil dalam menjawab tes IQ, namun juga mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang nyata dalam situasi yang bermacam- macam. Seorang siswa mudah menangkap materi yang diajarkan oleh guru, jika guru tersebut dapat mempertimbangkan intelegensi yang dimiliki oleh siswa tersebut. Multiple Intelligence atau intelegensi ganda Media Pembelajaran Multiple Intelligence Maman,dkk 2009 Media Pembelajaran untuk Matematika berupa Board Game Roesdyanto 2008 Pembelajaran jasmani dan olahraga menggunaka n pendekatan multiple intelligence Hadi Mustafa 2001 Pemanfaatan media cetak dalam pembelajaran IPS Grace, dkk 2011 Media permainan edukatif Board Game untuk anak usia 9-12 tahun dan jajanan tradisional Yang perlu diteliti Pengembangan Media Konvesional Berbasis Multiple Intelligence berupa Rumah adat, peta budaya,kartu gambar, poster, alat musik dan kartu bangun datar Bagan 2.1 : Literatur Map Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 meliputi intelegensi matematis-logis, intelegensi ruang-spasial, intelegensi kinestik-badani, intelegensi musik, intelegensi interpersonal, intelegensi intrapersonal, intelegensi lingkungan naturalis, dan intelegensi eksistensial Suparno, 2004: 19. Intelegensi siswa dalam memahami materi pelajaran juga dapat dibantu dengan adanya media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu penyampaian informasi kepada siswa untuk memahami materi yang telah diajarkan. Penggunaan media juga meningkatkan kognitif siswa pada usia Sekolah Dasar. Salah satu upaya untuk menjembatani permasalahan tersebut, peneliti akan mengembangkan salah satu perangkat pembelajaran yaitu media konvensional berbasis multiple intelligence. Melalui media konvensional berbasis multiple intelligence tersebut diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan intelegensi yang dimilikinya.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangkan media konvensinoal berbasis multiple intelligence ? 2. Bagaimana kualitas media pembelajaran konvensional berbasis multiple intellingence?

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Di Kelas IV Untuk Sekolah Dasar.

0 3 11

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Di Kelas IV Untuk Sekolah Dasar.

0 3 16

PENDAHULUAN Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Di Kelas IV Untuk Sekolah Dasar.

0 7 4

Pengembangan media konvensional miniatur kenampakan alam subtema keindahan alam negeriku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar.

0 5 207

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan I.

6 34 394

Pengembangan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema aku istimewa untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

0 2 322

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema bersyukur atas keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan I.

1 6 284

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 0 194

Pengembangan media konvensional miniatur kenampakan alam subtema keindahan alam negeriku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar

1 6 205

Pengembangan media konvensional tematik kelas IV berbasis multiple intelligence - USD Repository

0 0 209