Melakukan kajian kesehatan ibu dan anak. Melakukan pendataan dan perencanaan kesehatan desa secara parisipaif atau disebut WaRaKa.

20

B. Langkah-langkah Pelaksanan

Berikut digambarkan langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan Waraka dan Kampo Waraka:

1. Melakukan kajian kesehatan ibu dan anak.

Kajian Ini dilakukan pada tahun 2010 dengan dukungan Proyek BASICS. Kajian ini dilakukan oleh berbagai pihak terkait, seperi Dinas Kesehatan, Bappeda, BPPKB dan Organisasi Masyarakat Sipil OMS. Selain berhasil menemukenali akar masalah yang menyebabkan keimpangan capaian SPM kesehatan dan MDGs, kajian ini pada akhirnya juga mendorong kerjasama yang erat antar instansi terkait, termasuk OMS. Nilai tambah dalam kajian ini adalah proses pembelajaran antar instansi antar kabupatenkota dan alih pengetahuan melalui bantuan teknis dari pemerintah provinsi yang lebih memiliki kompetensi. Pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta keterampilan dalam mengelola kajian secara kolaboraif merupakan pembelajaran utama yang diperoleh. Hasil kajian tersebut menjadi dasar bagi penyusunan perencanaan kesehatan 3 tahun yang didukung oleh BASICS Project melalui mekanisme BASICS Responsive Iniiaive periode 2011-2013.

2. Melakukan pendataan dan perencanaan kesehatan desa secara parisipaif atau disebut WaRaKa.

Waraka merupakan bahasa lokal yang arinya sehat, namun Waraka juga menjadi kepanjangan dari musyaWArah peRencanaAn KesehAtan. Kegiatan ini diawali pembentukan dan pembekalan Tim Lintas SKPD yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, Bappeda, dan BPPKB dengan dukungan dari Organisasi Masyarakat Sipil. Kehadiran Bappeda secara umum untuk mendapatkan konteks masalah kesehatan secara makro yang harus ditangani Bappeda, seperi merencanakan pembangunan akses masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan. Kehadiran OMS ditekankan pada koneksitas pada kerja-kerja pendampingan masyarakat desa yang biasa dilakukannya, sementara kehadiran BPPKB lebih mendorong upaya pengintegrasian agar peran kader KB dan kader kesehatan bisa saling menunjang dan sinergis, meskipun di beberapa tempat, kader kesehatan dan kader KB adalah orang yang sama. 21 Sebelum pelaksanaan survey di 59 desa, im pemerintah kabupaten dibekali pemahaman tentang perencanaan kesehatan parisipaif berbasis desa dengan menerapkan pendekatan PRA Paricipatory Rural Appraisial. Pertama, memfasilitasi pertemuan musyawarah desa bersama kepala desa untuk memperoleh informasi tentang kesehatan masyarakat desa dan merencanakan penyelesainnya. Kedua, melakukan kunjungan, wawancara dan analisis kesehatan bagi masyarakat yang bermasalah kesehatan. Pendekatan ini dilakukan untuk mendorong kemandirian masyarakat desa untuk akif melakukan analisis dan merencanakan bersama penanggulangan masalah kesehatan masyarakat di desa. 3. Mengembangkan konsep terpadu berdasarkan inovasi-inovasi yang dikembangkan, yaitu: Kampo Waraka atau Desa Sehat. Kampo Waraka merupakan satu perwujudan dari kegiatan Waraka. Kampo Waraka atau Desa Sehat adalah desa yang masyarakatnya akif berparisipasi untuk meningkatkan kehidupan yang sehat, maju dan mandiri. Hal ini dilakukan melalui 3 strategi utama, yaitu: 1 pelayanan prima di unit pelayanan kesehatan; 2 meningkatkan peran mulipihak dalam mewujudkan Kampo Waraka; dan 3 kemitraan bidan, dukun bayi dan kader posyandu.

4. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan.