BAB XXVIII PERANAN KOPERASI DIDALAM PEMBANGUNAN
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Peranan Koperasi di dalam ekonomi terletak pada hasil yang dicapai yang dapat dirasakan kemanfaatannya baik oleh
anggota maupun lingkungannya. Kemanfaatan yang diperoleh tersebut, dapat kemanfaatan yang berwujud seperti pembagian sisa hasil usaha, harga yang menguntungkan maupun tidak
berwujud seperti pendidikan-pendidikan, latihan-latihan dan juga kemanfaatan bersama seperti : pembangunan jembatan, gedung sekolah dan sebagainya.
Pada bagian dua bab II telah dicoba untuk dijelaskan jawaban atas pertanyaan apa Koperasi itu dan bagaimana cara menjalankan Koperasi agar dapat berhasil dengan baik. Pada
bagian ini akan dicoba untuk dijelaskan peranan apa yang dapat dilakukan Koperasi dalam pembangunan serta bagaimana masa depan Koperasi sebagai idea yang berkembang. Untuk
itu, uraian ini akan dibagi menjadi 2 dua bagian pokok yaitu peranan Koperasi dalam Pembangunan dan masa depan perkoperasian di Indonesia.
Penjelasan peranan Koperasi di dalam Pembangunan menguraikan tentang berbagai peranan Koperasi yang mampu mendorong Pembangunan di Indonesia, baik dilihat secara
keseluruhan maupun sebagian-sebagian. Dibagian lain, akan dicoba untuk diuraikan masa depan Koperasi sebagai idea yang berkembang dan dikembangkan dengan berbagai langkah
pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah maupun Gerakan Koperasi sendiri pada masa kini.
1. Pertumbuhan Koperasi di Indonesia
Seperti yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, sejarah perkembangan Koperasi di Indonesia dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu sebelum Kemerdekaan sampai dengan 1966 dan;
sejak 1966 sampai sekarang. Pada tahun 1966 dan sebelumnya Koperasi di Indonesia menghadapi 3 masalah pokok
yaitu: - Kebijaksanaan Pemerintah yang tidak tetap krisis kebijaksanaan.
- Tidak ada Pimpinan Koperasi yang mampu dan berpengaruh krisis kepemimpinan. -
Hilangnya kepercayaan masyarakat pada Koperasi krisis kepercayaan. Untuk dapat mengatasi masalah-masalah tersebut diatas, kebijaksanaan Pemerintah meliputi :
- Penciptaan iklim yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan Koperasi. - Perbaikan organisasi Manajemen Koperasi.
- Penyediaan modal bagi Koperasi dengan memberikan jaminan lewat Lembaga Jaminan Kredit Koperasi.
Dengan kebijaksanaan tersebut, maka perkembangan Koperasi ternyata berjalan lebih baik.
TABEL PERKEMBANGAN KOPERASI DAN ANGGOTA ] NOMOR
TAHUN KOPERASI
ANGGOTA 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10 1968
1969 1970
1971 1972
1973 1974
1975 1976
1977 8.381
13.949 16.263
16.755 18.054
19.795 22.980
1.509.406 2.723.056
2.931.340 2.750.193
2.791.076 2.973.555
4.790.273
Data Direktorat Jenderal Koperasi
2. Perkembangan Pendekatan Pembinaan oleh Pemerintah
Sejak tahun 1966 penataan Koperasi yang dilakukan oleh Pemerintah dimaksudkan untuk mengembalikan jalan Koperasi kepada relnya yaitu agar Koperasi benar-benar
melaksanakan sendi-sendi dasar Koperasi atau yang lebih dikenal dengan prinsip-prinsip Koperasi.
Pembinaan Koperasi
oleh Pemerintah,
disesuaikan dengan
tingkat-tingkat perkembangan Koperasi. Untuk itu, dari 1966 sampai dengan 1975 ada 3 phase, bila dilihat
dari perkembangan pembinaan Koperasinya tiap-tiap phase, pendekatan dan titik berat pembinaannya berbeda antara yang satu dengan lainnya. Adapun phase-phase tersebut adalah
sebagai berikut
1 Phase mempertahankan hidup survival
Yaitu phase pembinaan dimana Koperasi dibina agar dapat hidup agar kelangsungan hidupnya terjamin.
2 Phase rehabilitasi
Yaitu phase pembinaan dimana Koperasi-Koperasi yang hidup di rehabilitasikan agar dalam kehidupannya mempunyai landasan berpijak yang cukup kuat.
3 Phase konsolidasi
Yaitu phase pembinaan dimana Koperasi-Koperasi yang ada diarahkan pada kehidupan Koperasi yang sesuai dengan sendi-sendi dasarnya.
Dilihat dari segi pembinaan, maka titik berat pembinaan pada phase mempertahankan hidup adalah memberikan landasan hukum yang cukup kuat dan mantap bagi Koperasi. Untuk
itu, pada phase mempertahankan hidup ini diundangkan Undang-Undang Nomor 121967, tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
Pada phase Rehabilitasi, titik berat pembinaan perkoperasian di tekankan pada peningkatan ketrampilan dan penetapan- landasan organisasi dan usaha yang kuat. Oleh sebab
itu pada - phase ini Pemerintah mendirikan Pusat-Pusat Pendidikan Koperasi, Lembaga Jaminan Kredit Koperasi dan memperkenalkan BUUDKUD sebagai sumber kekuatan landasan organisasi
Koperasi.
Pada phase Konsolidasi, titik berat pembinaan Pemerintah adalah untuk memberikan keseimbangan antara aspek usaha dan aspek ideal dari Koperasi untuk dapat menjadi Koperasi
yang utuh, sebagai Koperasi yang benar dan bermanfaat baik bagi anggota maupun lingkungannya.
3. Hubungan Koperasi dengan Pembangunan