kepada guru dengan berjalan sambil bersalaman, lalu anak baru masuk ke ruangan masing-masing dan berdoa di dalam ruangan baru kemudian pembelajaran dimulai.
Sedangkan SLB Citra Mulia Mandiri sebelum pembelajaran dimulai anak dikumpulkan di ruangan depan kelas yang difungsikan sebagai tempat berkumpul
guru. Untuk hari senin dan selasa biasanya anak langsung masuk kelas, sedangkan untuk rabu dan kamis anak dilatih sensomotornya dengan bermain musik, dan
untuk hari jumat sabtu anak melakukan senam dan terkadang jalan sehat keluar sekolah.
C. Deskripsi Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tatalaksana Perilaku Dengan
Metode Lovaas Applied Behavior Analysis ABA
Deskripsi proses pelaksanaan pembelajaran tatalakasana perilaku dengan metode Lovaas, yang didapat melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen
dibedakan menjadi: a deskripsi kurikulum yang diterapkan untuk subjek, b deskripsi teknik yang di terapkan dalam penatalaksanaan perilaku, c deskripsi
proses penilaian dari metode Lovaas yang diterapkan untuk subjek, dan d deskripsi proses evaluasi dari metode Lovaas yang diterapkan untuk subjek.
Deskripsi pada masing-masing proses dijelaskan sebagai berikut:
1. Deskripsi Kurikulum Tatalaksana Perilaku dengan Metode Lovaas
Applied Behavior Analysis ABA
Materi yang digunakan dalam pembelajaran tatalaksana perilaku dengan metode Lovaas Applied Behavior Analysis ABA pada anak autis kelas dasar di
ketiga SLB yang dijadikan tempat penelitian berpedoman pada kurikulum tunagrahita untuk pembelajaran akademiknya, hal ini diketahui dari hasil
wawancara kepada guru yang menangani anak yaitu “kurikulum masih berpedoman dengan tunagrahita tetapi mendapat modifikasi sesuai dengan kemampuan anak
yang ada.”. Sedangkan untuk penyampaian pembelajaran berpedoman pada kurikulum Lovaas, yang semuanya ditentukan berdasarkan kemampuan anak yang
diketahui dari hasil observasi awal terhadap anak. Pemberian materi pada tahap pertama guru melatihkan kepatuhan kepada
anak, dan kemampuan kontak mata. Secara akademik materi pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada masing-masing anak yaitu meliputi, matching gambar
buah, alat transportasi, huruf, angka, dan warna. Kemudian identifikasi benda yang biasa dijumpai dan dipakai anak, serta identifikasi anggota tubuh. Adapun pedoman
pembelajaran yang dibuat oleh masing-masing guru, yang digambarkan melalui tabel 12.a sampai dengan tabel 12.f yaitu:
Tabel 10.a Pedoman Pembelajaran Tatalaksana Perilaku dengan Metode Lovaas untuk Subjek DFR
No Mata Pelajaran Materi
1 Kognitif
Menyamakan warna Menyamakan benda
Identifikasi anggota tubuh 2
Psikomotori Menunjuk anggota tubuh
Meniru gerakan motorik kasar Meniru gerakan motorik halus
3 Bahasa
Mendengarkan perintah Memahami perintah satu tahap
Memahami nama dirinya Memahami kalimat ajakan
4 Pembiasaan
Meniru gerakan motorik mulut Meniru huruf vocal
Meniru suara di sekitar Meletakkan sepatu dirak sepatu
Berdoa sebelum dan sesudah makan Mengambil tas sebelum pulang
5 Bina diri
Bersalaman Memakai sepatu
Makan dengan sendok Minum dengan gelas
Toilet training Melepas baju
6 Sensori integrasi
Berjalan dipapan titian Mengenal rasa
Berdiri di atas satu kaki Merangkak dan music
Pembelajaran yang diterapkan untuk DFR, meskipun sudah ada pedoman pembelajaran, akan tetapi secara praktiknya guru tidak menggunakan pedoman
pembelajaran dalam menangani siswa. Dalam proses pembelajaran DFR sering ganti guru sehingga pedoman pembelajaran yang diterapkan belum pasti. Seperti
contoh pada saat peneliti melakukan observasi pertama kali, DFR dipegang oleh mahasiswa yang menjadi volunter di sekolah tersebut, dan ketika ditanyakan
pedoman pelaksanaan pembelajarannya, volunter tersebut mengatakan bahwa tidak ada pedoman yang di pakai, selanjutnya ketika tahap observasi kedua subjek DFR
dipegang oleh AS yang mulai mengajar di SLB Bina Anggita dan merupakan wali kelas DFR sekarang, namun ketika ditanyakan ulang terkait pedoman pembelajaran,
guru tersebut AS menyampaikan belum memiliki pedoman dan hanya
melaksanakan pembelajaran secara insidental, kemudian pada saat peneliti melakukan observasi terakhir kepada subjek, subjek tersebut DFR tidak di pegang
oleh AS karena AS tidak dapat masuk karena sakit, dan akhirnya DFR di alaihkan kepada guru terapis yang biasa menerapi anak-anak di SLB Bina Anggita. Ketika
ditanyakan ulang pedoman pembelajarannya, terapis tersebut mengalami kebingungan karena juga tidak membuat pedoman, atau diberi pedoman dalam
mengajar. Sehingga selama anak tersbut DFR ditangani oleh terapis DFR hanya di massage atau diajak bermain.
Pedoman pembelajaran untuk subjek penelitian selanjutnya yaitu EAH dapat digambarkan melalui tabel 10.b sebagai berikut:
Tabel 10.b Pedoman Pembelajaran Tatalaksana Perilaku dengan Metode Lovaas untuk Subjek EAH
No Mata Pelajaran Materi
1 Pendidikan Agama
Berdoa sebelum dan sesudah belajar Berdoa sebelum dan sesudah makan
Berjabat tangan dengan guru 2
Pendidikan Kewarganegaraan
Penguasaan konsep dan nilai-nilai sopan santun
Konsep baik-buruk Memberi salam kepada guru dan teman
Mematuhi instruksi guru
3 Bahasa Indoesia
Mendengarkan instruksi guru Kontak mata saat diberi instruksi
Meniru pengucapan kata Mengeblok
Menebalkan garis, huruf dan bentuk Mencocok
4 Matematika
Memahami konsep angka Mengenal bentuk benda
Mengenal warna Matching angka, bentuk, huruf, dan
warna 5
Ilmu Pengetahuan Alam Memahami bagian-bagian tubuh
Mengenal dan memahami buah-buahan Menenal dan memahami benda-benda
Identifikasi bagian tubuh Identifikasi benda-benda
Identifikasi buah-buahan Imitasi gerakan
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
Penguasaan konsep perintah kata kerja Sosialisasi di lingkungan
Identifikasi anggota keluarga 7
Sensori integrasi Pengenalan rasa
Berjalan dengan rintangan Keseimbangan
Berjalan di papan titian
8 Binadiri
Berkemas-kemas pulang sekolah Toilet training
Makan
Pedoman pembelajaran yang diberikan kepada EAH menyesuaikan dengan matapelajaran SD. Meskipun dalam praktiknya pedoman pembelajaran ini belum
dapat terlaksana sepenuhnya hal ini kembali pada kondisi siswa yang tidak selalu memiliki mood baik. Meskipun materi diajarkan, siswa masih membutuhkan
bantuan penuh dalam melaksanakan instruksi yang diberikan oleh guru. Dari pedoman pembelajaran yang dibuat oleh guru, yang sudah dikuasai oleh EAH
adalah melakukan kontak mata meskipun terkadang masih perlu dibantu, mendengarkan dan mematuhi instruksi, mengenal aneka bentuk benda, matching,
dan identifikasi bagian tubuh. Untuk materi yang lain terutama materi dalam memahami konsep anak belum mampu.