yang bergerak dibidang jasa, seperti Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Angkutan, dan sebagainya titik beratnya adalah mempertinggi tingkat pelayanan jasa-jasa kepada anggota.
Pada Koperasi-Koperasi Produksi penggunaannya adalah untuk mempertinggi produktivitas para anggotanya. Pada Koperasi-Koperasi yang bergerak dibidang pemasaran, Modal Koperasi
dipergunakan untuk mempertinggi kwalitas hasil anggota agar dapat memperoleh harga yang layak bagi anggota Koperasi. Bagi Koperasi-Koperasi Konsumsi, dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan para anggota sehari-hari. Pada Koperasi-koperasi Aneka Usaha multy purpose, modal Koperasi dipergunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada kebutuhan
utama anggota, bukan pada yang paling menguntungkan koperasi.
5. Pengawasan atas modal
Terrhadap penggunaan modal Koperasi, perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan tersebut dapat berasal dari berbagai pihak. Menurut Undang-Undang tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian pengawasan terhadap Koperasi harus bersifat rahasia. Hal tersebut yang berlaku terhadap pengawasan atas modal Koperasi. Yang dapat melakukan pengawasan terhadap
modal Koperasi adalah sebagai berikut :
a. Anggota
Penggunaan modal perlu pengawasan oleh anggota. Hal ini sangat penting didalam Perkoperasian, sebab kekuasaan tertinggi pada Koperasi berada ditangan para anggota sebagai
pemilik Koperasi. Pengawasan oleh anggota ini dilaksanakan Badan Pemeriksa yang dipilih oleh Rapat Anggota dari kalangan anggota sendiri dan bertindak atas nama para anggota. Di dalam
pengawasan oleh anggota ini, diutamakan untuk menjaga agar penggunaan modal selalu sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
b. Pengurus
Pengawasan yang dilaksanakan oleh Pengurus terhadap penggunaan modal adalah bersifat pengendalian, hal ini dimaksudkan agar Manajer memanfaatkan modal Koperasi
tersebut sesuai dengan kegunaannya yang telah ditetapkan oleh Pengurus sebagai pelaksanaan keputusan Rapat Anggota.
c. Pemerintah
Tidak jarang sebuah Koperasi mempergunakan modal dari pinjaman yang diberikan oleh Bank, baik Bank Pemerintah maupun bukan. Untuk pengamanan modal tersebut. Pemerintah
juga melakukan pengawasan. Atas ketentuan Undang-Undang Pokok Perkoperasian yang berlaku, pengawasan oleh Pemerintah juga dilakukan dalam rangka pembinaan.
6. Pokok-pokok pengertian dalam permodalan Koperasi
Di dalam permodalan koperasi ada beberapa hal yang menjadi landasannya, yang kalu lepas dari landasan tersebut, koperasi menjadi hilang artinya sebagai organisasi milikanggota.
Adapun landasan yang perlu diingat ialah : a Penggunaan dan pengawasan atas modal koperasi harus didasarkan pada kepentingan
anggota.
b Pengamanan atas penggunaan modal Koperasi harus didasarkan pada rencana kerja atas dasar kepentingan anggota.
c Modal Koperasi harus dapat memperoleh harus dapat memperoleh bunga yang terbatas yaitu yang besarnya didasarka maksimal pada besarnya bunga pada Bank Pemerintah.
Tiga hal tersebut membedakan modal Koperasi dengan modal dari bentuk badan usaha lain. Modal badan usaha lain, penggunaannya terserah kepada keputusan pelaksana asal menurut
penilaiannya dapat menguntungkan. Pemilik modal pemegang saham hanya ingin mengetahui berapa keuntungan yang akan diperoleh, sedangkan pengusahaan modal pada Koperasi harus
selalu berorientasi kepada anggota yang tercermin pada kegiatan usaha yang melayani kepentingan anggota.
7. Menetapkan waktu kapan Koperasi modal atau tambahan modal
Di dalam pertumbuhan dan perkembangan koperasi, harus dapat ditentukan berapa besar modal yang diperlukan agar Koperasi dapat berjalan dengan baik. Pada pembicaraan
terdahulu sudah disebutkan bahwa pada dasarnya modal yang diperlukan oleh koperasi itu adalah modal jangka panjang dalam bentuk Investasi-investasi dan modal jangka pendek atau
modal lancar dalam bentuk modal untuk kelancaran usaha sehari-hari. Disamping kedua hal tersebut, Koperasi juga memerlukan adanya dana untuk keperluan kemajuan organisasinya.
Untuk modal jangka panjang dapat dikemukakan contoh-contoh seperti : bagi KUD untuk pembelian tanah pembangunan gudang, tempat penjemuran, mesin penggilingan padi Rice
Mill Unit, untuk mendirikan kantor dan sebagainya. Sedangkan modal jangka pendek seperti pembelian padi dan gabah untuk dijual bagi KUD, penyediaan barang-barang perdaganggan
bagi koperasi Konsumsi, dan Koperasi Pegawai Negeri, maupun untuk mengembangkan kredit bagi anggota Koperasi Simpan Pinjam. Selain hal tersebut, modal Koperasi juga ada
yang dipergunakan untuk biaya organisasi, seperti : biaya-biaya yang dikeluarkan selama pembentukan, biaya pengurusan ijin-ijin, dan biaya Rapat Anggota. Sekarang timbul
pertanyaan, kapan koperasi memerlukan tambahan modal atau mulai memerlukan modalnya ? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Terdapat hal yang harus dipertimbangkan,
yaitu : a Jenis Koperasi yang akan didirikan atau dikembangkan, misalnya Koperasi Unit Desa,
Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Konsumsi. Jenis-jenis Koperasi dan kegiatan usahanya berkaitan dengan kebutuhan modal bagi tiap-tiap macam usaha untuk melayani
kepentingan anggota menurut prioritasnya.
b Berapa besar investasi yang diperlukan baik fasilitas yang dimilikinya seperti pabrik, kantor, telepon dan sebagainya, maupun yang disewa.
c Jumlah atau total usahanya, baik usaha-usaha perdagangan maupun usaha penunjangnya seperti KUD dalam kegiatan pengan maupun usaha-usaha alin yang dikembangkan.
d Kemampuan besarnya tambahan modal yang dapat diberikan oleh para anggotanya, seperti kenaikan simpanan pokok, simpanan wajib, dan sebagainya.
e Kemampuan Koperasi untuk menjamin pada sumber-sumber modal yang ada seperti Bank Koperasi, Bank Pemerintah, Bank Swasta, dan sebagainya.
f Kemungkinan dapat dikembangkannya uasaha-uasaha tersebut diatas, atas dasar kemampuan pasaran atas barang yang diperdagangkannya.
Apabila hal-hal tersebut telah diketahui, baru dapat ditentukan apakah Koperasi yang bersangkutan membutuhkan tambahan modal atau tidak. Apabila hal-hal tersebut secara
keseluruhan telah diketahui dan belum dapat mendukung rencana usaha, maka kesimpulannya. Koperasi yang bersangkutan memerlukan tambahan modal.
8.
Lembaga Jaminan Kredit koperasi
Sejak tahun 1971, Pemerintah telah mendirikan Lembaga jaminan Kredit koperasi. Seperti telah disebutkan pada bab-bab terdahulu maksud didirikannya Lembaga Jaminan Kredit
Koperasi tersebut adalah untuk mendorong Koperasi-koperasi yang kekurangan modal seperti telah diketahui, banyak terdapat koperasi-koperasi yang memerlukan kredit untuk tambahan
modalnya, tetapi tidak dapat memperoleh kredit yang dibutuhkan dari Bank-Bank. Hal ini disebabkan oleh karena Koperasi yang bersangkutan tidak memiliki agunan atas kredit yang
diminta. Untuk menjamin kredit yang diminta oleh koperasi-koperasi yang tidak memiliki agunan tersebut, Pemerintah mendirikan Lembaga Jaminan Kredit koperasi atau yang lebih
dikenal dengan nama L.J.K.K.
PERTANYAAN – PERTANYAAN :
1. Dari mana saja sumber modal Koperasi ? Jelaskan 2. Apa perbedaan pada Koperasi dengan saham pada P.T. ?
3. Bagaimana dasar pembagian sisa hasil usaha pada koperasi ? 4. Ceriterakan, bagaimana memanfaatkan modal Koperasi ?
5. Siapa saja yang berhak mengawasi penggunaan modal pada koperasi ? 6. Sebutkan 3 pokok dasar modal Koperasi ?
7. Apa saja pertimbangan sebelum menentukan permintaan penambahan modal Koperasi ?
BAB XXII MEMELIHARA ADMINISTRASI KOPERASI
Salah satu pertimbangan untuk menentukan apakah sebuah Koperasi itu baik atau buruk, dapat dilihat dari segi administrasinya. Koperasi yang baik, administrasinya tersusun
rapid an terpelihara dengan baik. Apabila seseorang ingin mengetahui segala sesuatu tentang Koperasi tersebut, dapat dilihat pada administrasi itu.
Yang dimaksud dengan administrasi Koperasi adalah segala pencatatan yang seharusnya dilakukan oleh kopersai dibidang organisasi dan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku
untuk itu. Oleh sebab itu administrasi Koperasi pada dasarnya terdiri dari 2 dua bagian, yaitu : administrasi organisasi dan administrasi usaha.
Untuk dapat memelihara administrasi Koperasi tersebut, pada bab ini akan dijelaskan tentang kegunaan daripada administrasi tersebut dan tata cara memeliharanya agar berguna
bagi semua pihak yang berkepentingan.
1. Administrasi organisasi.
Administrasi organisasi adalah semua pencatatan tentang organisasi koperasi. Seperti telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu, termasuk didalam organisasi Koperasi adalah
keanggotaan, kepengurusan, rapat-rapat anggota dan rapat-rapat pengurus, simpanan- simpanan yang ada hubungannya dengan keanggotaan, badan pemeriksa dan lain-lainnya.
Kegiatan daripada mereka yang terlibat dalam organisasi itu harus direkam didalam satu bentuk catatan secara khusus, yang bentuknya dapat diperoleh pada kantor Koperasi
Kabupatenkotamadya setempat. Buku-buku pencatatan tersebut secara keseluruhan disebut sebagai administrasi organisasi pada Koperasi. Orang yang memelihara, menyelenggarakan dan
bertanggung jawab terhadapbuku-buku organisasi adalah penulis atau sekretaris penulis.
Buku Daftar Anggota.
Setiap Koperasi wajib memelihara buku daftar anggota hal ini sangat perlu karena dari buku daftar anggota tersebut dapat diketahui siapa saja anggota pemilik dari Koperasi tersebut,
disamping bila terjadi penyelesaian-penyelesaian persoalan yang ada hubungannya dengan hokum. Sebagai contoh, apabila seseorang masuk menjadi anggota Koperasi, maka apabila
terjadi kerugian, yang bersangkutan harus bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut. Besar kecilnya tanggung jawab tergantung pada ketentuan yang diatur dalam Anggaran
dasarnya, yaitu dapat terbatas dan dapat pula tidak terbatas. Hal itu hanya sah atas dasar buku daftar anggota Koperasi yang bersangkutan, yang telah ditanda tangani oleh orang-orang yang
bersangkutan.
Buku Daftar pengurus.
Buku daftar pengurus koperasi adalah buku yang harus mencatat nama orang-orang yang dipilih dalam Rapat Anggota untuk menjadi Pengurus Koperasi yang bersangkutan. Seperti
halnya pada buku daftar anggota, para pengurus harus bertanda tangan pada daftar pengurus Koperasi yang bersangkutan. Hal Ini sangat perlu, sebab Pengurus bertindak untuk dan atas