SIFAT KEANGGOTAN KOPERASI KEANGGOTAAN KOPERASI

1. SIFAT KEANGGOTAN KOPERASI

Keanggotaan Koperasi adalah sukarela dan terbuka sifatnya. Dengan demikian setiap orang yang dapat memenuhi syarat keanggotaan Koperasi pada dasarnya dapat diterima menjadi anggota. Sukarela berarti bahwa tidak ada paksaan dalam bentu apapun dan oleh siapa pun juga, melainkan hanya atas dasar kemauan diri sendiri. Ini juga berarti bahwa setiap anggota dapat berhenti sebagai anggota jika ia merasa bahwa koperasi kurang bermanfaat untuknya, atau oleh karena perpindahaan alamat atau pergantian pekerjaan. Semuanya dasarnya atas kemauan sendiri dan atas kesadaran sendiri. Juga dari pihak Koperasi harus merasakan bahwa seseorang yang hanya menjadi anggota tanpa memenuhi kewajiban sebagai yang telah dimufakati bersama, tidak ada manfaatnya untuk mempertahankan orang serupa itu. Akan tetapi sifat terbuka untuk semua orang, jangan diartikan secara mutlak, sehingga siapa saja dan dimana saja harus diterima menjadi anggota. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi lebih dahulu umpamanya harus sudah dewasa, membayar uang simpanan mempunyai mata pencaharian sehari-hari yang sesuai dengan usaha Koperasi bertempat tinggal di dalam daerah kerja Koperasi dan sebagainya. Ini semua harus dipenuhi lebih dahulu. Ada juga Koperasi yang mengharuskan supaya calon-calon anggota mengikuti pendidikan Koperasi secara singkat terlebih dahulu, sebelum masuk menjadi anggota Koperasi. Adakalanya pula suatu Koperasi untuk sementara waktu menunda penerimaan anggota baru, mengingat bahwa kemampuan Koperasi untuk penerimaan melayani anggota baru belum ada, sehingga dengan menerima anggota baru dikhawatirkan merugikan anggota-anggota yang telah ada. Akan tetapi pada dasarnya memang harus diterima, Cuma tanggal penerimaan dapat ditunda. Demikian juga mengenai anggota yang hendak berhenti jika ia merasa bahwa Koperasi tidak bermafaat padanya. Akan tetapi harus diingat bahwa disamping seorang yang hendak berhenti masih banyak anggota-anggota lain yang tetap hendak mempertahankan keanggotaan mereka sebagai Koperasi. Ditinjau dari sudut ini, maka tidaklah benar bahwa setiap anggota yang menyatakan berhenti pada hari ini, seketika itu jugalah ia menuntut dikembalikan padanya semua modal simpanan-simpanannya yang tertulis atas namanya pada Koperasi. Ini tidak mungkin untuk semua Koperasi, dan oleh karenanya Koperasi dapat menentukan di dalam anggaran dasarnya atau menurut keputusan-keputusan rapat anggota bahwa pengembalian simpannya dilakukan pada waktu dan menurut cara yang sesuai dengan kesanggupan koperasi itu sendiri, mengingat terutama kelanjutan hidup Koperasi sebagai perusahaan ekonomi yang berbadan hukum. Yang benar ialah, bahwa seorang anggota Koperasi yang menyatakan berhenti dari Koperasi pada hari ini, mulai pada hari ini tidak lagi turut bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambil oleh Koperasi atau anggota Koperasi, karena keputusan itu diambil sesudah ia menyatakan berhenti sebagai anggota Koperasi . Akan tetapi walaupun ia telah berhenti ia masih tetap bertanggung jawab mengenai keputusa- keputusan yang diambil oleh rapat Anggota Koperasi selama ia menjadi anggota.

2. HUBUNGAN ANGGOTA DENGAN USAHA KOPERASI