23
C. Dampak dan Perubahan
Sejumlah hasil dan dampak yang dihasilkan dari program ini antara lain: 1.
Survei kesehatan dengan metode parisipaif yang melibatkan masyarakat
desa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buton Utara kemudian dikembangkan menjadi satu pendekatan baru dalam perencanaan
kesehatan di desa. Masyarakat dan pemerintah kabupaten menyebutnya dengan Waraka.
. 2.
Waraka berhasil menghasilkan data yang akurat yang kemudian dapat diguanakan oleh Dinas Kesehatan untuk melakukan perencanaan dan
penganggaran kesehatan yang lebih efekif dan menjawab kebutuhan masyarakat, selain mempercepat pencapaian target SPM Kesehatan dan
Tujuan Pembangunan Milenium MDGs bidang kesehatan. 3. Penerapan kemitraan bidan, dukun dan kader yang dikembangkan pasca
Waraka telah menghasilkan kesepatan bersama antara bidan, dukun dan kader dalam membantu ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas serta panduan
yang dapat diberlakukan di seluruh desa di Kabupaten Buton Utara. 4.
Meningkatnya parisipasi masyarakat di bidang kesehatan merupakan salah satu dampak posiif Kampo Waraka. Masyarakat secara akif menerapkan
24
perilaku hidup bersih dan sehat. Kader kesehatan dan dukun bayi akif mengajak ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara teratur pada
petugas kesehatan dan mendorong persalinan oleh tenaga kesehatan. Selain itu kader kesehatan juga akif memberikan sosialisasi kesehatan
kepada masyarakat.
5. Pelaksanaan Waraka dan penerapan Kampo Waraka secara langsung dan
idak langsung telah berkontribusi pada percepatan pencapaian SPM Kesehatan dan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs. Hal ini bisa dilihat
dari adanya penurunan kasus kemaian ibu melahirkan dari 7 kasus pada tahun 2009 menjadi nol atau idak ada kasus kemaian ibu melahirkan pada
akhir tahun 2013. Selain itu, cakupan pemeriksaan ibu hami K-4 meningkat dari 70 menjadi 79; cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
meningkat dari 66 menjadi 96; dan cakupan komplikasi ibu hamil yang ditangani meningkat dari 29 menjadi 51.
6. Waraka dan Kampo Waraka mendapat sambutan posiif dari berbagai pihak,
dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Buton Utara. Salah satu bukinya adalah penghargaan yang diberikan Canadian
Internaional Developmen Agency CIDA berupa CIDA AWARD pada tahun 2012 atas inovasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
7. Komitmen Bupai Buton Utara dalam mendukung upaya percepatan
pencapaian SPM dan MDGs bidang kesehatan. Keberadaan program ini seidaknya menjadi simulan bagi pemerintah dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan. Terkait hal ini sejumlah perkembangan posiif yang bisa dilihat di Kabupaten Buton Utara antara lain:
a. Sejak Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Buton Utara telah memangkas pos
pos anggaran Perjalanan Dinas keluar. Anggaran tersebut digunakan untuk kebutuhan masyarakat secara langsung,
khususnya kebutuhan dasar seperi kesehatan. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatkan alokasi anggaran urusan kesehatan hingga
mencapai 10 dari total APBD Tahun 2012. Pada tahun sebelumnya, porsi anggaran kesehatan berkisar 7,4.
b. Komitmen juga dituangkan dalam bentuk regulasi, beberapa regulasi yang dikeluarkan adalah: 1 SK Bupai tentang Tim Kampo Waraka;
2 Peraturan Bupai tentang Jaminan Rujukan Ibu Hamil Resiko Tinggi,
25
Ibu Bersalin dan Ibu dari Keluarga Tidak Mampu; 3 Peraturan Bupai tentang Kemitraan Bidan, Dukun dan Kader dalam Penanganan Ibu
Hamil hingga Nifas. c. Bupai juga mendukung inisiaif Dinas Kesehatan Kabupaten Buton
Utara dalam pembentukan Peraturan Daerah Perda tentang Jaminan Kesehatan Daerah Jamkesda Kabupaten Buton Utara, dimana
didalamnya memuat hal terkait dengan insenif keluarga pendamping ibu hamil dari keluarga idak mampu, insenif bagi dukun yang
mendukung persalinan serta insenif bagi kader kesehatan dalam pengelolaan Kampo Waraka. Alokasi anggaran untuk mendukung
penyusunan Perda telah disiapkan sebesar 100 juta dalam APBD Tahun 2013.
D. Pembelajaran