ruangan meskipun sudah memenuhi standar akan tetapi barang yang terdapat di dalam ruangan terlalu banyak sehingga ruangan terkesan sempit dan ruang gerak
siswa terbatas. Tidak adanya ruang kedap suara sehingga anak mudah terdistraksi suara dari luar.
Kondisi ruangan yang belum memenuhi kriteria terlihat pula di SLB Citra Mulia Mandiri. Meskipun secara fasilitas peralatan yang ada cukup memadai dan
lengkap,seperti sudah tersedianya media pembelajaran yang cukup, adanya papan jadwal dan papan reward, adanya papan tulis, akan tetapi pengkondisian siswa
yang belum maksimal. Hal ini terlihat dari penempatan anak dalam satu ruangan melebihi penempatan anak yang seharusnya yaitu satu ruangan digunakan untuk
empat siswa. Meskipun ruangan cukup luas lebih dari 2m x 2m akan tetapi kondisi ruangan tidak diberi sekat pembatas antar siswa, hal ini berpengaruh pada perhatian
anak, karena anak akan mudah terdistraksi dengan keadaan sekitar, terlebih karakter setiap siswa yang berada dalam satu ruangan dan memiliki jenis ketunaan yang
berbeda pula.
b. Persiapan Anak
Untuk mendapatkan keberhasilan terapi maka perlu diperhatikan kemampuan awal anak. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kemampuan
kontak mata dan kepatuhan kepada anak, karena kontak mata dan kepatuhan
merupakan kunci utama dalam keberhasilan pelaksanaan tatalaksana perilaku dengan Lovaas.
Apabila kepatuhan belum terbentuk maka kepatuhan dapat diajarkan dengan Discret Trial Training. Sedangkan untuk melatihkan kontak mata menurut Handojo
2009:7 dapat diajarkan dengan cara instruksi “lihat”, dan ketika anak merespon maka secepatnya diberikan imbalan, yang bertujuan untuk memperkuat respon
anak. Akan tetapi jika dengan instruksi “lihat” ternyata anak tidak merespon maka guru wajib mengarahkan anak, karena bisa jadi anak tidak memahami instruksi
yang diberikan dan jika anak berhasil secepatnya diberikan imbalan. Perintah ini harus terus diulang sampai anak benar-benar bisa dan terbentuklah kepatuhan
sebagai kunci pertama memasuki Lovaas. Di ketiga sekolah tempat pengambilan data, persiapan anak dalam
menerima pembelajaran terlihat berbeda dengan persiapan yang seharusnya dilakukan dalam prosedur persiapan untuk anak pada penerapan metode Lovaas
yaitu mempersiapkan kontak mata dan kepatuhan. Di masing-masing sekolah mempersiapkan anak lebih kepada mempersiapkan anak sebelum masuk kelas yaitu
seperti senam, bermain music dan lainnya. Meskipun pada awalnya hal yang dilakukan adalah sama yaitu melaksanakan observasi kepada anak sebelum
merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan kepada anak, untuk mengetahui karakteristik anak.