memberikan keterampilan dasar yang berguna bagi masa depan anak-anak didiknya kelak.
Tabel 6 Hasil temuan dan Analisis Evaluasi Konteks
Evaluasi Konteks
1. a. Tujuan Program
Memberikan keterampilan dasar yang dibutuhkan anak didik dan berguna bagi masa depannya.
b. Analisis Tujuan Program
Berdasarkan hasil penelitian, tujuan program pendidikan non formal tersebut sudah terlaksana
dengan cukup baik, karena Yayasan anaklangit telah memberikan kegiatan-kegiatan yang memberikan
keterampilan dasar seperti seni tari dan musik perkusi sesuai dengan tujuan program.
2. a. Konteks Program
Pengembangan keterampilan, minat dan bakat serta apresiasi seni dan budaya.
b. Analisis Konteks Program
Konteks program tersebut sudah terlaksana dengan baik namun masih perlu peningkatan khususnya untuk
tenaga pengajar dan peralatan pendukung pada pengembangan keterampilan seni tari, dan musik
perkusi.
B. Evaluasi Input
Sesuai dengan teori yang telah dibahas pada bab dua halaman 31 bahwa dalam evaluasi input terdapat beberapa komponen yang meliputi sumber daya
manusia, sarana dan peralatan pendukung, dana atau anggaran dan berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Untuk memudahkan pembahasan, peneliti
membaginya kedalam tiga variabel yaitu variabel klien, variabel staff dan variabel program. Variabel klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti latar
belakang keluarga, pendidikan terakhir dsb. Variabel staff meliputi aspek demografi dari staff seperti latar belakang pendidikan staff dan pengalaman staff.
Sedangkan variabel program meliputi aspek tertentu terkait dengan pelayanan atau program yang diberikan. Dalam hal ini, peneliti akan memaparkan masing-masing
tiga unsur tersebut.
a. Variabel Klien
Yayasan Keluarga Anaklangit memiliki klien atau penerima layanan yang biasa disebut dengan anak didik. Anak didik di Yayasan Keluarga Anaklangit
ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, namun pada dasarnya mereka semua adalah anak yang turun ke jalan maupun anak yang berasal dari keluarga
yang kurang mampu. Biasanya anak-anak tersebut beraktivitas sehari-hari sebagai pengamen, pencari cacing, pemulung, pengemis dan sebagainya. Anak
yang bergabung di Yayasan Keluarga Anaklangit adalah anak yang masih ingin sekolah dan masih memiliki semangat belajar. Yayasan ini tidak memberikan
syarat ataupun kriteria khusus bagi anak-anak tersebut, yang terpenting anak tersebut memiliki semangat yang besar untuk belajar, rajin, serta sehat jasmani
dan rohani. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Divisi PKSA dan Sekretaris Yayasan Keluarga Anaklangit tentang bagaimana latar belakang anak didik serta kriteria
anak didik tersebut. “Kalau latar belakang mereka ya macem-macem.. ada yang korban
kekerasan dalam keluarga, ada yang dari mereka yang suka turun ke jalan.. ngamen, dagang, ngelem ah segala macem gitu kan.. atau dari
mereka yang ekonominya kurang, banyak sih. Tapi dari semuanya rata- rata emang yang memiliki masalah ekonomi ya seperti itu.
.” “…gak ada kriteria atau syarat tertentu sih, yang penting anaknya mau
belajar dan gak males.. jadi semua anak-anak yang udah terdata di anaklangit boleh ikut program-program tersebut yang penting yaa sehat
jasmani rohani gitu..”
80
Selama anak didik bergabung di Yayasan Keluarga Anaklangit, mereka
akan mendapatkan layanan program pendidikan formal dan non formal. Untuk pendidikan formal, anak didik diberikan beasiswa agar bisa bersekolah formal
seperti pada umumnya. Sedangkan untuk pendidikan non formal, anak didik diajarkan berbagai keterampilan ataupun keahlian seperti bermusik, menari,
teater, sablon, fotografi, daur ulang sampah sampai dengan pendalaman tentang agama. Jumlah anak didik yang mengikuti kegiatan pendidikan non formal
khusunya seni tari dan perkusi adalah 29 orang. Berikut ini akan dipaparkan tiga orang anak didik yang menjadi informan peneliti:
Tabel 7 Latar Belakang Anak DidikInforman
No. Nama
Latar Belakang Pekerjaan orangtua
Usia Pendidikan
Kategori 1.
Ellisa Melinia Buruh
16 tahun SMK
Children on
81
the street 2.
Dita Agustina Pencari Ikan dan
Buruh 15 tahun
SMP Children on
the street 3.
Dela Ameliana Pencari Cacing
10 tahun SD
Children on the street
80
Wawancara pribadi dengan Kak Iman, Ketua Divisi Pendidikan Kesejahteraan Sosial Anak, pada tanggal 24 Januari 2016, pada pukul 15.00 WIB.
81
Bab II hal. 59.
Informan pertama bernama Ellisa Melinia yang biasa dipanggil Elli, saat ini Elli berada di kelas 10 Sekolah Menengah Kejuruan di Tangerang dengan
mendapat beasiswa dari Yayasan Keluarga Anaklangit. Elli adalah anak biasa yang tinggal di sekitar kawasan anaklangit dan sering bermain atau beraktivitas
di jalan. Ayahnya adalah seorang buruh disebuah Pool Bus, sedangkan ibunya sudah meninggal. Ayahnya harus menghidupi 4 orang anak termasuk Elli. Pada
awalnya, Elli tidak sengaja mengetahui adanya Yayasan Keluarga Anaklangit saat ia sedang berkeliling untuk mencari daging qurban karena bertepatan saat
hari raya idul Adha, saat itu kebetulan Anaklangit sedang mengadakan pemotongan hewan qurban dan membagi-bagikannya kepada masyarakat
sekitar. Sejak itulah Elli mulai penasaran dan menyempatkan waktunya ke Yayasan Anaklangit untuk sekadar bermain atau menonton saja kegiatan yang
ada disana, tapi lama-kelamaan Elli tertarik dengan sendirinya untuk bergabung menjadi anak didik dan belajar disana dari tahun 2010 hingga sekarang.
Informan penelitian yang kedua adalah Dita Agustina yang biasa dipanggil Dita. Awal mula dita mengetahui keberadaan Anaklangit adalah dari
ibunya. Ibu Dita adalah seorang pekerja harian yang awalnya sering membantu di rumah salah seorang pendiri Yayasan Keluarga Anaklangit. Kemudian
ibunya ditawari untuk membantu mengurus yayasan dibagian logistik dan konsumsi. Sedangkan pekerjaan Ayah Dita sehari-hari adalah mencari ikan
sapu-sapu dan mengurusi ternak ayam yang dimiliki di rumah. Akhirnya keluarga memutuskan untuk tinggal di dekat Yayasan Keluarga Anaklangit dan
Dita pun bergabung menjadi anak didik di sana. Awalnya Dita hanya ikut
belajar mengaji saja, namun lama-kelamaan Dita mengikuti kegiatan lainnya yaitu menari. Saat ini Dita merupakan salah satu anak didik yang berprestasi di
sekolah maupun di Yayasan. Beasiswanya sudah ditanggung hingga tingkat universitas. Saat ini Dita juga menjadi pengajar tari di Yayasan Keluarga
Anaklangit. Informan penelitian yang ketiga adalah Dela Ameliana yang saat ini
duduk di kelas 6 SDN 19 Tangerang. Dela adalah anak didik yang bergabung di Yayasan keluarga Anaklangit sejak usia 4 tahun. Ia masuk dan belajar di Paud
Cikal dan TK Anaklangit. Ayahnya bekerja sebagai pencari cacing di sungai Cisadane dan ibunya mengurus pekerjaan rumah. Oleh karena itu, Yayasan
Keluarga Anaklangit membantu memberikan beasiswa kepada Dela agar bisa melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Berdasarakan penjelasan tersebut, ketiga informan penelitian memiliki beberapa kesamaan latar belakang yaitu mereka berasal dari keluarga pra
sejahtera dan ketiganya masih memiliki hubungan yang kuat dengan orangtua mereka. Peneliti meyimpulkan bahwa ketiga anak didik berasal dari keluarga
pra sejahtera berdasarkan indikator kesejahteraan keluarga menurut BKKBN. Dimana keluarga tersebut tidak memenuhi salah satu dari enam indikator
“kebutuhan dasar keluarga” basic needs.
82
Dari hasil penelitian di atas terkait dengan input program khususnya dalam hal ini adalah klien, peneliti melihat anak-anak yang menjadi sasaran
program di Yayasan Keluarga Anaklangit sudah memenuhi kriteria dimana
82
Bab II, hal. 65.
anak-anak tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu pra sejahtera, memiliki keinginan untuk mengikuti kegiatan di Anaklangit, dan memiliki
semangat untuk menempuh pendidikan umum.
b. Variabel Staff
Para staff atau pengurus di Yayasan Keluarga Anaklangit memiliki latar belakang pendidikan yang bermacam-macam seperti sarjana strata satu ilmu
sosial, ilmu agama, broadcasting, administrasi niaga, teknik perminyakan dsb. Para pendiri Yayasan Anaklangit yang saat ini menjadi dewan Pembina
awalnya adalah sebuah komunitas yang tergabung dalam lembaga sosial yang menangani masalah bencana dan rescue, yaitu TAGANA Tanggap Siaga
Bencana. Mereka sering terlibat dalam penyelamatan dan penyembuhan trauma trauma healing bagi para korban bencana alam. Sampai saat ini ada
sekitar 10 orang pengurus yang masih aktif mendampingi anak-anak didik. Selebihnya adalah relawan dari berbagai universitas yang ikut menjadi tenaga
pengajar di Yayasan Keluarga Anaklangit. Selain kompeten pada bidangnya masing-masing, para pengurus dan
relawan yang terlibat dalam pelaksanaan program di Yayasan Keluarga Anaklangit haruslah aktif dalam berkontribusi serta sering bertukar pikiran
selama proses pelaksanaan program. Para pengurus dan relawan juga telah mendapatkan pengembangan wahana belajar bersama dan sama-sama belajar
untuk pembentukan relawan rumah belajar keluarga anaklangit yang mandiri,