Penilaian KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

7. Hendaknya sarung tangannya diganti dengan yang bersih, lalu anak jari kiri dimasukkan ke mulutnya, digosok giginya, dibersihkan mulutnya dari riak atau darah kalau ada, dan diwudhukan. 8. Bersihkan kuku-kuku jari kaki dan tangannya. 9. Kemudian kepala dan janggutnya di basuh, rambut dan janggutnya disisir perlahan- lahan. Rambutnya yang tercabut hendaklah dicampur kembali ketika mengafaninya. 10. Disunahkan menyiram air mulai anggota yang kanan diawali dari kepala bagian kanan terus kebawah, kemudian bagian kiri hingga merata ke seluruh badan dan diulang 3tiga kali. Air pembasuhan yang terakhir ini sebaiknya dicampur dengan kapur barus atau wangi-wangian yang lain. Yang berhak memandikan mayat sebaiknya jika mayit itu laki-laki yang memandikan laki-laki pula, kecuali istri dan muhramnya orangtua, adik, kakak dan anaknya. Sebaliknya jika mayitnya perempuan hendaknya yang memandikan juga perempuan kecuali suami atau mahramnya. Jika seorang istri meninggal yang lebih berhak memandikan adalah suaminya begitupun sebaliknya jika suami meninggal maka yang lebih berhak memandikan adalah istrinya.

C. Mengkafani jenazah

Mengkafani jenazah maksudnya yaitu membungkus jenazah dengan kain kafan. Kewajiban mengkafani jenazah status hukumnya yaitu fardu kifayah bagi orang Islam yang masih hidup. Anggota keluarga yang ditinggalkan memiliki kewajiban untuk menyediakan kain kafan bagi jenazah. Bila keadaan ekonomi keluarga yang berkabung tidak sanggup menyediakan kain kafan, persediaan kain kafan disediakan oleh baitul mal. Sementara bila baitul mal tidak ada, maka orang Islam yang mampu berkewajiban untuk menyediakan kain kafan. Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna purtih, sederhana, yakni tidak mahal. Adapun ketentuan dalam mengkafani jenazah adalah Jenazah laki-laki dibungkus oleh tiga helai kain kafan yang menutupi tubuhnya sedangkan bagi jenazah perempuan dilapisi lima lembar kain kafan yaitu kain basahan kain mandi, baju, tutup kepala, kerudung dan kain kafan yang menutupi tubuhnya. Perlengkapan mengakafani: 1. Tujuh utas tali dari sobekan kain putih 2. Segi tiga tutup kepalarambut 3. Sehelai tutup dada, dengan berlobang pada bagian lehernya 4. Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang. Khusus wanita dilengkapi dengan : 1. Kain basahan, sebagai penutup bagian aurat bawah. 2. Kerudung untuk rambut 3. Baju untuk penutup bagian dada dan lengan. 4. 5 helai kapas selembar telapak tangan 5. 7 Bulatan kecil, penutup lobang 6. Serbuk kapur barus, cendana yang berfungsi sebagai pengharum. Cara Pelaksanaan Mengkafani: 1. Letakan jenazah membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain kafan jangan sampai mayat telanjang secara terbuka. 2. Tutuplah tujuh lubang yaitu, 2 mata, 2 telinga, 2 hidung dan 1 pusar dengan bulatan kapas yang ditaburi serbuk kapur barus 3. Tutuplah lembaran kapas yang ditaburi sebuk kapur barus pada wajah muka, leher kanan kiri, ketiak kanan kiri, lengan siku kanan dan kiri, di bawah dan atas peregelangan tangan, kedua ergelangan kakinya, kedua lingkaran mulut 4. Bagi Jenazah pria, tutuplah segitiga kain putih di bagian rambut kepala dengan ikatan pada jidat, katupkan tutup dada melalui lubang pada lehernya, katupkan lipatan tutup celana dalamnya. 5. Bagi jenazah Wanita, letakkan tiga pintalan rambut ke bawahbelakang kepala, tutupkan kain mukena pada rambut kepala, utupkan belahan kain baju pada dada, lipatkan kain basahanmelingkar badan perut dan auratnya, katupkan dengan melingkartubuh badannya kain kafan yang rapat,tertib, menyeluruh.

D. Menyalatkan jenazah

Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah hendaknya disalatkan dan hukumnya fardu kifayah bagi orang muslim yang masih hidup. Keluarga dekat jenazah anak yang salehsalehah boleh ikut menyalatkan orang tuanya yang sudah meninnggal. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam syarat sahnya salat jenazah : 1. Suci dari hadas besar dan kecil, suci badan, pakaian jauh dari najis, menutup aurat dan menghadap kiblat 2. Shalat dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani 3. Letak jenazah disebelah orang yang menyalatkan. Adapun rukun shalat jenazah 1. Salat jenazah dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala.