Penyajian Data Kesimpulan dan verifikasi
dipaksakan untuk belajar anak akan menangis kemudian mencakar, atau menarik jilbab gurunya.
Dalam hal komunikasi, subjek merupakan anak autis yang belum mampu berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal, sehingga anak belum bisa
melakukan komunikasi dua arah atau meminta sesuatu yang diinginkan anak. Dalam hal kemampuan interaksi sosial. Anak cenderung diam dan terlihat tidak
merespon orang disekitarnya. Anak suka dengan dunianya sendiri, akan tetapi anak bisa dengan tiba-tiba mencakar orang lain yang ada di dekatnya. Jika ada hal yang
tidak disukai anak, biasanya anak akan menangis bahkan melukai orang tersebut dengan cara mencakar atau menggigit. Anak suka menggigit benda yang ada
disekitarnya bahkan baju yang dipakainya. Subjek penelitian berikutnya adalah EAH. Secara fisik, subjek memiliki
ukuran tubuh yang proposional. Subjek tampak tidak memiliki kondisi cacat fisik, dengan kulit sawo matang, dan rambut lurus yang dicukur habis. Subjek memiliki
kemampuan koordinasi motorik kasar yang sudah bisa dibilang bagus. Hal ini terlihat dari kemampuan anak berjalan di atas titian, dan menggerakkan tangan
anak. Sedangkan untuk motorik halus, meskipun dalam memegang jari tangan sudah tidak lemas, tetapi anak belum mampu memfungsikan gerak jari tangan
dengan baik seperti untuk menulis, mewarnai, maupun menggunting.
Berdasarkan observasi dan penuturan guru pendamping subjek, kemampuan kontak mata anak masih perlu diarahkan. Kemampuan kontak mata anak belum
mampu bertahan lama, dan anak lebih suka melihat kesamping daripada keguru yang ada di depannya. Kemampuan anak dalam memahami perintah sederhana
seperti duduk, berdiri, sudah bagus dan tidak membutuhkan prompt, sedangkan untuk perintah tertentu yang masih asing bagi anak, maka harus diarahkan. Tidak
jauh berbeda dengan subjek pertama, untuk kepatuhan, masih tergantung dengan kondisi anak saat itu. Ketika mood anak baik, maka anak mudah diarahkan, jika
mood anak kurang baik, maka anak sulit untuk diarahkan. Dalam hal komunikasi, meskipun anak sudah mampu mengeluarkan suara
dari mulut akan tetapi kata yang dikeluarkan masih belum sesuai dengan seharusnya dan masih monoton, sehingga anak belum bisa melakukan komunikasi
dua arah atau meminta sesuatu yang diinginkan. Sedangkan untuk kemampuan interaksi sosial. Anak cenderung diam dan terlihat tidak merespon orang
disekitarnya, bahkan anak cenderung menarik diri dari oranglain, tidak mau bergabung dengan teman-temannya. Sehingga ketika jam istirahat, anak lebih suka
duduk di kursi atau duduk di pojok ruangan daripada bergabung dengan yang lain. Meskipun anak dipaksa bergabung dengan yang lain nanti anak dengan sendirinya
akan menjauh. Karakteristik subjek selanjutnya dapat dilihat secara rinci melalui tabe 8.b.1, yaitu sebagai berikut:
Tabel
8.b.1 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian Siswa Autis di SLB Khusus Autis Bina Anggita
Subjek Karakteristik
Kontak mata Interakasi sosial
Komunikasi Perilaku
DFR Belum bertahan
lama masih
harus diarahkan Tidak
merespon orang yang ada
disekitarnya Belum
mampu komunikasi
verbal maupun non verbal
Anak suka menggigit benda yang ada di
sekitarnya, bahkan
baju yang dipakainya sendiri.
Suka mencakar orang yang
ada di sekitarnya EAH
Belum mampu bertahan
lama dan masih harus
di arahkan. Cenderung diam
dan tidak
merespon orang
disekitarnya Belum
mampu berkomunikasi
dua arah.
kata yang
dikeluarkan belum
sesuai dan
masih monoton.
Anak cenderung pasif. Dan
perilaku tergantung
dengan mood anak.
Identitas subjek penelitian berikutnya dijabarkan juga dalam tabel 8.a.2, sebagai berikut:
Tabel 8.a.2 Tabel Identitas Subjek Penelitian Siswa Autis di SLB Khusus
Autis Fajar Nugraha Identitas
Subjek III Subjek IV
Nama Initial AFN
FCM
Usia 7 Tahun
9 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki Laki-laki
Alamat Sleman, Yogyakarta
Sleman, Yogyakarta
Masuk Sekolah
Tanggal
1 April 2013 22 Maret 2011
Kelas TK LB
1 SD LB Subjek penelitian AFN secara fisik memiliki penampilan normal seperti
anak lain pada umunya yang seusia. Anak ini memiliki postur tubuh normal dengan kulit putih, rambut sedikit ikal dan mata “belok”.