-   Memperlakukan  kebijaksanaan  tersendiri  di  dalam  perkreditan  terhadap  Koperasi,  dan sebagainya.
2.   Penciptaan Iklim Menguntungkan Bagi Pertumbuhan Koperasi
Suasana  iklim  untuk  suburnya  pertumbuhan  Koperasi  tidak  dapat  datang  begitu  saja. Untuk  itu  Pemerintah  berusaha  menciptakan  suasana  yang  dapat  mendorong  pertumbuhan
Koperasi  dengan  cara  mengadakan  koordinasi-koordinasi.  Dengan  koordinasi-koordinasi, tersebut  dimaksudkan  agar  berbagai  pihak  yang  ada  sangkut-pautnyu  dengan  pertumbuhan
Koperasi  dapat  dipastikan  pandangannya.  Berbagai  pihak  yang  ada  sangkut-pautnya  dengan pertumbuhan Koperasi tersebut antara lain adalah instansi-instansi lain sebagai berikut :
-   Departemen Perdagangan dan Koperasi yang bertugas untuk membina organisasi. -
Departemen  Pertanian  yang  mempunyai  sangkut  paut  dengan  berbagai  jenis  barang yang dipasarkan oleh Koperasi.
- Departemen  Dalam  Negeri  yang  mempunyai  sangkut-pautnya  dengan  daerah  dimana
Koperasi melakukan kegiatannya. -
Bank  Pemerintah  antara  lain  :  Bank  Rakyat  Indonesia  yang  mempunyai  sangkut-paut dengan perkreditan kepada Koperasi.
-   Instansi-instansi lain lagi yang masih banyak lagi. Apabila  diantara  para  pembina  terdapat  kesamaan  gerak  dais  langkah  di  dalam
pembinaan Koperasi, maka dapat dipastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan Koperasi akan dapat berjalan lancar lagi.
3.  Pengembangan Organisasi dan Manajemen Koperasi
Di dalam rangka pengembangan organisasi dan manajemen KoperasiKUD ada berbagai tindakan  Pemerintah  yang  dilaksanakan:  Pada  dasarnya  tindakan-tindakan  tersebut  dapat
digolongkan  pada  2  dua  tindakan  utama,  yaitu  disatu    pihak  untuk  memperkokoh  organisasi dan di lain pihak untuk memperbaiki manajemennya.
a.   Organisasi
Untuk  memperkokoh  organisasi  Koperasi,  pendekatan  pembinaan  oleh  Pemerintah dilakukan dengan jalan memperkokoh Koperasi-Koperasi tingkat Primer. Dengan memperkokoh
Koperasi  Proper  tersebut,  maka  akan  merupakan  landasan  yang  cukup  bagi  perkembangan Koperasi selanjutnya.
Tindakan  ini  dilakukan  sebab  Koperasi-Koperasi  Primer  yang  ada  belum  cukup  kuat untuk landasan perkembangan Koperasi lebih lanjut, sebab :
-   Wilayah  kerjanya  yang  terlalu  kecil,  tidak  atas  perhitungan  perhitungan  potensi ekonominya, melainkan daerah administrasi Pemerintahan.
-   Kemampuan usaha yang sudah tidak dapat berkembang lagi sebab terbatasnya sumber- sumber bahan yang ada.
-   Terbatasnya  tenaga-tenaga  yang  trampil  dan  mampu  di  daerahwilayah  usaha  yang terbatas.
-   Pola manajemen  yang tidak memungkinkan perluasan usaha lebih lanjut. -   Tidak dapat disatukannya wilayah usaha Koperasi dengan area pembangunan.
Untuk  mengatasi  masalah  tersebut,  Pemerintah  melakukan  perombakan  organisatoris dengan  mengembangkan  Koperasi  Unit  Desa.  Perbedaan  antara  Koperasi  pada  umumnya
dengan Koperasi Unit Desa terletak pada pendekatan pembinaannya. Pembinaan  terhadap  KUD  dikaitkan  dengan  prioritas  pembangunan  Pemerintah.  Oleh
sebab itu pengembangan dan penumbuhan KUD erat hubungannya dengan pengembangan dan pertumbuhan Wilayah Unit Desa.
Selain  KUD  itu  dibina  oleh  pejabat-pejabat  dari  berbagai  instansi  Pemerintah  menurut bidangnya  masing-masing,  KUD  pun  memperoleh  bimbingan  dari  Badan  Usaha  Unit  Desa
BUUD, yaitu wadah  dari unsur-unsur masyarakat, seperti Lurah, Guru, Alim Ulama. BUUD  ini tidak melaksanakan kegiatan usaha, tetapi sebagai badan pembimbing kemasyarakatan.
Yang  dimaksud  dengan  Wilayah  Unit  Desa  adalah  suatu.  Wilayah  Unit  yang  dapat meliputi  lebih  dari  sate  desa  dan  merupakan  wilayah  kesatuan  ekonomi  yang  utuh.  Dan  areal
inilah yang merupakan daerah kerja KUD. Usaha dari KUD tidak dapat dilepaskan dengan fungsi Unit Desa, yaitu :
1   Perkreditan. 2   Penyaluran sarana produksi.
3   Pengolahan dan pemasaran hash pertanian. KUD ini akhirnya harus menjadi lembaga di tingkat desa yang merupakan basis kegiatan
dan urat nadi kehidupan perekonomian desa. Dari  penjelasan-penjelasan  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  pendekatan
pembinaan Koperasi diarahkan pada Koperasi-Koperasi yang cukup kuat dan dapat berkembang dengan kekuatannya sendiri. Untuk itu, Koperasi-Koperasi yang telah ada kecil-kecil disatukan,
disamping itu struktur organisasinyapun akan disederhanakan.
Tujuan daripada struktur organisasi tersebut adalah : 1   Meningkatkan volume dan kemampuan usaha Koperasi.
2   Memungkinkan penggunaan sarana-sarana usaha Koperasi yang lebih maju. 3   Memungkinkan penggunaan modal secara lebih efisien.
4   Memungkinkan memberikan pelayanan yang baik terhadap anggota.
5   Menekan biaya yang keluar serendah mungkin. Pada perkembangan lebih lanjut, pembentukan Koperasi Unit Desa dikaitkan dengan jumlah
desa yang ada di seluruh Indonesia.
4. Penyatuan Koperasi-Koperasi yang Kecil