Strategi Implementasi Timbul saling memahami antara penyedia layanan dan masyarakat dan kepemilikan SPM.

85 strategis yang komprehensif dan berbasis standar pelayanan minimal.

A. Situasi Sebelum Inisiaif

Meskipun target pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM kesehatan untuk menjamin pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas akan berakhir 2015, masih banyak pemerintah daerah belum memahami dan menggunakan panduan ini. Di Kota Singkawang, Dinas Kesehatan belum menggunakan SPM sebagai acuan perencanaan programnya hingga tahun 2012. Program masih dibuat berdasarkan kegiatan dan penyerapan anggaran tahun sebelumnya. Akibatnya, program yang dibuat idak mencerminkan kebutuhan riil di lapangan. Selain itu, lemahnya kerjasama antar SKPD juga menghambat penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas. Hingga tahun 2012, Kota Singkawang idak memiliki rencana program kesehatan yang komprehensif karena seiap SKPD membuat rencana sendiri-sendiri, sehingga banyak program yang tumpang-indih. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan belum dilibatkan dalam pembuatan rencana kerja pemerintah. Meskipun pada saat itu masyarakat sudah cukup kriis terhadap penyediaan layanan kesehatan, mereka idak mempunyai forum yang mempertemukan dengan pihak penyedia layanan untuk membahas pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak KIA secara berkala.

B. Strategi Implementasi

Faktor utama dalam keberhasilan SPM menjadi bagian dari rencana strategis di Singkawang adalah kemitraan dinas kesehatan dan antara bermitra dengan dengan forum muli-stakeholder FMS yang beranggotakan staf pemerintah, tokoh masyarakat, pekerja sosial dan akivis. Forum ini dimaksudkan untuk mempertemukan penyedia dan pengguna layanan kesehatan untuk berdiskusi tentang isu-isu kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak di Kota Singkawang. Kegiatan penerapan SPM dalam perencanaan program kerja pemerintah terbagi menjadi beberapa tahapan: 86 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Tahap awal ini dilakukan untuk memasikan bahwa staf dinas kesehatan, puskesmas, dan MSF Kabupaten memiliki pemahaman yang sama tentang konsep SPM dan kegunaan SPM untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pada tahap ini, im perumus SPM juga dibentuk untuk membantu puskesmas dan dinas kesehatan mengideniikasi capaian SPM mereka, analisa kesenjangan dan mencari solusi. 2. Ideniikasi dan analisa capaian SPM. Dengan bantuan im perumus, Dinas Kesehatan Kota Singkawang dan puskesmas mengideniikasi indicator SPM yang telah mereka capai, analisa kesenjangan dan penyebabnya serta menghitung anggaran yang diperlukan untuk mencapai indicator tersebut. Berdasarkan analisa tersebut, ingkat capaian SPM kesehatan Kota Singkawang tahun 2012, terutama untuk indicator kesehatan ibu dan anak sangat beragam, berkisar 8 - 58 di bawah target nasional. 3. Perencanaan program. Puskesmas dilibatkan secara akif dalam perencanaan program untuk mengideniikasi kebutuhan yang sesuai dengan kesenjangan pelayanan dasar. Berdasarkan hasil diskusi para pemangku kepeningan, Kota Singkawang memprioritaskan kegiatan penanganan komplikasi kebidanan indikator 2 dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan indikator 3. Integrasi SPM dalam rencana lima tahunan dinas kesehatan sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program dan memberikan waktu yang cukup agar inisiaif ini memberikan dampak terhadap kualitas layanan kesehatan. 87

C. Hasil dan Dampak