Namun dalam praktiknya, ternyata pemenuhan hak atas pendidikan menjadi sulit bahkan cenderung tidak terlaksana dengan baik. Pendidikan formal
seringkali sulit dijangkau oleh masyarakat perekonomian menengah ke bawah karena biayanya yang relatif mahal. Hal seperti ini menyulitkan anak jalanan
untuk menjangkau pendidikan formal tersebut. Dalam hal ini negara melalui Undang-Undang nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan bahwa guna memenuhi hak-hak warga negara akan suatu pendidikan khususnya anak jalanan, dapat dilaksanakan melalui sistem
pendidikan non formal.
7
Pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal berfungsi untuk mengembangkan
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian. Pendidikan
non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
7
Makmun Achmad Al Husain, “Pentingnya Pendidikan bagi Anak Jalanan,” artikel diakses
pada 22 Januari 2016 dari https:noorwangsanegara1sm.wordpress.com20120328pentingnya- pendidikan-bagi-anak-jalanan
Sejalan dengan tujuan untuk mendidik dan mengembangkan potensi anak jalanan, Rumah Belajar Keluarga Anaklangit merupakan sebuah Yayasan di kota
Tangerang yang memiliki kepedulian lebih terhadap anak-anak yang secara sosial dan ekonomi terpinggirkan dari hiruk pikuk kehidupan kota. Yayasan ini
memiliki sebuah tujuan yaitu menjadikan anak jalanan sebagai anak Indonesia yang cerdas, kreatif, mandiri, dan berbudi mulia. Sehingga dapat menghapus
stigma masyarakat tentang anak jalanan yang malas dan hanya bertumpu pada rasa kasihan dari orang lain atau pengguna jalan, akan tetapi menjadikan
masyarakat bangga pada mereka sebagai anak jalanan yang memiliki prestasi. Kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Keluarga Anaklangit ini terdiri
dari dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal ini dilakukan dengan menyekolahkan anak-anak jalanan yang masih ingin
melanjutkan pendidikan di sekolah umum dengan bantuan beasiswa. Sedangkan pendidikan nonformal dilakukan dengan memberikan berbagai pelatihan dan
keterampilan hidup life skill bagi anak-anak jalanan tersebut, seperti pelatihan daur ulang sampah recycle robotic, seni tari, perkusi, teater, dan berbagai
pelatihan pengembangan kemandirian ekonomi kreatif. Yayasan Keluarga Anaklangit ini berlokasi di tepi sungai Cisadane
tepatnya di Jalan Akses Tanah Gocap, Karawaci Hilir, Kota Tangerang. Tempat ini dibangun dengan konsep yang ramah dan hijau dengan suasana yang asri.
Saat ini Rumah Belajar Keluarga Anaklangit memang bukanlah satu-satunya yayasan yang bergerak dibidang sosial di Kota Tangerang, namun yayasan
Anaklangit ini merupakan yayasan yang pertama berdiri dan menjadi pelopor dibentuknya yayasan sosial yang lain di Kota Tangerang. Sudah banyak prestasi
dan apresiasi yang diberikan kepada Yayasan Keluarga Anaklangit salah satunya yaitu pada program daur ulang sampah, meskipun begitu masih ada saja kendala-
kendala yang dihadapi oleh yayasan ini seperti masalah infrastruktur yang belum memadai, atau tenaga pengajar yang masih kurang. Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengevaluasi program yang ada di Yayasan Keluarga anaklangit dimana nantinya penelitian ini dapat
dijadikan referensi untuk membantu pengelola Yayasan dalam mengambil sebuah keputusan. Maka dari itu peneliti mengambil judul
“Evaluasi Program Pendidikan Non Formal melalui Rumah Belajar bagi Anak Jalanan di
Yayasan Keluarga Anaklangit Kota Tangerang ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Yayasan Keluarga Anaklangit memiliki kegiatan belajar akademik atau pendidikan formal dan juga kegiatan pendidikan non formal. Namun karena
keterbatasan peneliti, maka dalam hal ini peneliti hanya membatasi penelitiannya pada proses evaluasi program pendidikan non formal yaitu seni tari dan musik
perkusi yang terdapat di Yayasan Keluarga Anaklangit. Hal ini bertujuan untuk menghindari perluasan materi yang akan dibahas selanjutnya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan penelitian di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
“Evaluasi Program Pendidikan Non Formal melalui Rumah Belajar bagi Anak Jalanan di Yayasan Keluarga Anaklangit Kota
Tangerang ”.
Dari permasalahan utama ini, peneliti selanjutnya merumuskan beberapa sub permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana evaluasi program pendidikan non formal melalui rumah belajar
di Yayasan Keluarga Anaklangit menggunakan model Evaluasi Context, Input, Process, Product CIPP?
2. Apa saja manfaat dan perubahan yang dirasakan oleh anak didik setelah
mengikuti program pendidikan non formal di Yayasan Keluarga Anaklangit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi program pendidikan non formal
melalui rumah belajar bagi anak jalanan di Yayasan Keluarga Anaklangit jika ditinjau melalui konteks context, masukan input, proses process,
dan hasil product.
b. Untuk menjelaskan apa saja manfaat dan perubahan yang dirasakan oleh
anak didik setelah mengikuti program pendidikan di Yayasan Keluarga Anaklangit.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai permasalahan kesejahteraan sosial terutama kesejahteraan anak
jalanan serta metode penanganannya. Dan juga sebagai bahan rujukan untuk study mengenai evaluasi-evaluasi program yang bergerak pada
bidang sosial dan pendidikan. b.
Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan
kepada Yayasan Keluarga Anaklangit sebagai bahan evaluasi dan perencanaan program, serta untuk menyajikan masukan bagi pengambilan
keputusan tentang modifikasi, perbaikan maupun pengembangan program.
c. Manfaat Sosial
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial masyarakat terhadap masalah sosial yang terjadi pada anak jalanan
khususnya bagi Pemkot Tangerang dan umumnya untuk masyarakat luas.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis
data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
8
Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.
9
Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti, yaitu data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekadar terlihat
dan terucap tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut. oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
yang menggunakan berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan data secara simultan agar memperoleh data yang pasti.
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian evaluasi. Jenis penelitian evaluasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan suatu program dan menilai apakah program telah
8
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: CV Alfabeta, 2009 Cet.5, h1.
9
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, h.3.
dilaksanakan sesuai rencana.
10
Jenis penelitian evaluasi juga digunakan untuk mengetahui efektifitas program dan hambatan-hambatan yang terdapat di
dalamnya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator yang diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program
akan dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas atau ditingkatkan.
11
Jadi manfaat metode evaluasi adalah untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan
program yang lalu dan untuk memperbaiki pelaksanaan program yang akan dilaksanakan selanjutnya.
12
Penelitian ini menggunakan model evaluasi yang dikemukakan oleh Daniel Stufflebeam, dkk 1967 yaitu model evaluasi Context Input Process
Product CIPP. Model ini menjelaskan evaluasi terhadap konteks, evaluasi terhadap masukan, evaluasi terhadap proses dan terakhir evaluasi terhadap
hasil.
13
Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini digambarkan tentang bagaimana evaluasi program pendidikan non formal
melalui rumah belajar di Yayasan Keluarga Anaklangit Kota Tangerang.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Rosdakarya, 2007, Cet Ke- 2, h.158.
11
Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h.24.
12
Wirawan, Evaluasi Teori Model Standar Aplikasi dan Profesi Jakarta: Rajawali Press 2011, h.16.
13
Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, h.54.
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Juli 2016, sedangkan lokasi penelitian dilaksanakan di Yayasan Keluarga
Anaklangit, Jl Akses Tanah Gocap, Karawaci Hilir, Kota Tangerang.
4. Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk pemilihan informan dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling dimana teknik pemilihan
informan mula-mula jumlahnya sedikit, kemudian dari informan ini selanjutnya dipilih orang-orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang berkaitan
dengan penelitian, dan begitu seterusnya hingga data yang didapatkan sudah mencapai tingkat jenuh. Teknik ini juga disebut sebagai teknik bola salju karena
diibaratkan seperti bola salju yang menggelinding semakin lama semakin besar.
14
Konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana memilih informan, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan mempermudah peneliti menjelajahi obyeksituasi sosial yang diteliti. Yang
terpenting disini bukan jumlah informannya, melainkan potensi dari setiap kasus untuk dapat memberikan pemahaman secara teoritis mengenai aspek yang
dipelajari.
15
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: CV Alfabeta, 2009, Cet ke-5, h.53.
15
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: CV Alfabeta, 2009, Cet ke-5, h.54.