TANGGUNGAN PENGURUS KOPERASI PENGURUS KOPERASI

Jika sudah waktunya mengangkat manager, maka Pengurus memberikan garis-garis yang jelas mengenai tugas kewajiban manager tersebut. Mengenai Manager diuraikan tersendiri dalam Bab XXXIII Management Koperasi. Perumusan sebagai tersebut diatas ini tentunya bukan mencangkup seluruh kegiatan Pengurus dalam menunaikan tugas kewjibannya. Yang dirumuskan tadi hanya mengenai intinnya saja dan seterusnya dapat diperinci lagi. Kita ambil saja contoh tentang no. 2 diatas yang hanya mengenai garis-garis besar saja sedang mengenai bagaimana dan bilamana tindakan-tindakan dalam rangka pelaksaaan wewenang itu dilakukan , bergantung pada keadaan. Demikian juga mengenai umpam no.7 tentang pekerjaan orang-orang untuk melakukan pekerjaan sehari- hari, adalah suatu rumusan umum saja dan dapat diperinci lagi menurut keperluannya, sebagai mengangkat manager atau manager umum jika kemampuan Koperasi sudah ada untuk itu. Akan tetapi jelas bahwa wewenang pengurus ada untuk hal-hal serupa itu dalam rangak melaksanakan tugas dan kewajibannya, demikian juga mengenai tugas kewajiban lainnya. Bahwa dalam tugas kewajiban Pengurus itu sering disangkutkan dengan ketentuandi dalam Anggaran Dasar Koperasi “ lihat no.5 dan 6, membuktikan bahwa Pengurus tidak mempunyai wewenang atau kekuasaan tidak terbatas dalam menunaikan tugas kewajibannya ; dalam beberapa hal prinsipil kata-kata “ sesuai dengan keputusan Rapat Anggota No. 1 dan 2 dan : “menurut ketentuan-ketentuan Undang-Undang Koperasi” atau “ketentuan-Pengurus terikat pada keputusan Rapat Anggota sebagai kekuasaan tertinggi, maupun pada ketentuan Undang- Undang Koperasi yang berlaku. Akan tetapi kebijaksanaan untuk melaksanakan keputusan Rapat Anggota itu maupun untuk hal-hal yang telah ditetapkan Undang-Undang Koperasi sebagai tugas kewajibannya, adalah sepenuhnya di dalam tangan kekuasaan Pengurus. Kebijaksanaan Pengurus inilah yang akan dinilai kelak oleh Rapat Anggota Lihat Bab XII mengenai Rapat Anggota dan cara pelaksanaannya.

4. TANGGUNGAN PENGURUS KOPERASI

Sebagai diterangkan diatas sewaktu menerangkan tugas kewajiban Pengurus maka Pengurus melakukan tindakan dan upaya dari kepentingan dan kemanfaatan Koperasi dan dalam hal itu memimpin organisasi dan usaha Koperasi. Jika ditanbahkan pula bahwa usaha Koperasi itu meliputi jual-beli dalam bidang perniagaan , maka dapat dimengerti bahwa usaha Koperasi itu senantiasa diliputi kemungkinan-kemungkian pula usaha Koperasi mengahapi rugi. Ada kalanya atau tidak bijaksana dalam memilih petugas harian dan karyawan Koperasi sehingga oleh karena kelalaian mereka ini, Koperasi mengalami kerugian. Tentu timbul pertanyaan, bagaimanakah jika Koperasi mederita kerugian hanya oleh karena kelalaian Pengurus Koperasi ? Apakah cukup jika Pengurus itu diberhentikan oleh Rapat Anggota sedangkan kerugian yang diderita Koperasi menjadi tanggungan Koperasi ? Ini tentunya tidak adil karena kelalaian akibat kurang telitinya Pengurus menunaikan tugas kewajibannya tidak boleh dialihkan tanggungan orang lain, melainkan harus dipertanggung jawabakan oleh yang bersangkutan sendiri. Dalam Undang-Undang tentang Poko-Pokok PerKoperasian, dengan jelas disebut tentang.”Tanggungan Pengurus” itu dengan menetapkan pada pasal 25 dan 26 hal-hal sebagai berikut “: Pasal 25 Pengurus baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang diderita oleh Koperasi karena kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan oleh anggota-anggota pengurus ; Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota Pengurus , maka mereka bersama menanggung kerugian itu ; Seseorang anggota Pengurus bebas dari tanggungannya, jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tadi bukan oleh karena kelalaiannya, serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupny untuk mencegah akibat dari kelalaian tadi ; Terhadap penggantian kerugian oleh anggota atau anggota-anggota Pengurus yang dilakukan tanpa kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan tuntutan umum. Mengenai berlakunya ketetapan di dalam ayat 1 pasal ini, masing-masing anggota Pengurus dianggap telah mengetahui segala sesuatu yang semestinya patut diketahuinya. Pasal 26. Jika seseorang anggota pengurus yang dituntut untuk memenuhi tanggungan dapat membuktikan bahwa kerugian yang diderita oleh Koperasi hanya untuk sebagian kecil disebabkan kelalainnya, maka dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut Hakim pengadilan Negeri dengan menyimpang dari ketentuan pasal 25 ayat 2 dapat menentukan lain. Dengan adanya ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Koperasi tersebut kiranya jelas bahwa Pengurus menanggung dalam kerugian Koperasi jika hal itu terjadi akibat kelalaiannya maupun oleh kesengajaannya. Rapat Anggota menentukan apakah hal tentang kelalalaian atau kesengajaan tersebut terbukti. Jika Pengurus menerima keputusan Rapat Anggota itu maka pengurus secara bersama diantara seluruh anggota-anggotanya menanggung kerugian tersebut dan melunasinya. Jika diantara sesama anggota ada yang merasa keberatan tentang tanggungan yang dibebankan kepadanya, maka ia dapat membuktikan bahwa ia tidak turut didalam tanggungan tersebut. Pembuktian itu meliputi bahwa kerugian itu bukan oleh karena kelalaiannya, karena ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya mencegah akibat dari kelalaian itu. Jika seseorang merasa tidak turut menanggung dalam kerugian, ataupun tidak menerima bagian pengganti kerugian yang dibebankan menjadi tanggungannya karena dirasa tidak adil ataupun terlalu besar jumlahnya, maka ia mengemukakan keberatnya kepada pengurus Koperasi. Jika Pengurus Koperasi yang terlihat dalam timbulnya kerugian tersebut sudah diberhentikan, maka dengan sendirinya yang melaksanakan keputusan tentang penyelesaian tanggungan itu ialah Pengurus Pengganti baru Dalam hal penentuan tanggungan Pengurus ini tidak tercapai persesuaian pandapat diantara Rapat Anggota dan pengurus, maupun diantara sesama anggota Pengurus sendiri, maka satu-satunya jalan keluar ialah mencari penyelesaikan melalui saluran hukum dimuka Pengadilan Negeri, jika juga Badan Pemeriksa sudah tidak dapat menengahi masalahnya. Perlu juga diperhatikan, bahwa sebelum sampai melangkah kejurusan itu, yang bersangkutan meminta nasehat da pandapat dari Pejabat Koperasi Pemerintah, yang mungkin dapat menemukan jalan tenga yang lebih baik melalui musyawarah diantara kedua belah pihak .

5. MASA JABATANYA PENGURUS.