Pembelajaran Evaluasi kemitraan bidan-dukun dengan melibatkan lintas sector.

67 3. Berkat adanya kemitraan bidan-dukun, kaum ibu sekarang dapat mengakses informasi kesehatan lebih baik dalam bahasa yang mereka pahami. Dengan adanya pelayanan dukun sebagai perantara bagi masyarakat desa, bidan sekarang dapat lebih efekif berkomunikasi dengan pasien-pasiennya. Dampak terhadap Publik: 1. Diskusi kelompok fokus telah meningkatkan kesadaran masyarakat di desa- desa yang ikut dalam program kemitraan tentang peningnya pemeriksaan kehamilan dan mencari bantuan medis untuk proses persalinan yang aman. 2. Diskusi kelompok fokus telah menciptakan peluang baru bagi desa-desa yang bermitra untuk berparisipasi dalam perluasan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Sebagian besar penerima manfaat langsung dengan terus terang mengatakan mendukung penerapan inisiaif yang lebih luas dan replikasi lebih jauh di desa-desa lain dan di kecamatan baru. Berdasarkan kehasilan tersebut, inisiaif ini sudah dinominasikan untuk lomba internasional United Naions Public Service Award UNPSA.

D. Pembelajaran

Inisiaif ini berhasil berkat adanya komitmen dari pemerintah lokal dan tokoh masyarakat. Tanpa kerjasama dari mereka, inisiaif dinas kesehatan ini idak akan diterima oleh masyarakat atau perubahan perilaku idak akan terjadi begitu cepat. Pendekatan yang menekankan parisipasi publik untuk meningkatkan rasa memiliki dan akuntabilitas atas hasil terbuki sangat diperlukan. Pembelajaran yang dipeik dari Kemitraan Bidan dan Dukun: 1. Parisipasi publik sangat pening untuk keberhasilan. Komitmen yang kuat dari para pemangku kepeningan termasuk dinas kesehatan, puskesmas, bidan, dukun dan kepala desa merupakan kunci keberhasilan dalam 68 pelaksanaan inisiaif kemitraan. Tanpa adanya parisipasi akif masyarakat, kesadaran dan komitmen untuk menanggulangi masalah idak mungkin terwujud. 2. Kepercayaan antara mitra-mitra pembangunan merupakan prasyarat untuk keberhasilan. Pengakuan dukun sebagai sumber daya masyarakat yang pening dan pelaku utama perubahan terhadap hasil-hasil kesehatan ibu dan anak menjadi faktor pening bagi keberhasilan inisiaif. Bidan idak lagi menjadi ancaman terhadap mata pencaharian dukun terutama dengan terbitnya peraturan desa yang lebih akuntabilitas menjamin penghasilan dukun. 3. Insenif yang tepat dibutuhkan untuk membuat perubahan perilaku. Peraturan yang jelas, yang menjelaskan dan melindungi peranan seiap pihak merupakan pendorong yang besar bagi keberhasilan program ini. 4. Komunikasi yang terus-menerus dibutuhkan untuk menjaga hubungan kerjasama. Kunjungan ke masyarakat seiap bulan oleh staf puskesmas dan nomor hotline 24 jamhari membantu menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, yang menjadi kunci dalam mengideniikasi dan menyelesaikan kendala yang imbul. 5. Perubahan tradisi budaya yang telah dipelihara selama berpuluh-puluh tahun, barangkali bahkan selama berabad-abad, idak mudah dan membutuhkan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan adat isiadat di masyarakat.

E. Rekomendasi