PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BUUD DAN KUD

BAB XX PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BUUD DAN KUD

[BADAN USAHA UNIT DESA DAN KOPERASI UNIT DESA] Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Badan Usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa BUUD dan KUD diperlukan suasana yang sehat. Yang dimaksud dengan suasana yang sehat adalah keadaan lingkungan yang mampu mendorong Koperasi berkembang. Demikian pun kalau pada tubuh Koperasi sendiri terdapat bagian yang tidak sehat, harus segera disembuhkan dengan menyingkirkan hambatan-hambatan. Koperasi sebagai badan uasaha ekonomi berwatak sosial mempunyai berbagai segi yang dapat terkena hambatan, seperti kerugian, barang tidak laku dan sebagainya. Pada saat yang lain mungkin pula administrasinya yang terganggu. Oleh sebab itu, untuk dapat menciptakan suasana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan Koperasi, tidak dapat dilihat dari satu persatu seginya saja, tetapi harus secara terintegrasi satu dengan yang lainnya. Pendekatan secara terintegrasi ini dilakukan oleh Pemerintah di dalam membina dan mengembangkan Koperasi untuk waktu-waktu yang akan datang, khususnya dengan dikembangkannya Badan Usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa atau lebih dikenal dengan BUUD dan KUD yang merupakan dasar pembinaan dan pengmbangan Koperasi untuk waktu- waktu yang akan datang. Pada hari ini akan diuraikan dan dijelaskan tentang keadaan-keadaan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Koperasi serta BUUD dan KUD sebagai kasus dalam penciptaan suasana pertumbuhan yang sehat bagi Koperasi. 1. Pengaruh-pengaruh dari luar Koperasi tumbuh dan berkembang di suatu wilayah yang meliputi daerah bekerjanya. Di dalam daerah bekerja itu terdapat badan usaha lain ataupun orang-orang yang mempunyai sikap berbeda satu dengan lainnya. Ada yang setuju dengan Koperasi dan ada pula yang tidak setuju. Bagi orang-orang atau badan usaha yang dapat memperoleh kemanfaatan dengan adanya Koperasi tersebut tentu saja akan menyetujuinya. Tetapi bagi orang-orang atau badan usaha yang merasa disaingi usahanya tentu saja akan berusaha untuk menghalang-halangi majunya usaha Koperasi tersebut. Disamping itu terdapat pula orang-orang yang memang bersikap masa bodoh terhadap Koperasi. Sikap lingkungan seperti yang digambarkan diatas dapat terjadi, disamping sebagai akibat adanya rasa tidak aman karena usahanya disaingi, juga sebagai akibat belum dimengertinya tujuan didirikannya Koperasi. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya kegiatan-kegiatan penerangan dan penyuluhan terhadap masyarakat, baik yang dilakukan Koperasi sendiri maupun atas dasar bantuan dari Pemerintah. Dengan adanya penerangan dan penyuluhan dengan sasaran-sasaran yang tepat, akan mampu merubah sikap mental dari beberapa orang atau badan usaha yang sebelumnya menentang menjadi tidak menghalangi, bahkan kalau mungkin malah ikut serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan Koperasi tersebut. Berbagai cara penerangan dan penyuluhan adalah sebagai berikut : a Penerangan dengan saling berhadapan antara juru penerangan dan menerima penerangan. Yang menerima penerangan dapat orang per orang atau kelompok orang, seperti pidato, ceramah dan sebagainya. Untuk keperluan penerangan dan penyuluhan, harus dikemukakan secara jelas. b Penerangan dengan cara mempergunakan alat untuk sampai kepada yang diberi penerangan. Sebagai contoh penerangan lewat radio, penerbitan-penerbitan, selebaran- selebaran, film, televise dan sebagainya. 2. Pengaruh dari dalam bentuk tubuh Koperasi. Jatuh bangunnya Koperasi, selain dapat sebagai akibat pengaruh dari luar yang tidak memberikan suasana yang sehat untuk tumbuhnya Koperasi, dapat juga sebagai akibat keadaan tubuh Koperasi itu sendiri yang rapuh. Sebagai contoh usahanya tidak berjalan lancer sebab tidak punya modal, administrasi tidak baik sehingga tidak terlihat adanya keuntungan yang sebenarnya dari Koperasi yang bersangkutan, anggota tidak patuh pada organisasi sebab labih senang beli pada took lain atau badan usaha lain, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi kurang sehatnya Koperasi itu, dapat dilihat dari beberapa hal : Anggota : Anggota Koperasi adalah pendukung utama kelangsungan hidup Koperasi, Sebab anggota adalah pemilik Koperasi itu sendiri. Apabila dikalangan anggota sendiri sudah tidak terdapat kepercayaan, maka dengan sendirinya anggota teladan akan roboh. Untuk dapat menciptakan suasana yang sehat bagi pertumbuhan Koperasi, maka dikalangan anggota perlu adanya orang-orang yang dapat menggerakkan anggota yang lai maupun lingkungannya agar ioyal terhadap Koperasi, Mereka ini adalah anggota-anggota inti, anggota teladan Koperasi itu. Anggota inti ini akan selalu memberikan penjelasan-penjelasan, keterngan-keterangan tentang Koperasi kepada anggota yang lain dan masyarakat dilingkungannya. Pengurus : Pengurus adalah mereka yang dipercayai oleh anggota untuk mengurus Koperasi. Pengurus mempunyai tugas dan kewajiban tersendiri yang berbeda dengan anggota maupun BadanPemeriksa ataupun Pimpinan Usaha Manajer. Untuk dapat menciptakan suasana yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan Koperasi, Pengurus harus dapat memberikan garis kebijaksanaan yang jelas, dapat dimengerti serta dapat dilaksanakan. Sebagai contoh garis-garis kebijaksanaan yang harus diberikan oleh pengurus : Kebijaksanaan penjualan, kebijaksanaan pembelian, kebijaksanaan keuangan dan sebagainya. Di dalam kenyataan, pada dewasa ini masih terdapat banyak pengurus yang ikut cmpur untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang digariskan sendiri tersebut. Akibatnya terjadi ketidakberesan bila ditinjau dari segi organisasi sebab adanya percampuran antara peletak kebijaksanaan Perencanaan dengan pelaksana. Untuk dapat mengatasi hal-hal tersebut, maka harus dilakukan pembagian wewenang dan tugas yang jelas antara peletak dasar kebijaksanaan Perencana dan pelaksana. Badan Pemeriksa : Badan Pemeriksa di dalam Koperasi bertindak untuk melakukan control terhadap jalannya usaha Koperasi. Kontrol ini dimaksudkan untuk meluruskan kembali apabila terjadi perbedaan antara rencana dan pelaksana. Apabila Badan Pemeriksa di dalam menjalankan fungsinya sebagai alat control organisasi itu berlaku sebagai polisi, maka akan terjadi suasana yang tidak sehat. Kecenderungan untuk bertindak sebagai polisi atau bahkan kadang-kadang sebagai hakim yang memberikan keputusan-keputusan terhadap setiap ketidak beresan yang ditemui, akan menciptakan ketidak harmonisan di dalam kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan. Pimpinan Usaha atau Manajer : Di dalam Koperasi, Pimpinan Usaha atau banyak pula yang menyebut sebagai Manajer, adalah orang yang paling menentukan dalam berhasil atau tidaknya usaha Koperasi. Pada dewasa ini peranan yang seharusnya dijalankan dan dilaksanakan oleh Manajer ini masih banyak yang dilakukan oleh pengurus. Untuk itu perlu diadakan pembagian tanggung jawab yang jelas antara Pengurus dan Manajer. Apa bila masih terdapat kejumbuhan tugas dan tanggung jawab seperti contoh diatas, maka suasana Koperasi akan sukar mencapai tingkat kesehatan yang baik. Sebab hal ini akan menyangkut urat nadi kelangsungan hidup Koperasi yang bersangkutan. 3. Pengaruh Pembinaan Pemerintah. Di Negara-negara yang sedang berkembang pembinaan oleh Pemerintah dirasakan pengaruhnya oleh gerakan Koperasi. Hal itu disebabkan oleh karena Koperasi sendiri belum cukup mampu untuk mengmbangkan diri atas kekuatannya sendiri. Apabila diperhatikan, ada beberapa segi pada Koperasi yang untuk mengembangkan diperlukan bantuan pemerintah. Hal ini semakin jelas bila dilihat dari jenis-jenis Koperasi yang ada. Pemerintah dengan berbagai Departemen yang ada, melakukan pembinaan sesuai dengan bidang-bidangnya masing-masing. Departemen Perdagangan dan Koperasi membina bidang organisasi, manajemen dan usaha, Departemen Pertanian membina bidang tehnis bercocok tanam, Departemen Perindutrian membina bidang kerajinan dan industry, Departemen Perhubungan membina bidang angkutan darat dan laut, Departemen Keuangan membina bidang keuangan, perbankan dan peransuransian, dan sebagainya. Untuk dapat melakukan pembinaan dengan baik, maka diadakan tindakan-tindakan koordinasi antara bidang satu dengan lainnya agar tidak terjadi perbedaan-perbedaan. Kesatuan dan kesamaan gerak dan langkah pembinaan seperti dalam pembinaan BUUD dan KUD untuk memperoleh tingkat efektifitas yang tinggi akan terus dilaksanakan. Dengan demikian, maka dilihat dari segi pembinaan oleh Pemerintah akan mampu menciptakan iklim yang menguntungkan untuk perkembangan Koperasi lebih lanjut. Badan usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa [BUUD dan KUD]. Seperti telah disebutkan terdahulu, maka pembinaan BUUD dan KUD dilaksanakan secara terintegrasikan. Artinya pembinaan dilakukan oleh berbagai pihak dengan langkah dan gerak yang sama untuk dapat memperoleh hasil pembinaan yang maksimal. Instruksi Presiden nomor 2 tahun 1978 menyebutkan sedikitnya 7 mentri, Kepala Badan Urusan Logistik, Gubernur Bank Indonesia dan Para Gubernur Kepala Daerah yang wajib membina dan mengembangkan BUUD dan KUD. Koperasi Unit Desa [KUD]. Sebelum menjelaskan hal ini lebih lanjut mungkin ada yang bertanya apakah BUUD dan KUD itu. KUD adalah Koperasi Unit Desa, yaitu badan Koperasi yang daerah kerjanya meliputi satu kecamatan atau beberapa desa dalam satu Kecamatan. Daerah kerja KUD itu ditemukan oleh potensi ekonomi wilayah yang bersangkutan, sehingga apabila potensi ekonomi suatu Kecamatan memungkinkan, maka dalam Kacamatan tersebut dapat dibentuk satu atau lebih dari satu KUD yang daerah kerjanya masing-masing meliputi beberapa desa saja. Jenis Koperasi Unit Desa adalah Koperasi Serba Usaha yang usahanya meliputi semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan seperti pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, kerajinanindustry, serta kelistrikan desa, hasa, dan melaksanakan fungsi-fungsi : 1. Perkreditan. 2. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi serta barang-barang keperluan sehari- hari dan jasa-jasa lainnya. 3. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi. 4. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, pengangkutan, dan sebagainya. Keanggotaan KUD meliputi tiap warga desa yang mendapatkan pelayanan dari KUD tersebut. Mengingat luas wilayah KUD yang meliputi beberapa desa hingga satu Kecamatan, dan adanya berbagai macam kegiatan ekonomi, maka para anggota KUD dikelompokkan menurut tempat tinggalnya desa, kampong dan sebagainya dan menurut kegiatan ekonomi yang ada seperti usaha pertanian, kerajinanindustri, perikanan, peternakan dan sebagainya. Badan Usaha Unit Desa [BUUD]. Seperti telah diketahui, maka Koperasi Unit Desa beranggotakan semua warga desa yang mendapatkan pelayanan dari KUD, dan disemua bidang kegiatan ekonomi msyarakat pedesaan. Oleh sebab itu maka KUD adalah millik masyarakat dan alat masyarakat untuk memperbaiki kehidupannya dan meningkatkan kesejahteraannya yang merata diseluruh pedesaan. Dengan demikian maka pengurus Koperasi Unit Desa itu harus selalu berusaha menampung aspirasi masyarakat di daerah kerjanya, dan berdaya upaya memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Untuk itu, maka pengurus KUD pun harus selalu berusaha meningkatkan kemampuannya mengelola Koperasi. Sehubungan dengan itu maka pengurus KUD memerlukan dukungan masyarakat dan bantuan serta dorongan dan bimbingan pemuka-pemuka masyarakat seperti Camat, Pamong Desa, Guru, Ulama. Badan Usaha Unit Desa atau BUUD adalah wadah pemuka-pemuka masyarakat tersebut sebagai badan pembimbing KUD. BUUD dipimpin oleh pengurus yang tidak melakukan kegiatan usaha ekonomi. PERTANYAAN – PERTANYAAN : 1. Kehidupan Koperasi dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari luar dan dari dalam 1.1 Apa saja pengaruh dari luar itu dan bagaimanakah cara mengatasinya ? 1.2 Apa saja pengaruh dari dalam tubuh Koperasi itu ? 1.3 Bagaima pula pengaruh pembinaan Pemerintah ? 2. Apakah Koperasi Unit Desa itu ? 3. Bagaimanakah daerah kerja KUD itu ditentukan ? 4. Apakah jenis Koperasi Unit Desa, apakah bidang kegiatannya dan fungsinya ? 5. Terangkan tentang keanggotaan KUD. 6. Apakah BUUD itu ? Terangkan apakah sebab BUUD diperlukan dan apakah kegiatannya ?

BAB XXI MENGELOLA DAN MENGEMBANGKAN MODAL KOPERASI