Dilihat dari segi pembinaan, maka titik berat pembinaan pada phase mempertahankan hidup adalah memberikan landasan hukum yang cukup kuat dan mantap bagi Koperasi. Untuk
itu, pada phase mempertahankan hidup ini diundangkan Undang-Undang Nomor 121967, tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
Pada phase Rehabilitasi, titik berat pembinaan perkoperasian di tekankan pada peningkatan ketrampilan dan penetapan- landasan organisasi dan usaha yang kuat. Oleh sebab
itu pada - phase ini Pemerintah mendirikan Pusat-Pusat Pendidikan Koperasi, Lembaga Jaminan Kredit Koperasi dan memperkenalkan BUUDKUD sebagai sumber kekuatan landasan organisasi
Koperasi.
Pada phase Konsolidasi, titik berat pembinaan Pemerintah adalah untuk memberikan keseimbangan antara aspek usaha dan aspek ideal dari Koperasi untuk dapat menjadi Koperasi
yang utuh, sebagai Koperasi yang benar dan bermanfaat baik bagi anggota maupun lingkungannya.
3. Hubungan Koperasi dengan Pembangunan
Tujuan Pembangunan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 3 tiga hal yaitu : a. Untuk meningkatkan produksi.
b. Untuk membuka kesempatan kerja. c. Untuk menaikkan dan meratakan pendapatan.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, dapat dipergunakan berbagai alat antara lain Koperasi. Koperasi sebagai organisasi ekonomi dapat berfungsi untuk menaikkan produksi
seperti Koperasi-Koperasi Koperasi yang bergerak dibidang produksi, untuk membuka kesempatan kerja meliputi Koperasi-Koperasi baru dan yang berkembang, dan pula dapat
bertindak sebagai slat untuk menaikkan pendapatan dan meratakan pendapatannya. Untuk itu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL JUMLAH SIMPANAN DAN S.H.U. SEJAK 1968 NOMOR
TAHUN SIMPANAN
S.H.U 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10 1968
1969 1970
1971 1972
1973 1974
1975 1976
1977 259.917.254,-
1.648.869.265,- 3.276.282.360,-
4.678.789.146,- 4.977.396.819,-
6.788.187.400,- 8.766.609.309,-
- -
- -
812.548.935,- 1.183.975.159,-
1.700.011.736,-
Data Direktorat Jenderal Koperasi Dari tabel jumlah anggota, simpanan dan S.H.U. diatas kelihatan bahwa jumlah Koperasi
selalu bertambah dari tahun-ketahun. Ini berarti bahwa Koperasi sebagai organisasi orang- orang dirasakan kemanfaatannya. Dan perkembangan ini berarti pula bahwa Koperasi dapat
pula menampung tenaga kerja baru.
Bila memperhatikan sisa basil usahanya, kelihatan pula bahwa Koperasi di Indonesia mampu menambah pendapatan anggota, sebab pada dasarnya sisa hasil usaha itu
dibagikan kepada para anggota sesuai dengan jasanya.
4. Koperasi Sebagai Alat Untuk Menaikkan Produksi
Seperti yang telah diuraikan. pada bab : Koperasi-Koperasi yang bergerak dibidang produksi usahanya antara lain adalah memperoleh harga layak bagi hasil produksinya dan juga
untuk menaikkan produktivitasnya. Kenaikan produksi yang dilakukan oleh Koperasi semata-mata didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan efisiensi dan keuntungan yang dapat diperoleh oleh anggota yang bersangkutan dan. masyarakat dilingkungan kerjanya. Apabila kenaikan. produksi tersebut tidak
diikuti oleh kenaikan harga atas hasil produksi tersebut, pada. hakekatnya Koperasi tidak memperoleh kemanfaatan dari kenaikan tersebut.
Di dalam usaha untuk menaikkan produksi, Koperasi dapat bertindak sebagai berikut : a. Memberikan pendidikan, latihan, penyuluhan tentang tata cara menanam dan memelihara
tanaman yang baik. Koperasi dapat meminta bantuan dari berbagai, Dinas yang bertanggung jawab untuk itu, seperti Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan sebagainya.
b. Mencari benih atau bibit yang mempunyai daya hasil yang tinggi seperti bibit unggul : PB. S; PB. 8, PB. 26, si ampat untuk padi, jagung metro, kedele orba, dan sebagainya.
c. Bertindak sebagai pengecer berbagai pupuk dan obat-obatan yang diperlukan untuk dapat berhasilnya produksi tanaman yang bersangkutan.
d. Memberikan penerangan,
penyuluhan dan
latihan-latihan tentang
tata cara
mempergunakan pupuk maupun memberantas hama. e. Koperasi dapat memberikan kredit produksi kepada petani. Ini artinya ialah apabila petani
untuk memprodusir tidak mempunyai modal, Koperasi dapat memberi, pinjaman modal untuk itu.
f. Koperasi dapat pula melakukan penelitian-penelitian maupun penyelidikan-penyelidikan dalam rangka menaikkan hasil produksi atas usahanya.
Tindakan-tindakan tersebut diatas dapat dilakukan oleh Koperasi, baik sebagai pelengkap atas kegiatan-kegiatannya maupun sebagai tindakan komersil yang diusahakan berdiri sendiri.
Sebagai contoh, penjualan pupuk dan obat-obatan dapat dilakukan bersamaan dengan pembagian penerangan dan penyuluhan penggunaannya, tetapi dapat pula dilakukan secara
terpisah dan memperoleh upah untuk itu.
5. Koperasi Sebagai Alat Untuk Membuka Kesempatan Kerja