Tujuan Metode Lovaas Applied Behavior Analysis ABA
a. Memecah setiap keterampilan menjadi bagian-bagian atau langkah-
langkah yang lebih kecil. b.
Diajarkan secara sistematik, terstruktur, dan terukur. c.
Metode pengajaran : 1
Sistem one on one atau satu guru satu murid, satu ruangan. 2
Instruksi spesifik yang jelas, singkat dan konsisten 3
Berulang-ulang sampai respon tanpa prompting. 4
Dilakukan maintainance dan generalisasi.
Dalam penerapan metode Lovaas, diberikan secara one on one yang artinya satu guru satu murid. Metode ini diajarakan secara sistematis terukur, dan
terstruktur, serta adanya instruksi yang jelas dan konsisten dalam memberikan arahan. Metode Lovaas dalam penerapan tidak terlepas dengan adanya prompt dan
reward sebagai penguat perilaku yang dimunculkan. Bonny Danuatmaja 2003: 29 mengatakan bahwa
“prinsip awal metode Lovaas adalah meningkatkan kemampuan reseptif atau kognitif pemahaman anak
autis. ” Metode ini dimulai dengan jumlah latihan yang sedikit untuk beberapa
minggu pertama, kemudian meningkat sesuai dengan kondisi anak. Hal ini akan membantu anak menjadi lebih terbiasa dalam kegiatan terstruktur.
Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat ditegaskan bahwa prinsip metode Lovaas adalah dilakukan berdasarkan operant conditioning, dengan
menggunakan rumus A B C, yaitu A yang merupakan antecedent, merupakan hal yang mendahului terjadinya perilaku berupa instruksi yang diberikan kepada
anak autis. B adalah Behavior atau perilaku yaitu berupa instruksi. Sedangkan C
adalah Consequence merupakan konsekuensi yang ditimbulkan akibat adanya Antecedent dan Behavior.
Metode Lovaas memiliki konsep memecah suatu ketrampilan menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Diajarkan secara sistematik, terstruktur, dan
terukur, sistem one on one atau satu guru satu murid, satu ruangan, dengan intruksi spesifik yang jelas, singkat, konsisten, berulang-ulang sampai respon tanpa
prompting, sehingga perlu adanya pemberian imbalan untuk memperkuat perilaku positif yang dimunculkan.