Meningkatnya parisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan desa. Meningkatnya alokasi dana APBD untuk replikasi Desa Mapalus Sehat. Proses Perekrutan Bidan Kontrak. Pembekalan dan Penempatan Bidan Kontrak

31

C. Dampak dan Perubahan

Beberapa dampak dan perubahan dari penerapan Desa Mapalus Sehat di empat desa Kabupaten Minahasa adalah sebagai berikut:

1. Peta Kesehatan Berbasis Masyarakat Desa.

Empat desa memiliki peta yang memuat posisi ibu hamil, masyarakat yang bersedia membantu proses persalinan, posisi kendaraan masyarakat yang siap membantu proses persalinan, dan jenis golongan darah pendonor. Peta desa ini peta sederhana dan prakis disusun dalam pertemuan pertemuan masyarakat.

2. Desa Siaga Akif menjadi satu bahan diskusi ruin dalam pertemuan- pertemuan mas yarakat.

Hal hal terkait tentang peningnya parisipasi masyarakat dalam mendukung ibu hamil bersalin serta penerapan Desa Siaga pada umumnya, menjadi satu pengetahuan dan tema yang disampaikan pada forum forum keagamaan kebakian warga, forum forum adat pertemuan rukun keluarga atau marga, pertemuan PKK dan juga pertemuan desa yang dipimpin Hukum Tua.

3. Menurunnya jumlah kemaian ibu dan bayi di desa yang menjadi pilot project

. Perilaku gotong royong dan semangat persaudaraan yang dicerminkan dalam penanganan kondisi darurat saat persalinan melalui dukungan masyarakat meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil, penanganan persalinan dan menekan kemaian ibu dan bayi hingga nol, selama September 2012 sampai dengan September 2013 di empat desa

4. Meningkatnya parisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan desa.

Salah satu kegiatan yang dilakukan pada Desa Mapalus Sehat adalah Dana Sehat yang dialokasikan untuk membantu warga desa yang membutuhkan biaya pengobatan. Pada awalnya dana sehat ditetapkan Rp. 200 per keluarga per bulan yang kemudian berkembang menjadi Rp. 20.000 per keluarga per bulan. 32

5. Meningkatnya alokasi dana APBD untuk replikasi Desa Mapalus Sehat.

Berhasilnya pelaksanaan Desa Mapalus Sehat di 4 desa pilot membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa menganggarkan Rp. 250 juta pada APBD 2014 untuk melakukan replikasi pada desa-desa terpilih lainnya di 14 kecamatan.

6. Dukungan kebijakan Pemerintah Daerah.

Dalam rangka mereplikasi penerapan Desa Siaga Mapalus Sehat di semua desa di Kabupaten Minahasa, pemerintah daerah telah menyusun Rancangan Peraturan Daerah Tentang Sisim Pelayanan Kesehatan Kabupaten Minahasa yang di dalamnya memuat dukungan bagi penerapan Desa Mapalus Sehat.

D. Pembelajaran

Beberapa pembelajaran yang dapat ditarik dari inisiaif yang dikembangkan di Kabupaten Minahasa: 1. Penerapan Desa Siaga Akif akan berjalan efekif dengan memasukan nilai budaya dan kebiasaan masyarakat setempat serta melibatkan semua pemangku kepeningan yang ada di desa. Budaya mapalus pada masyarakat Minahasa menjadi konsep yang mewarnai penerapan Desa Siaga Akif. Mulai dari tahap persiapan, perencanaan, sampai dengan pelaksanaannya. Dengan kata lain, sebuah program nasional dapat “diperkaya” dan dibuat lebih kokoh bila diadaptasi melalui budaya lokal. 2. Penerapan Desa Siaga Akif harus didukung komitmen pemerintah daerah untuk memenuhi prasyarat menjalankannya, utamanya komitmen untuk penyediaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di desa. Untuk itu, keberhasilan ujicoba atau piloing suatu pendekatan baru walaupun dilakukan pada skala kecil pada awalnya, dapat dengan waktu relaif singkat memperoleh dukungan pemerintah untuk memberlakukan pendekatan baru itu pada skala yang jauh lebih luas, yaitu skala kabupatenkota. 33

E. Pembiayaan

Berbagai tahapan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan program Desa Mapalus Sehat cukup efekif dalam meningkatkan pelayanan dasar bidang kesehatan. Dukungan pembiayaan diperkirakan sebesar Rp 494 juta untuk semua tahapan proses pelaksanaan program, antara lain: pertemuan Kelompok Kerja Desa Mapalus Sehat, pelaihan dan orientasi kader dan tokoh masyarakat, pelaihan petugas kesehatan, Survei Mawas Diri, pemetaan geospaial berbasis desa dan lintas sektor, monitoring dan evaluasi, serta dukungan pengadaan materi sosialisasi dan edukasi.

F. Tesimoni

Ricky J. Koampa Menurut Kepala Desa Tombasian Bawah: “Bersyukur dengan adanya pendampingan dari Puskesmas Kawangkoan, kader-kader di desa Tombasian Bawah sekarang so lebe akif. Pelayanan di Puskesdes juga sudah lebih bagus. Lantaran so ada peta ibu hamil, skarang so lebe mudah menganisipasi kalo-kalo ada kelahiran darurat.” Hesye Kuhu, pendamping Desa Siaga Mapalus Sehat “Tidak semua desa seperi desa Tombasian Bawah ini. Komitmen pemerintah desanya sangat bagus dan mau bekerja bersama-sama dengan masyarakat. Mapalus bagi desa ini bukan cuma slogan tapi memang kenyataan. Bersyukur, Dinas kesehatan Kabupaten sangat mendukung bahkan program BASICS” Kontak Detail Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Jl. Maesa Kelurahan Sasaran, No. 158 Tondano Contact Person: Emma Sopacua, HP: 085256630375 34 4.1.3 Bidan Kontrak : Kiat Baru Pemenuhan Bidan di Kepulauan dan Desa Terpencil di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara Peran tenaga kesehatan, khususnya bidan, sangat pening dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu, bayi, dan balita sesuai standar yang sudah ditetapkan dalam SPM Kesehatan. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang turun langsung ke tengah masyarakat bisa menjadi ujung tombak dalam upaya menurunkan kemaian ibu dan bayi sesuai yang ditargetkan dalam MDGs. Meski peran bidan sangat pening dan strategis tetapi penyebarannya belum merata di seluruh wilayah, khususnya di daerah terpencil, pesisir, dan kepulauan yang sulit dijangkau dengan sarana dan prasarana kesehatannya yang masih minim. Sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Permenkes Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap maka pemerintah daerah dapat menyediakan bidan non PNS bidan idak tetap atau kontrak untuk memenuhi kekurangan bidan di wilayahnya. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Sitaro berinisiaif mengembangkan bidan kontrak untuk memenuhi kebutuhan bidan di pulau-pulau dan desa terpencil di wilayahnya. 35

A. Masalah dan Peluang

Salah satu persoalan yang menjadi perhaian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hal ini bisa dilihat dari masih ingginya angka kemaian ibu AKI100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, sebesar 148 sementara target nasional sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat resiko bencana yang inggi, minimnya sarana dan fasilitas kesehatan, serta sulitnya akses transportasi menuju sarana kesehatan merupakan beberapa penyebab ingginya angka kemaian ibu melahirkan dan bayi. Kesemua hal tersebut diperparah lagi dengan minimnya tenaga kesehatan, khususnya bidan, yang tersedia di desa. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten kepulauan Sitaro tahun 2011, dari 93 desakelurahan hanya terdapat 43 bidan. Ini berari masih dibutuhkan sekitar 50 orang bidan desa. Hal ini berkontribusi pada rendahnya cakupan indikator SPM kesehatan untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak, salah satunya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang tercatat sebesar 48,3 dari target nasional harus dicapai yaitu 90. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah untuk memenuhi ketersediaan bidan adalah dengan mengajukan permohonan tenaga kesehatan kepada Pemerintah Provinsi dan Kementerian Kesehatan. Pada Tahun 2011, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan seorang bidan PTT Pegawai Tidak Tetap dan ditempatkan di satu pulau kecil Pulau Buhias, Kecamatan Siau Timur. Bidan yang ditempatkan tersebut hanya bertahan satu minggu dan kembali pulang sebelum kontrak kerja selesai. Akhirnya pada Tahun 2012 idak ada lagi penempatan bidan PTT. Kondisi tersebut di atas membuat pemerintah daerah berupaya mengembangkan cara lain, yaitu dengan cara merekrut bidan non PNS sebagai bidan kontrak atau bidan idak tetap untuk ditugaskan di desa-desa terpencil di wilayah kepulauan. Peluang tersebut terbuka mengingat banyaknya jumlah lulusan kebidanan di daerah perkotaan yang belum semuanya terserap sebagai pegawai negeri. 36

B. Langkah-langkah Pelaksanaan

Beriku ini digambarkan langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan Program Bidan Kontrak di Kabupaten Kepulauan Sitaro

1. Proses Perekrutan Bidan Kontrak.

Proses perekrutan bidan kontrak diawali dengan sosialisasi program melalui berbagai pertemuan mulipihak yang dilakukan di ingkat kabupaten. Kemudian informasi tentang pendataram calon diberitakan melalui media baik cetak maupun elektroik dan melalui jaringan organisasi profesi kebidanan seperi IBI Ikatan Bidan Indonesia. Setelah melalui proses seleksi administrasi dan seleksi akademik, ditetapkan sembilan orang bidan bidan kontrak untuk ditempatkan di beberapa pulau terpencil seperi Biaro, Pahepa, dan Ruang. Mereka juga ditempatkan di desa-desa dengan jumlah kasus kemaian ibu dan bayi yang inggi seperi: Desa Batu Bulan, Desa Apelawo, Desa Deahe, dan Desa Bulangan.

2. Pembekalan dan Penempatan Bidan Kontrak

Calon bidan kontrak yang lulus seleksi selanjutnya dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk menunjang tugasnya di daerah terpencil. Pembekalan terdiri dari materi pelaihan klinik kebidanan, materi administraif pendataan, pencatatan dan pelaporan KIA, materi sosial kemasyarakatan pemahaman kondisi sosial dan budaya daerah tugas, pengelolaan posyandu, desa siaga, dan kemitraan bidan dan dukun bayi Setelah pembekalan dilakukan, para bidan menandatangani kontrak kerja dengan Pemerintah Daerah untuk jangka waktu satu tahun yang dapat diperpanjang berdasarkan kinerja bidan yang bersangkutan, kebutuhan bidan dan ketersediaan anggaran pemerintah daerah. Bidan kontrak juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan bantuan teknis dan pemantauan atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan ataupun Puskesmas. Berbeda dengan Bidan PNS, kinerja yang kurang baik pada bidan kontrak akan berdampak pada peninjauan kontrak kerja. Sementara Bidan PNS umumnya idak ada pemutusan hubungan kerja 37 akibat kinerja yang kurang baik atau penolakan untuk bekerja pada lokasi yang ditentukan.

3. Penyusunan Kebijakan Daerah terkait Bidan Kontrak