58
Tahapan kegiatan ini secara umum dibagi menjadi:
1. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah.
Langkah awal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman pemerintah dan masyarakat tentang penggunaan SPM sebagai panduan kualitas pelayanan
kesehatan melalui kegiatan training of trainer . Pada tahap awal ini, Kinerja
USAID memfasilitasi pemerintah kabupaten untuk membentuk trainer SPM yang terdiri dari perwakilan FMS, dinas kesehatan dan puskesmas. Tim
trainer tersebut bertugas untuk membantu puskesmas dan dinas kesehatan dalam seiap kegiatan SPM.
2. Analisa capaian SPM.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi aktual tentang perkembangan pemenuhan SPM kesehatan di kabupaten dan
mengideniikasi tantangan yang menghambat pencapaian SPM. Menggunakan pengetahuan yang didapat dari training of trainer, im trainer
kemudian membantu puskesmas dan dinas kesehatan untuk menganalisa perkembangan pencapaian SPM dan mencari solusi untuk mengatasi faktor
penghambat.
3. Penghitungan anggaran yang diperlukan cosing.
Untuk menjamin bahwa program yang telah dirancang dapat diimplementasikan dengan lancar, im perumus membantu puskesmas
untuk menghitung anggaran yang diperlukan untuk memenuhi seiap indikator SPM.
59
4. Integrasi hasil cosing dalam perencanaan dinas kesehatanSKPD.
Pada tahap ini, im perumus, dinas dan puskesmas berdiskusi dengan im anggaran pemerintah kabupaten dan Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Bappekab tentang integrasi hasil penghitungan anggaran untuk SPM dalam rencana tahunan dan lima tahunan satuan kerja
perangkat daerah SKPD dan daerah. Kehadiran im anggaran pemerintah kabupaten membantu dinas kesehatan untuk mengkriisi rencana anggaran
dan membuat prioritas kegiatan.
5. Advokasi anggaran.
Langkah ini diawali dengan presentasi hasil cosing SPM oleh im perumus kepada pejabat yang berwenang dalam perencanaan dan penganggaran
pemerintah kabupaten, seperi Bappeda, BPKA dan im anggaran. Selain itu, jurnalisme warga juga dilibatkan dalam seiap pertemuan dengan para
penentu kebijakan. Melalui tulisan mereka di berbagai media, jurnalis warga diharapkan mampu menyadarkan masyarakat tentang penggunaan
SPM sebagai alat pengawas kebijakan publik dan mendorong pemerintah untuk segera memenuhi SPM.
C. Dampak dan Perubahan
Setahun setelah program integrasi SPM dalam perencanaan ini dilakukan, pemerintah kabupaten Jember telah mengalokasikan dana sebesar 14 milyar
rupiah untuk dinas kesehatan pada APBD Tahun 2014 untuk memenuhi SPM. Anggaran tersebut telah dialokasikan per indikator sehingga dinas kesehatan
mampu mengetahui berapa banyak dana yang diberikan untuk mendukung capaian seiap indikator. Selain itu kegiatan ini juga menghasilkan sejumlah
dampak jangka panjang, seperi:
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Sejak bermitra dengan Kinerja USAID, dinas kesehatan dan puskesmas mampu lebih memahami konsep SPM dan bagaimana panduan tersebut
digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Selain itu, staf dinas kesehatan dan puskesmas juga mampu menganalisa
capaian dan tantangan untuk memenuhi SPM serta menghitung anggaran yang diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut. Tidak
hanya peningkatan kapasitas teknis dinas kesehatan dan puskesmas, pengetahuan masyarakat tentang SPM dan peran mereka untuk mengawasi
60
pelayanan publik juga meningkat. Selain itu, pengalaman berdiskusi dengan pemerintah kabupaten tentang anggaran SPM juga.
2. Peningkatan kerja-kerja advokasi anggaran oleh FMS.