Penilaian Proses dan Hasil Penggunaan Metode Lovaas Applied Behavior

bulan keseluruhan materi telah berhasil dimastered oleh anak, maka dapat ditambahkan materi baru tanpa menunggu waktu 3 bulan habis. Berikut contoh evaluasi kemampuan awal anak, dalam penerapan metode Lovaas menurut Handojo 2003: 66 yaitu: Tabel. 4: Contoh Tabel Evaluasi Kemampuan Anak Evaluasi Awal Kemampuan memakai kaos kaki Pada Tanggal : tanggal – bulan – tahun Nama Anak : nama subjek yang dievaluasi Kemampuan anak sesuai dengan materi program: kemampuan yang dimunculkan anak sesuai dengan program, missal : anak mampu melepaskan kaos kaki tanpa bantuan Kemampuan lain di luar materi program: kemampuan diluar materi yang diajarkan, missal: anak menaruh kaos kaki kotor ditempat cucian Perilaku tidak wajar yang tampak: perilaku yang tidak wajar yang muncul ketika anak melakukan aktifitas materi program, missal : anak melepas kaos kaki dengan menangis Hal- hal yang disukai anak imbalan, R+ Items: Anak suka diberi imbalan dengan tepuk tangan Hal- hal yang tidak disukai anak R- Items: Anak tidak suka dipeluk Temuan Lain: hal lain yang ditemukan saat pembelajaran diluar materi yang diajarkan, missal: anak bisa membedakan kaos kaki bersih dan kotor Pada tabel di atas pada kolom tanggal diisi dengan tanggal ketika sedang melaksanakan evaluasi, kemudian di bawahnya, pada tabel nama anak diberi nama anak yang sedang di evaluasi. Begitujuga dengan kolom kemampuan anak, ditulis dengan kemampuan anak yang dimunculkan yang sesuai dengan program yang diberikan, selanjutnya pada kolom kemampuan lain diluar materi program ditulis kemampuan diluar materi yang diajarkan. Contoh untuk materi yang diajarkan adalah menggunakan kaos kaki, rangkaian program dalam memakai kaos kaki yang telah dibuat dan telah dikuasai anak dituliskan di kolom kemampuan anak sesuai dengan materi program yang diajarkan, sedangkan untuk perilaku anak yang diluar dari rangkaian program yang akan diberikan ditulis di kolom kemampuan lain. Kemudian ketika anak memperlihatkan perilaku yang tidak wajar dan tidak diharapkan selama terapi atau pemberian materi maka perilaku yang dimunculkan dituliskan di kolom perilaku tidak wajar yang tampak. Imbalan-imbalan yang disukai anak dituliskan di kolom hal-hal yang disukai anak, sedangkan untuk hal yang tidak disukai dituliskan di kolom tidak disukai anak. Jenis imbalan dapat ditentukan pada awal melakukan identifikasi terhadap anak sebelum menentukan materi ajar. Jika selama terapi ada hal-hal lain terkait dengan kondisi anak maka dapat dituliskan dikolom paling bawah. Adapun contoh pedoman evaluasi yang dapat digunakan untuk anak autis yang mengalami kelambatan dalam menyerap materi, menurut Handojo 2009 :264 yaitu: Tabel 5: Contoh Tabel evaluasi bagi anak autis yang mengalami kelambatan dalam menyerap materi PENILAIAN 810 untuk Harian MaintenanceDiscrimination Training No. K.M.A Uraian Instruksi B.01.1 Tepuk Meja “Tirukan” Tgl Terapis Instruksi Ke- - - = respons tidak ada 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai + = respons mandiri - - p - - P - - p - 10 P = Prompt 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml Op= - dan + - P - - P Jml Rp = resp. + 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nilai = Rp Op Penilaian 810 eight out of ten dinyatakan “passed” bila pada program harian, maintenance, dan discrimination training untuk materi yang sama, anak mampu mencapai score nilai masing-masing lebih 80. Melalui penilaian 810 ini, kemajuan anak dapat dipantau secara prosentase. Dengan demikian setiap kemajuan kecil dapat dipantau. Simbol K dalam tabel merupakan kategori aktivitas dalam penyusunan program, aktivitas yang sudah disusun bisa diberi simbol A, B, atau C, dari setiap kategori dibagi menjadi materi-materi yang disingkat dengan simbol M dan materi diberi kode 01, 02, dan seterusnya, sedangkan simbol A adalah aktivitas yang dipecah dari materi yang ada dan bisa diberi simbol angka 1, 2, dan seterusnya. Simbol Op merupakan symbol dari Operant Conditioning, sedangkan Rp adalah Respont Conditioning. • Anak autis mengalami gangguan dalam hal perilaku, baik perilaku berkelebihan maupun berkekurangan. gangguan perilaku yang dimunculkan dapat berdampak pada dirinyasendiri maupun oranglain. REALITA • perilaku anak yang kurang wajar dapat dikendalikan dan dapat dibentuk sehingga anak dapat diterima oleh lingkungannya IDEALITA • Menjadi metode dalam penatalaksanaan perilaku untuk anak autis awal dari persiapan sebelum penanganan, proses penanganan, evaluasi dan hasil yang didapat setelah mendapatkan penanganan PENGGUNAAN METODE LOVAAS ABA DALAM PENATALAKSANAAN PERILAKU Dari pengertian di atas maka dapat ditekankan bahwa evaluasi adalah cara untuk mengetahui seberapa kemampuan anak dalam menguasai materi yang diberikan, serta dari evaluasi dapat diketahui hal-hal yang tidak disukai dan disukai anak sehingga memudahkan terapis guru dalam membuat rencana kedepan dan dalam pembuatan program disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki anak serta imbalan dapat disesuaikan.

D. Kerangka Pikir

Perilaku anak yang kurang wajar dapat terbentuk sebagai mana mestinya, sehingga dapat diterima di masyarakat Gambar 1. Kerangka Berfikir Anak autis adalah seorang anak yang yang mengalami gangguan perkembangan. Sehingga perkembangan anak autis tidak sama seperti pada anak umumnya yang sebaya. Gangguan perkembangan ini disebabkan oleh berbagai faktor yang akibatnya berdampak pada kelainan komunikasi, interaksi sosial, dan