Situasi Sebelum Inisiaif Strategi Implementasi

70 4.2.3 Parisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten Jayapura, Papua. IPM atau Indeks Pembangunan Manusia di Papua menduduki urutan ke- 33 dari 33 propinsi yang ada di Indonesia. Status IPM yang rendah tersebut, salah satunya di sebabkan karena buruknyarendahnya kualitas pelayanan publik, termasuk dalam pelayanan kesehatan, padahal anggaran besar telah dialokasikan oleh pemerintah. Peningkatan kualitas pelayanan publik agar memenuhi Standar Pelayanan Minimum termasuk di dalamnya bidang kesehatan merupakan jalan terbaik untuk meningkatkan IPM dari tahun ke tahun, dan parisipasi akif masyarakat menjadi salah satu strategi kunci untuk pencapaiannya.

A. Situasi Sebelum Inisiaif

Tren anggaran untuk sektor kesehatan di Kab Jayapura menurun dari Tahun 2009 11 hingga Tahun 2013 yang hanya teringgal sebesar 5 dari total belanja daerah semakin memprihainkan. Komitmen pemerintah daerah untuk pembangunan di bidang kesehatan idak tercermin dalam anggaran urusan kesehatan. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Jayapura pada Tahun 2012 sebanyak 118.046 jiwa, maka anggaran kesehatan untuk seiap penduduk Kabupaten Jayapura hanya 249 ribu rupiah pertahun atau hanya 24 ribu rupiah perbulan. 71 Berdasarkan hasil evaluasi pemenuhan SPM yang difasilitasi oleh Kinerja, SPM Kesehatan Kab.Jayapura pada tahun 2013 hanya mencapai 36. Pemahaman pemerintah daerah terhadap Permenkes Nomor 741 Tahun 2008 tentang SPM Kesehatan serta Permenkes 828 tahun 2008 Petunjuk Teknis penerapan SPM juga masih rendah. SPM masih belum dianggap pening untuk dijadikan landasan dalam perencanaan dan penganggaran sektor kesehatan, dan juga belum dipakai sebagai alat manejemen untuk menilai kinerja sektor kesehatan di daerah. Beberapa indikator SPM belum dijadikan acuan indikator dan target program kerja dan kegiatan dalam pengembangan rencana kerja sektor. Selain itu, masyarakat masih belum dilihat sebagai mitra yang strategis untuk pembangunan sektor kesehatan di daerah dalam proses ini. Parisipasi masyarakat dalam menentukan kebutuhan kesehatan untuk pemenuhan hak dasarnya belum banyak didorong dan disaat yang sama keidak pahaman mengeni standar pelayanan kesehatan yang menjadi hak-nya belum banyak dipahami dengan baik

B. Strategi Implementasi

Kinerja-USAID di Papua menerapkan pendekatan untuk perbaikan pelayanan publik dari dua sisi, yakni sisi penyedia dan pengguna. Dari sisi penyedia, Kinerja melakukan asistensi dan penguatan kapasitas organisasi lokal dalam melakukan upaya penyadaran akan hak-hak masyarakat, sehingga mampu melakukan advokasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik. SPM diletakkan dalam bingkai hak dasar masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik, sehingga disseminasi SPM dan penyadaran akan peningnya pemerintah memenuhi SPM bagi masyarakat menjadi prioritas dalam penyediaan pelayanan publik yang berbasis standar. Dari sisi pemerintah, sebagai penyedia pelayanan publik, Kinerja-USAID memberikan peningkatan pemahaman dalam penyediaan pelayanan publik yang berkualitas mengacu kepada standar layanan, asistensi dalam melakukan penelaahan pencapaian SPM untuk mengetahui kesenjangan nya, dan kemudian memberikan asistensi dalam penghitungan dan skema pembiayaan 72 dalam memenuhi SPM serta intervensi kebijakan, program dan kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi kesenjangan yang ada . Tim teknis ingkat kabupaten terdiri dari pengambil kebijakan diingkat kabupaten, yang berperan menjadi penasihat program ingkat kabupaten serta memainkan peran pening dalam mendorong pelaksanaan pendampingan dan penghitungan SPM kesehatan sesuai dengan rencana kerja. Selain itu, im teknis ini juga akif melakukan mendorong integrasi SPM bidang kesehatan ke dalam perencanan dan pengganggaran daerah. Bantuan teknis Kinerja-USAID menekankan peningnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangan dan pembiayaan SPM kesehatan dan mendorong pemerintah daerah untuk melibatkan masyarakat dalam proses ini, serta sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi amanat akuntabilitas dan transparansi penyelenggara pelayanan publik. Beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan antara lain:

1. Lokakarya awal sosialisasi standar layanan kesehatan dan startegi penerapannya di daerah.