5. PENGINTEGRASIAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI.
Perkembangan di dunia perdagangan menyebabkan timbulnya kecendrungan dikalangan Koperasi-Koperasi Primer untuk menyatukan diri ke dalam Koperasi yang lebih
besar, sehingga menjadi lebih kuat, atau penyatuan diantyara Koperasi Primer dalam Koperasi tingkat atasan. Dapat disebut terjadinya merger amalgamasi atau fungsi diantara Koperasi
sejenis dan penyederhanaan tingkat organisasi, sehingga yang 4 tingkat menjadi dua atau tiga tingkat saja. Dalam hal amalgamasi atau fungsi diantara Koperasi-Koperasi Primer yang kecil
maka Koperasi Primer menjadi lebih besar dan kuat, dan dengan penyederhanaan tingkat menjadi kurang dari empat akan makin dekat pulalah antara anggota perorangan dan pimpinan
tingkat nasional, dan hal demikian menambah efisien manajemen.
Alasan-alasan yang menyebabkan adanya pengintregrasian tersebut antara lain ialah sebagai berikut :
− Usaha kecil-kecilan dalam dunia perdagangan sebagai banyak dilakukan oleh Koperasi- Koperasi Primer selama ini, ternyata tidak mempunyai hak hidup yang mantap dan selai
itu juga tidak efisien, − Koperasi kecil sulit dapat menarik para pelaksana usaha yang cakap ahli,
− Keadaan dunia dagang modern menuntut tersedianya suatu organisasi yang lengkap dan menyeluruh serba ada, dan bukan lagi berdasarkan unit-unit kecil yang berdiri
sendiri. − Karena berbagai alas an, maka tingkat-tingkat organisasi secara federatip tidak
menghasilkan kesatuan bertindak yang kuat. Dengan adanya pengintegrasian seperti diterangkan tadi, maka jumlah Koperasi akan
berkurang, walaupun jumlah anggota Koperasi bertambah. Gambar dibawah ini dapat menggambarkan hal-hal dimaksud itu, mngenai Koperasi Konsumsi di Eropa.
Negeri Anggota Koperasi
Jumlah Koperasi 1953
1963 Naik
1953 1963
Naik Australia
321.147 427.252
32 85
63 -26
Bulgaria 1.250.000
1.914.943 53
3.500 1.310
-63 Cekoslowakia
1.595.452 1.715.044
8 597
103 -83
Denmark 473.700
615.800 30
1.962 1.895
-8 Jerman Barat
1.981.016 2.556.321
34 314
239 -24
Inggris 1.234.718
13.203.306 17
966 756
-22 Belanda
339.039 380.040
12 283
79 -72
Swedia 1.049.288
1.271.000 21
720 400
-42
Sumber : International Cooperative Alliance, 23
rd
Congress. Dari sejumlah 26 Negeri yang diteliti oleh Panitia terdapat kesimpulan sebagai berikut :
- Keanggotaan menaik dari 72.770.145 1953 orang menjadi 97.606.641 orang 1965. - Jumlah Koperasi turun 67.104 1953 buah menjadi 46.972 buah 1965, atau berkurang
dengan 30. Jumlah Koperasi belum lagi menggambarkan jumlah toko tempat berbelanja.
Jumlah rata-rata toko setiap perkumpulan Koperasi adalah sebagai berikut : - Cekoslowakia
- 255 buah
- Austria -
26 buah - Inggris
- 39 buah
- Jerman -
27 buah - Belanda
- 25 buah
PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Struktur organisasi Koperasi dapat dilihat dari dua segi. Sebutkan dan uraikan dalam garis beasr dua segi tersebut
2. Apakah sebabnya dalam hubungan pembagian tugas antara tingkat organisasi, Koperasi- Koperasi tingkat atas juga disebut “Organisasi Pembantu” ?
3. Apakah alasan untuk tidak selalu mendasarkan luas daerah kerja Koperasi itu pada batas-batas daerah administrasi Pemerintah ?
Pertimbangan apakah yang layaknya menjadi kriteriaukuran ? 4. Terangkan, bahwa bertambahnya jumlah anggota Koperasi tidak selalu berarti
bertambahnya jumlah Koperasi itu ? 5. Apakah makna amalgasi Koperasi-Koperasi sejenis dan penyederhanaan tingkat-tingkat
organisasi ?
BAGAN 1 : STRUKTUR INTERN ORGANISASI KOPERASI
A
K K
K K
K K
K K
K RA
A A
A
DP BP
P
KB M
KB KB
KETRANGAN : A
: Anggota anggota perorangan untuk Koperasi Primer Koperasi Primer atau Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan untuk Koperasi
Sekunder. RA
: Rapat Anggota P
: Pengurus BP : Badan Pemeriksa
DP : Dewan Penasehat M : Manajer
KB : Kepala Bagian K
: Karyawan
= Garis Wewebang = Garis Tanggung Jawab
BAGAN 2a : STRUKTUR EKSTERN ORGANISASI KOPERASI.
AP
Keterangan : IND
: Koperasi Induk minimal 3 Koperasi Gabungan
GAB :
Koperasi Gabungan minimal 3 Koperasi Pusat PUS
: Koperasi Pusat minimal 5 Koperasi Primer
PRIM :
Koperasi Primer minimal 20 Anggota Perorangan AP
: Anggota Perorangan
IND
GAB
PUS PUS
PRIM PRIM
PRIM PUS
GAB GAB
PRIM PRIM
BAGAN 2b : STRUKTUR EKSTERN ORGANISASI KOPERASI.
AP
IND
PUS PUS
PRIM PRIM
PRIM PUS
PRIM PRIM
BAGAN 2c : STRUKTUR EKSTERN ORGANISASI KOPERASI.
IND
PRIM PRIM
PRIM PRIM
PRIM
BAB XVIII DEWAN KOPERASI INDONESIA