organisasi pembantu. Hal ini akan lebih tampak pada pembagian tugas antara tingkat organisasi.
3. PEMBAGIAN TUGAS ANTARA TINGKAT ORGANISASI
Di dalam Undang-undang Koperasi No. 121967 pasal 15 , tidak banyak disebut mengenai pembagian tugas diantara tingkat-tingkat organisasi dimaksud, selain menyatakan
bahwa “hubungan antar tingkat Koperasi sekaligus diatur dalam Anggaran Dasar masing-masing Koperasi sejenis” ayat 4. Hal ini dapat dimengerti, karena di dalam Undang-Undang serupa itu
tidak mungkin dapat untuk semua jenis Koperasi ditetapkan tugas masing-masing tingkat organisasi primer, pusat, gabungan dan induk. Lagi pula pembagian tugas tersebut akan
tergantung pula dari tingkat kemampuan dan kebutuhan tingkat-tingkat yang bersangkutan dari badan-badan lain dan peraturan-peraturan Pemerintah dan sebaginya. Yang penting dijaga
dalam pembagian tugas diantara tingkat-tingkat organisasi ini ialah jangan sampai pekerjaan yang sama dikerjakan oleh dua atau lebih tingkat organisasi, seperti umpanya jika Koperasi
Induk sudah mengimport pupuk untuk keperluan petani-petani anggota-anggota Koperasi, maka Koperasi-Koperasi Primer dan gebungan tidak perlu mengusahakan berdirinya pabrik
serupa itu. Juga jika Koperasi Induk sudah mengimport pupuk untuk keperluan petani-petani anggota-anggota Koperasi, maka Koperasi-Koperasi tingkat bawah tidak perlu lagi
mengusahakan hal yang sama. Cara bekerja serupa itu merupakan suatu prinsip yang harus dipegang dikalangan tingkat-tingkat organisasi Koperasi, agar jangan berusaha dalam bidang
yang sudah dijalankan dengan baik oleh salah satu tingkat tertentu, karena jika tidak, maka akan terjadi pemborosan modal dan beaya yang berlebih-lebihan.
Pembagian tugas-tugas diantara tingkat-tingkat organisasi dibicarakan dalam Rapat Anggota Koperasi masing-masing. Biasanya Rapat Anggota tingkat bawah membawakan usul tersebut
dan diputuskan pada Rapat Anggota tingkat atas, sehingga penyerahan atau penugasan kepada tingkat organisasi atasan itu berjalan secara demokratis. Pada dasarnya organisasi tingkat atas
itu hanya melakukan kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh organisasi bawahan secara sendiri-sendiri. Dasar ini pula yang mencerminkan cirri organisasi tingkat atas sebagai
“organisasi pembantu”.
4. DAERAH KERJA KOPERASI.