Capaian Proyek BASICS-DFATD Kanada

3 replikasi dilakukan di dua Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara Kabupaten Kepulauan Talaut dan Kabupaten Minahasa Tenggara dan di dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara ada di dua Kabupaten Kabupaten Bombana dan Kabupaten Konawe Utara. Mitra Kerja Proyek BASICS-DFATD Kanada: Provinsi Sulawesi Utara, terdiri dari: 1. Kota Bitung 2. Kabupaten Minahasa 3. Kabupaten Minahasa Utara 4. Kabupaten Kepulauan Sangihe 5. Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro 6. Kabupaten Kepulauan Talaud 7. Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Tenggara, terdiri dari: Kota Baubau 1. Kabupaten Buton Utara 2. Kabupaten Kolaka Utara 3. Kabupaten Konawe Selatan 4. Kabupaten Wakatobi 5. Kabupaten Bombana 6. Kabupaten Konawe Utara

1.2 Capaian Proyek BASICS-DFATD Kanada

1 Meningkatnya kemampuan pemerintah dan masyarakat sipil dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan, proses dan sistem untuk memberikan layanan desentralisasi yang efekif. Pada kurun waktu 4 tahun pelaksanaan Proyek BASICS-DFATD Kanada, telah berkontribusi atas terbitnya berbagai kebijakan pemerintah daerah, baik di Provinsi maupun KabupatenKota yang berhubungan erat dengan Percepatan Pencapaian SPM dan MDGs. 2 KabupatenKota wilayah kerja Proyek BASICS telah membuat kemajuan yang cukup signiikan dalam mengembangkan dan melaksanakan perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan dan pendidikan dasar 4 yang responsif gender dalam mendukung percepatan pencapaian SPM MDGs. a. Perangkat perhitungan biaya per unit unit cost untuk 11 indikator SPM kesehatan telah diadopsi menjadi perangkat standar yang wajib digunakan sebagai dasar untuk menghitung anggaran pelayanan kesehatan dalam usulan APBD di 15 kabupatenkota dalam forum MUSRENBANG Provinsi Sulawesi Utara. b. 10 Kabupatenkota mitra kerja Proyek BASICS di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara memasukkan indikator khusus terkait target SPM MDGs bidang kesehatan dan pendidikan dalam dokumen perencanaan dan anggaran daerah. c. 10 Kabupatenkota mitra proyek BASICS di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara telah berhasil merancang dan mengimplementasikan Strategi Perbaikan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Dasar berbasis SPM MDGS melalui mekanisme BASICS Responsive Iniiaive BRI selama tahun 2010-2013 d. Meningkatnya dana DEKON yang disalurkan kepada 12 kabupatenkota di Sulawesi Tenggara berdasarkan program kerja pengarusutamaan gender oleh BPPKB Sultra bekerjasama dengan Proyek BASICS. e. Mendorong lahirnya kebijakan Bantuan Keuangan Khusus Kesehatan BKK-Kes pada Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara untuk percepatan pencapaian SPMMDGs bidang kesehatan. 3 Kontribusi Proyek BASICS dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dasar dan kesehatan melalui mekanisme BRI Basics Responsive Iniiaive a. Selama tahun 2012-2013 sebanyak 416 dari 642 anak putus sekolah di Kabupaten Minahasa Utara telah kembali ke sekolah formal melalui Program Sumikolah. Bagi anak putus sekolah yang idak kembali ke sekolah, Program Sumikolah juga memfasilitasi agar dapat belajar di PKBM Pusat Kegiatan Masyarakat. Inisiaif ini telah dimuat dalam rancangan peraturan bupai dan menjadi gerakan yang langsung dipimpin oleh Bupai. 5 b. Pendekatan Kampo Waraka Desa Sehat di Kabupaten Buton Utara ikut berkontribusi pada penurunan jumlah kemaian sehingga pada tahun 2013 idak ada kemaian ibu melahirkan di seluruh wilayah Kabupaten Buton Utara. Pendekatan ini telah menjadi satu bagian dari misi kepala daerah yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah, seperi RPJMD. c. Pendekatan Mandara Mandidoha pada 22 desa pilot project di Kabupaten Konawe Selatan berkontribusi pada menurunnya jumlah kemaian ibu dan bayi sepanjang di desa-desa tersebut pada tahun 2013. Inovasi tersebut kemudian dituangkan dalam peraturan daerah dan mendapatkan dukungan APBD sejak tahun 2013. d. Program Sangihe Mengajar di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Bidan Kontrak di Kabupaten Kepulauan Sitaro yang dikembangkan dengan merekrut sumber daya lokal telah memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan pendidikan dasar dan kesehatan di daerah terpencil dan kepulauan tersebut. Inovasi tersebut kemudian dilembagakan melalui Peraturan Bupai dan didukung oleh APBD Tahun 2013. e. Fasilitasi pembentukan TPPK Tim Pengembangan Pendidikan Kecamatan di Kota Bitung telah membantu dalam pelaksanaan pendataan anak putus sekolah di Kota Bitung dan mendorong dikembangkanya mekanisme kerjasama mulipihak dan lintas SKPD dalam penanganan anak putus sekolah di Kota Bitung. Tim yang terdiri dari dari para pihak di kecamatan dan desa tersebut diperkuat oleh Surat Keputusan Walikota dan didukung oleh APBD Tahun 2013. f. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar pada lingkup daerah dapat ditunjukan dengan kemajuan pada 11 indikator SPMMDGs sebagaimana fokus Program SPP BRI Basics Responsive Iniiaive. 4 Meningkatnya dukungan, Bantuan Teknis dan pengawasaan yang diberikan oleh mitra di ingkat provinsi. 6 Desentralisasi yang telah bergerak cepat mendorong terjadinya percepatan pemahaman mengenai peran dan fungsi Pemerintah Provinsi dalam memberikan bantuan teknis dan pengawasan kepada pemerintah KabupatenKota untuk memfasilitasi pencapaian MDGS dan SPM, melalui: a. Reformasi peraturan yang salah satunya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah; b. Berkontribusi dalam mendorong Pemerintah Provinsi untuk mengambil peran pening dan dibutuhkan dalam mendukung pencapaian sasaran SPM dan MDGS bidang kesehatan dan pendidikan dasar, dengan menggunakan data sebagai dasar menyusun perencanaan dan penganggaran; dan c. Pelaksanaan mekanisme BRI di 10 KabupatenKota menjadi media uji coba Pemerintah Provinsi melalui sub komite BRI ingkat Provinsi dalam memberikan bantuan teknis bagi KabupatenKota dalam percepatan pencapaian SPM dan MDGs, mulai dari penyusunan Strategi Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan sampai pada monitoring dan evaluasi pelaksanaan program. 5 Memperkuat kerjasama parapihak di ingkat nasional dalam mendukung perencanaan dan penganggaran berbasis SPM. Upaya bersama yang dilaksanakan secara sinergis antar instansi di ingkat pusat telah memperkuat parisipasi dan kerjasama para pihak terhadap Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran berbasis SPM dan responsif gender melalui beberapa akiitas, antara lain: a. Bantuan teknis Pengembangan Instrumen Evaluasi pencapaian SPM dan memfasilitasi berbagai lokakarya ingkat provinsi dan ingkat regional yang terkait dengan percepatan pencapaian kerangka kerja SPM. b. Kerjasama dengan Kemendagri untuk menyiapkan dan mendistribusikan 1.500 eksemplar buku saku yang terdiri dari dua jenis buku yang memuat garis besar prakik cerdas dan inovasi yang dihasilkan oleh 7 BASICS dan mitranya dalam mempercepat pencapaian SPM pelayanan dasar bidang kesehatan dan pendidikan. Lebih dari 500 kabupaten dan kota, dan beberapa provinsi telah menerima dokumen publikasi ini. c. Capaian kemajuan kerjasama antara Proyek BASICS dengan KL Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Provinsi melalui berbagai media baik formal maupun informal telah melahirkan berbagai potensi untuk mendukung Perecepatan Pencapaian SPMMDGs bidang kesehatan dan pendidikan dasar: d. Kerjasama antara Kemendagri dan Kemdikbud untuk menyempurnakan beberapa indikator SPM pendidikan dasar agar sesuai dengan kondisi geograis yang dihadapi di daerah terpencil dan kabupaten kepulauan. Upaya demikian berpotensi memberi pengaruh posiif pada proses perencanaan dan penganggaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula pencapaian SPM pendidikan dasar. 8

2.1 Sekilas Proyek KINERJA-USAID