Manajemen Lembaga Jaminan Kredit Koperasi LJKK

5 Menekan biaya yang keluar serendah mungkin. Pada perkembangan lebih lanjut, pembentukan Koperasi Unit Desa dikaitkan dengan jumlah desa yang ada di seluruh Indonesia.

4. Penyatuan Koperasi-Koperasi yang Kecil

Dalam mengembangkan Koperasi agar usahanya lebih kuat dan dapat terus-menerus berjalan, diperlukan adanya Koperasi-Koperasi yang kuat. Untuk itu, Koperasi-Koperasi yang ada yang umumnya kecil-kecil, perlu disatukan. Ada 2 dua cara penyatuan Koperasi-Koperasi yang kecil-kecil tersebut, yaitu : - Merger atau mengembang yaitu Koperasi-Koperasi yang ada dalam satu Wilayah Unit Desa meleburkan did p ada salah satu Koperasi yang ada, dengan kata lain, Koperasi yang masih ada tersebut lalu mengembang, sebab arealnya ditambah dengan areal Koperasi yang membubarkan dirinya pada Koperasi yang bersangkutan. - Fungsi atau melebur yaitu beberapa Koperasi yang melebur did menjadi satu Koperasi dengan membentuk Koperasi baru yang lebih besar. Disamping penyatuan Koperasi baik secara merger maupun fusi tersebut, untuk dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi, dilakukan pula penyederhanaan tingkat organisasi Koperasi struktur organisasi Koperasi. Penyederhanaan tingkat organisasi tersebut dilakukan dengan cara : a. Menghapuskan atau membubarkan salah satu atau lebih tingkat Koperasi yang telah ada atas dasar keputusan Rapat Anggota mencapai efisiensi usaha misalnya menghapuskan tingkat Gabungan Koperasi. b. Membentuk Koperasi tingkat-Pusat atau Gabungan dan Induk atas dasar dorongan ekonomis : artinya bila secara ekonomis tidak dirasakan perlunya maka tidak perlu dibentuk.

5. Manajemen

Di dalam tata kehidupan perkoperasian di Indonesia peranan manajemen terasa semakin penting. Pendekatan Pemerintah untuk. meningkatkan maupun pengelolaan Koperasi adalah dengan cara pendidikan dan latihan-latihan. Untuk hal tersebut Pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut : - Mendirikan Pusat Latihan dan Penataran Koperasi PUSLAT-PENKOP ditingkat pusat dan ditiap ibukota PropinsiDaerah Istimewa di seluruh Indonesia didirikan Balai Latihan dan Penataran Koperasi ini merupakan tempat untuk mendidik dan melatih baik aparatur Pemerintah maupun gerakan Koperasi untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan .di bidang perkoperasian. - Mendatangkan para ahli perkoperasian dari Luar Negeri expert yang mempunyai keahlian pada berbagai bidang kegiatan Koperasi. Untuk itu, para ahli yang datang tersebut harus berusaha memindahkan keahliannya kepada orang-orang Indonesia. - Mengirimkan orang-orang Indonesia, baik dari kalangan Pemerintah maupun Gerakan Koperasi untuk mempelajari perkoperasian di Luar Negeri. Kedatangan Expert dan Pengiriman ke Luar Negeri No. Tahun PUSLATKOP Expert Kader ke Luar Negeri Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 19691970 19701971 19711972 19721973 19731974 19741975 6 5 5 5 1 2 - - - 3 3 6 18 12 17 18 12 32 Jumlah 24 12 109

6. Lembaga Jaminan Kredit Koperasi LJKK

Pada tahun-tahun yang lalu, permodalan Koperasi dirasakan masih sangat Iemah. Setiap ada Koperasi yang meminjam dari Bank, hampir selalu tidak memiliki jaminan atas kredit yang diperlukan tersebut. Sebagai akibatnya Koperasi yang bersangkutan tidak dapat berkembang dengan baik. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah pada tahun 1970 membentuk Lembaga, Jaminan Kredit Koperasi LJKK. Tujuan pokok didirikannya LJKK tersebut adalah untuk memberikan jaminan terhadap Koperasi-Koperasi yang memerlukan kredit dari Bank dalam menambah atau memperbesar usahanya, Dengan dibentuknya LJKK tersebut maka Koperasi- Koperasi yang membutuhkan kredit dapat meminta kepada LJKK agar menjamin kredit tersebut. Selain untuk memberikan jaminan tersebut, LJKK juga dapat bertindak sebagai berikut : - Memberikan subsidi kepada Koperasi-Koperasi yang tidak mampu membayar bunga secara penuh. - Membebaskan seluruh atau sebagian bunga atas kredit yang diterima Koperasi. Di dalam operasinya. tidak semua Koperasi dapat memperoleh fasilitas dari LJKK seperti tersebut diatas. Untuk itu ada 3 tiga kategori Koperasi yang dihubungkan dengan pelayanan LJKK seperti tersebut diatas. Adapun ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut. a. Koperasi-Koperasi yang sudah cukup kuat dan tee mane mengadakan hubungan langsung dengan Bank. Koperasi-Koperasi seperti ini tidak, lagi memperoleh atau memerlukanfasilitas dari LJKK. b. Koperasi-Koperasi yang belum cukup kuat sehingga terhadap kredit dari Bank telah mempunyai, jaminan sendiri, tetapi tidak mampu membayar bunganya secara penuh. Untuk Koperasi-koperasi seperti ini dapat memperoleh bantuan subsidi bunga dari LJKK. c. Koperasi-Koperasi, yang masih lemah permodalannya, sehingga untuk tiap kredit yang diminta dari Bank masih memerlukan jaminan. Koperasi ini sangat memerlukan fasilitas dari LJKK.

7. Gerakan Koperasi