Reduksi Data Teknik Keabsahan Data

I. Subyek Siswa

Tabel 8.a.1 Tabel Identitas Subjek Penelitian Siswa Autis di SLB Khusus Autis Bina Anggita Identitas Subjek I Subjek II Nama Initial DFR EAH Usia 7 Tahun 8 Tahun Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Alamat Yogyakarta Yogyakarta Masuk Sekolah Tanggal - 24 Februari 2011 Kelas TK LB 1 SD LB Subjek penelitian DFR merupakan seorang siswa penyandang autis yang secara fisik, subjek memiliki ukuran tubuh yang proposional. Subjek tampak tidak memiliki kondisi cacat fisik, dengan kulit putih dan rambut hitam lurus. Meskipun secara fisik anak terlihat tidak memiliki kecacatan fisik, akan tetapi dalam perkembangan motorik terutama motorik halus anak mengalami kesulitan terutama untuk memegang. Hal ini disebabkan karena kemampuan motorik halus jari tangan masih lemah. Berdasarkan observasi dan penuturan guru pendamping subjek, perilaku subjek masih bisa dikatakan belum terbentuk. Kemampuan kontak mata anak masih belum mampu bertahan lama dan masih harus diarahkan. Untuk pemahaman terhadap perintah, anak masih membutuhkan bantuan. Sedangkan untuk kepatuhan tergantung dengan kondisi anak saat itu. Ketika mood anak baik, maka anak mudah diarahkan, sebaliknya ketika mood anak kurang baik, maka anak sulit untuk diarahkan, bahkan selama pelajaran berlangsung anak tidak mau belajar dan jika dipaksakan untuk belajar anak akan menangis kemudian mencakar, atau menarik jilbab gurunya. Dalam hal komunikasi, subjek merupakan anak autis yang belum mampu berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal, sehingga anak belum bisa melakukan komunikasi dua arah atau meminta sesuatu yang diinginkan anak. Dalam hal kemampuan interaksi sosial. Anak cenderung diam dan terlihat tidak merespon orang disekitarnya. Anak suka dengan dunianya sendiri, akan tetapi anak bisa dengan tiba-tiba mencakar orang lain yang ada di dekatnya. Jika ada hal yang tidak disukai anak, biasanya anak akan menangis bahkan melukai orang tersebut dengan cara mencakar atau menggigit. Anak suka menggigit benda yang ada disekitarnya bahkan baju yang dipakainya. Subjek penelitian berikutnya adalah EAH. Secara fisik, subjek memiliki ukuran tubuh yang proposional. Subjek tampak tidak memiliki kondisi cacat fisik, dengan kulit sawo matang, dan rambut lurus yang dicukur habis. Subjek memiliki kemampuan koordinasi motorik kasar yang sudah bisa dibilang bagus. Hal ini terlihat dari kemampuan anak berjalan di atas titian, dan menggerakkan tangan anak. Sedangkan untuk motorik halus, meskipun dalam memegang jari tangan sudah tidak lemas, tetapi anak belum mampu memfungsikan gerak jari tangan dengan baik seperti untuk menulis, mewarnai, maupun menggunting.