berkelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya; 7 siswa memperbaiki tulisannya
berdasarkan hasil suntingan teman; 8 guru dan siswa memilih dua majalah dinding catatan harian terbaik; 9 siswa memajang majalah dinding catatan
harian terbaik di dalam kelas; 10 tulisan terbaik diberi penjelasan; 11 siswa menyimpulkan dan memberikan pendapatnya tentang pembelajaran hari itu; 12
guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung direct method instruction dan teknik
modeling; dan 13 guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari pembelajaran menulis buku harian.
Tahap selanjutnya adalah penutup. Pada kegiatan pembelajaran tahap akhir ini guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan tiga model contoh buku harian.
3.1.2.3 Observasi
Observasi pada siklus II masih sama dengan siklus I, peneliti masih dibantu oleh kedua temannya, yang satu membantu mengambil gambar pada saat proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan yang satu membantu pada tahap wawancara yang dilakukan diluar proses pembelajaran.
Tujuan dilakukan observasi pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I, yaitu untuk mengungkapkan segala peristiwa yang berhubungan dengan
pembelajaran, baik aktivitas selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan melalui metode
pembelajaran langsung direct method instruction dan teknik modeling. Data observasi diperoleh dengan mengkaitkan antara hasil obeservasi, jurnal, dan
wawancara, dengan data tes yang dilakukan pada tiap siklus. Data-data dari observasi ini kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh hasil pengamatan yang
sempurna.
3.1.2.4 Refleksi
Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada
pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok karena pada
siklus II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke dalam bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah
buku harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis
buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku
harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis. Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai
komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II
ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan
dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit
berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
sudah sesuai dengan target, maka penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII. Adapun sumber datanya adalah siswa kelas VII E SMP
Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 20082009. Rincian yang jelas tentang siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 20082009 berjumlah 40 siswa yang
terdiri atas 16 siswa putra dan 24 siswa putri. Penentuan subjek penelitian ini didasarkan atas hasil wawancara dengan guru yang mengajar di kelas VII E SMP
Negeri 30 Semarang yang menyatakan bahwa keterampilan menulis buku harian siswa masih kurang maksimal.
Pembelajaran menulis buku harian kurang diperhatikan, karena guru menganggap bahwa kegiatan menulis buku harian akan membutuhkan banyak waktu