Pembiayaan Tesimoni Situasi Sebelum Inisiaif

83 dan advokasi anggaran SPM Kesehatan. Dokumen cosing SPM juga dapat digunakan sebagai bahan pengawasan implementasi SPM menjadi lampiran Perwali SPM baik oleh pemerintah maupun MSF. 4. Terbitnya Peraturan Walikota Makasar tentang SPM Nomor 101 Tahun 2013 makin meningkatkan pengawasan dan dorongan masyarakat jurnalis warga kepada Pemda Makassar untuk mempercepat pemenuhan SPM. 5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara ruin dan sisimais akan menjamin pencapaian dan kualitas pelayanan SPM Kesehatan.

E. Rekomendasi

• Pening regulasi SPM sebagai payung untuk memasikan SPM menjadi focus dalam proses perencanaan dan anggaran • Pengintegrasian SPM Kesehatan ke dalam Tahapan Proses Perencanaan dan Penganggaran Daerah harus mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepeningan di daerah. • Kesinambungan SPM atau program kesehatan lainnya sangat tergantung SPM terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah. • Keterlibatan masyarakat sebagai pengawas dan advocator sangat berperan dalam menjaga kesesuaian dan kesinambungan program meski ada perganian pimpinan di ingkat SKPD maupun pimpinan daerah.

F. Pembiayaan

Untuk melaksanakan program ini diperlukan dana sekitar 100 juta rupiah untuk pembiayaan lokakarya dan advokasi anggaran.

G. Tesimoni

Samsiah Desni Kepala Puskesmas Batua, Kota Makassar, Sulawesi Selatan “Di puskesmas ini jumlah petugas kesehatan hanya kurang lebih 50 orang. Dengan jumlah penduduk 66.204 orang. Tidak mungkin kami mampu untuk menghandle semua kesehatan masyarakat kalau idak ada mitra dari kami. Maka dengan adanya parisipasi dari masyarakat, khususnya kader-kader posyandu maka program-program kesehatan itu kita bisa jalan bersama”. Detail Kontak Dinas Kesehatan Kota Makasar Jl. Teduh Bersinar No. 1 Makassar, Telp. 0411 - 881549 Fax. 0411 - 887710 e-mail :perencanaandinkesmakassaryahoo.co.id Website: dinkeskotamakassar.net Nama Pimpinan Unit :dr. Hj. A. Naisyah T. Azikin, M.Kes, HP. 0816276706 84 4.2.5 Rencana Strategis Berbasis Standar Pelayanan Beri Peluang Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Kota Singkawang, Kalimantan Barat Hingga tahun 2012, Dinas Kesehatan Kota Singkawang belum menggunakan Standar Pelayanan Minimal SPM sebagai acuan perencanaan dan penganggaran program kesehatan. Kegiatan SPM masih hanya sebatas pelaporan pencapaian dibanding target nasional. Pada tahun 2011, capaian SPM kesehatan dinas kesehatan sangat bervariasi, berkisar 8 - 58 di bawah target nasional. Namun, hasil evaluasi ini belum diintegrasikan dalam rencana kerja Dinas Kesehatan. Sejak bermitra dengan Kinerja-USAID, Dinas Kesehatan telah membuat perubahan pening untuk mengintegrasikan SPM dalam rencana strategis dinas. Bersama dengan puskesmas, dinas membuat rencana kegiatan dan anggaran berdasarkan hasil evaluasi pencapaian SPM. Dua tahun setelah bermitra dengan Kinerja-USAID, dinas kesehatan telah memiliki rencana 85 strategis yang komprehensif dan berbasis standar pelayanan minimal.

A. Situasi Sebelum Inisiaif

Meskipun target pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM kesehatan untuk menjamin pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas akan berakhir 2015, masih banyak pemerintah daerah belum memahami dan menggunakan panduan ini. Di Kota Singkawang, Dinas Kesehatan belum menggunakan SPM sebagai acuan perencanaan programnya hingga tahun 2012. Program masih dibuat berdasarkan kegiatan dan penyerapan anggaran tahun sebelumnya. Akibatnya, program yang dibuat idak mencerminkan kebutuhan riil di lapangan. Selain itu, lemahnya kerjasama antar SKPD juga menghambat penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas. Hingga tahun 2012, Kota Singkawang idak memiliki rencana program kesehatan yang komprehensif karena seiap SKPD membuat rencana sendiri-sendiri, sehingga banyak program yang tumpang-indih. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan belum dilibatkan dalam pembuatan rencana kerja pemerintah. Meskipun pada saat itu masyarakat sudah cukup kriis terhadap penyediaan layanan kesehatan, mereka idak mempunyai forum yang mempertemukan dengan pihak penyedia layanan untuk membahas pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak KIA secara berkala.

B. Strategi Implementasi