KESATUAN ORGANISASI KOPERASI SELURUH INDONESIA KOKSI-1961 GERAKAN KOPERASI INDONESIA GERKOPIN-1966.

f. Mempelajari serta mengusahakan pemecahan soal-soal kemasyarakatan, perekonomian dan politik yang secara langsung atau tidak langsung bertalian dengan Koperasi. g. Mencari dan memelihara hubungan dengan gerakan Koperasi diluar negeri dan menarik perhatian terhadap segala kepentingannya. h. Membantu setiap perjuangan, khusus yang dihadapi oleh sesuatu Koperasi yang tergabung dan yang terutama bersifat mempertaruhkan dasar paham Koperasi. disadur dan dikutip dari pasal 4 dan pasal 5 Anggaran Dasar Dewan Koperasi Indonesia- 1953.

3. KESATUAN ORGANISASI KOPERASI SELURUH INDONESIA KOKSI-1961

Perubahan kebijaksanaan pemerintah dibidang tata negara dan tata perekonomian di Indonesia sejak Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, dengan sendirinya mengakibatnya juga perubahan kebijaksanaan mengenai Koperasi dan fungsi Koperasi dalam tata kehidupan bangsa Indonesia. Unsur demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin yang menjadi cirri kebijaksanaan tersebut harus jelas terlihat dalam penyelenggaraan tiap Koperasi. Segenap instansi Pemerintah diikut sertakan dalam membimbing gerakan Koperasi menurut bidangnya masing-masing. Organisasi Koperasi harus dijadikan alat pelaksana ekonomi terpimpin. Untuk itu perlu dijaga agar organisasi Koperasi sebagai suatu organisasi usaha bersama milik rakyat dalam lapangan swasta tidak terpisah dari Pemerintah. Oleh karenanya pimpinan Pemerintah dan pimpinan organisasi Koperasi sebagai suatu keseluruhan harus berada di satu tangan. Untuk keperluan ini ditetapkan surat Keputusan Presiden no 226 tentang : Keastuan Organisasi Koperasi seluruh Indonesia disingkat : KOKSI, pada tanggal 3 juni 1961. Susunan organisasi KOKSI : Sesuai dengan susunan ketatanegaraan Republik Indonesia, susunan organisasi KOKSI berbentuk tunggal dan piramidal terdiri atas : a. Dewan Nasional. b. Dewan Daerah Tingkat I c. Dewan Daerah Tingkat II Pimpinan : a. Pimpinan Organisasi berbentuk Dewan Pimpinan. b. Pimpinan tertinggi adalah PresidenPimpinan Besar Revolusi Indonesia. c. Karena jabatannya, Menteri yang diserahi tugas urusan Koperasi, menjadi Ketua Pimpinan Dewan Nasional KOKSI. Keanggotaan Dewan Pimpinan terdiri dari unsur-unsur : Pemerintah, Gerakan Koperasi, Tenaga-tenaga ahli dan Wakil-wakil Daerah tingkat I yang diangkat oleh Pemerintah.

4. GERAKAN KOPERASI INDONESIA GERKOPIN-1966.

Pemerintah ORDE BARU sejak permulaan tahun 1966 telah melakukan usaha-usaha untuk megadakan koreksi terhadap kebijaksanaan perkoperasian yang lalu dan mengembalikan Koperasi pada fungsi dan peranan yang sebenarnya. Musyawarah Gerakan Koperasi seluruh Indonesia pada pertengahan tahun 1966 antara lain mendesak Pemerintah untuk tidak mengakui lagi KOKSI sebagi kesatuan organisasi Koperasi. Menteri perdagangan dan Koperasi pada bulan Juli 1967 menyetujui pembentukan badan baru yang disebut : GERAKAN KOPERASI INDONESIA disingkat GERKOPIN yang pada dasarnya tidak menurut sertakan unsur-unsur Pemerintah dalam keanggotaan dan dalam Pimpinan Organisasinya. Selama berdirinya, GERKOPIN dapat berhasil turut mengambil bagian yang tidak kecil artinya dalam menyusun Undang-Undang tentang Pokok-pokok Perkoperasian U.U. No. 121967 yang sampai sekarang masih berlaku. Seterusnya hubungan dengan international Cooperative Alliance ICA serta Koperasi-Koperasi di luar negeri yang sejak tahun 1960 sampai 1966 terhenti hubungannya diperbaharui kembali. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Koperasi yang baru U.U. No. 12 tahun 1967, maka GERKOPIN mnyesuaikan diri dengan ketentuan Undang-Undang ini. Untuk keperluan ini diadakan Musyawarah Nasional ke II GERKOPIN yang berlangsung pada tanggal 11 sampai dengan 14 Nopember 1968.

5. DEWAN KOPERASI INDONESIA DEKOPIN-1968