• Anak autis mengalami gangguan dalam hal perilaku,
baik perilaku berkelebihan maupun berkekurangan.
gangguan perilaku yang dimunculkan dapat
berdampak pada dirinyasendiri maupun
oranglain.
REALITA
• perilaku anak yang kurang wajar dapat dikendalikan
dan dapat dibentuk sehingga anak dapat diterima oleh
lingkungannya
IDEALITA
• Menjadi metode dalam penatalaksanaan perilaku
untuk anak autis awal dari persiapan sebelum
penanganan, proses penanganan, evaluasi dan
hasil yang didapat setelah mendapatkan penanganan
PENGGUNAAN METODE LOVAAS ABA DALAM
PENATALAKSANAAN PERILAKU
Dari pengertian di atas maka dapat ditekankan bahwa evaluasi adalah cara untuk mengetahui seberapa kemampuan anak dalam menguasai materi yang
diberikan, serta dari evaluasi dapat diketahui hal-hal yang tidak disukai dan disukai anak sehingga memudahkan terapis guru dalam membuat rencana kedepan dan
dalam pembuatan program disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki anak serta imbalan dapat disesuaikan.
D. Kerangka Pikir
Perilaku anak yang kurang wajar dapat terbentuk sebagai mana mestinya,
sehingga dapat diterima di masyarakat
Gambar 1. Kerangka Berfikir Anak autis adalah seorang anak yang yang mengalami gangguan
perkembangan. Sehingga perkembangan anak autis tidak sama seperti pada anak umumnya yang sebaya. Gangguan perkembangan ini disebabkan oleh berbagai
faktor yang akibatnya berdampak pada kelainan komunikasi, interaksi sosial, dan
perilaku. Meskipun demikian anak autis memiliki penampilan fisik yang sama seperti anak pada umumnya dan memiliki tingkatan IQ yang juga beragam bahkan
ada anak autis yang memiliki IQ normal atau di atas rata-rata. Anak autis akan menunjukkan perilaku yang lain atau menganggap aneh
jika dibandingkan dengan anak normal. Anak autis lebih cenderung suka menyendiri, takut dengan hal-hal yang baru dan orang-orang yang baru dikenal.
Anak autis sebagian besar memiliki kemampuan yang sangat rendah, sehingga dalam memberikan pelajaran perlu dimulai dari yang sangat sederhana, dengan
memecah kegiatan-kegiatan. Pembelajaran yang paling awal bisa dimulai dengan perintah-perintah sederhana seperti duduk, makan, berdiri, yang diajarkan secara
konsisten yaitu dalam memberikan perintah tidak berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena anak autis dalam melakukan kegiatan sehari-hari dengan menggunakan
pembiasaan atau struktur yang tetap. Anak autis mengalami banyak gangguan, termasuk dalam perilakunya, hal
ini akan menjadikan permasalahan bagi anak terutama dalam hal melakukan aktifitasnya sehari-hari. Banyak metode yang digunakan untuk mengajar anak autis,
seperti terapi baik terapi biomedika ataupun terapi alternatif, metode Lovaas dan metode Sonrise. Dalam menentukan metode pembelajaran untuk anak guru harus
mengetahui bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh anak, sehingga dapat ditentukan metode mana yang lebih sesuai dengan kondisi anak. Sebab metode
yang bagus belum tentu cocok diterapkan untuk anak, bahkan metode antara satu anak dengan yang lainnya tidak sama.
Melihat kondisi anak autis yang mengalami permasalahan pada perilaku, baik perilaku yang berlebih maupun perilaku yang berkekurangan, serta
kemampuan anak autis yang cenderung melakukan sesuatu dengan monoton, maka dibutuhkan metode yang dalam penerapannya harus terstruktur. Melalui metode
Lovaas diharapkan anak autis dapat dibentuk perilakunya, mulai dari melakukan kontak mata sampai meniru gerakan-gerakan yang dimulai dari gerakan yang
sederhana misalnya gerakan tangan untuk memegang, mengambil, dan menggerakkan kaki dengan berdiri, berjalan, menendang. Dengan penerapan
metode Lovaas ini, perilaku anak autis yang dimunculkan dapat terarah dan sesuai dengan perilaku normal pada umumnya. Karena keunggulan pada penerapan
metode Lovaas ini menggunakan cara yang terarah, terstruktur, dan terukur, yang nantinya juga memudahkan terapis dalam melakukan evaluasi terkait dengan
kemajuan yang dicapai anak. Metode Lovaas diterapkan dari persiapan yang meliputi persiapan ruangan
dan persiapan anak sebelum pembelajaran, pelaksanaan yang meliputi teknik pembelajaran, pemberian instruksi, reward, dan Prompt. Serta adanya pelaksanaan
penilaian dan evaluasi untuk mengetahui perubahan perilaku yang dimunculkan setelah anak mendapatkan penanganan dengan Lovaas. Dengan menerapkan
metode Lovaas ABA dengan baik dan benar, diharapkan anak-anak autis kelas
dasar dalam penatalaksanaan perilaku akan semakin baik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan metode Lovaas
dalam penatalaksanaan perilaku anak autis kelas dasar di Sekolah Luar Biasa Yogyakarta dari proses pelaksanaan pembelajaran tatalaksana perilaku, teknik
pelaksanaan pembelajaran tatalaksana perilaku, sampai dengan tahap penilaian dan evaluasi.
E. Pertanyaan Penelitian
Dari kerangka berpikir di atas, pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan apa yang dilakukan guru sebelum menentukan materi ajar
untuk penatalaksanaan perilaku dengan menggunakan metode Lovaas?
2. Bagaimana proses pelaksanan metode Lovaas pada penatalaksanaan
perilaku anak autis awal?
a. Kurikulum apa yang dijadikan pedoman oleh guru dalam membuat
materi ajar? b.
Teknik apa saja yang digunakan guru dalam penerapan metode Lovaas dalam penatalaksanaan perilaku anak autis awal?
c. Bagaimana proses penilaian penerapan metode Lovaas dalam
penatalaksanaan perilaku anak autis kelas dasar?
d. Bagaimana proses evaluasi penerapan metode Lovaas dalam
penatalaksanaan perilaku anak autis kelas dasar? 4. Bagaimana tingkat keberhasilan penerapan metode Lovaas dalam
penatalaksanaan perilaku untuk anak autis kelas dasar?