42
A. Masalah dan Peluang
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Tahun 2010, Kabupaten Konawe Selatan
merupakan salah satu kabupaten dengan kategori bermasalah di bidang kesehatan.
Hal ini ditunjukkan dari Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat IPKM yang dirilis
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011, bahwa Kabupaten Konawe Selatan berada
di peringkat 314 dari 440 kabupatenkota di Indonesia. IPKM merupakan indeks komposit
dari berbagai indikator kemajuan bidang ke- sehatan, termasuk indikator SPM dan MDGs bidang kesehatan.
Dari sisi pelayanan kesehatan, sebuah survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan se-Kabupaten Konawe Selatan pada Tahun 2011
menyebutkan bahwa sebagian besar responden mengatakan idak puas terhadap pelayanan kesehatan, baik di ingkat desa Poskesdes, ingkat
kecamatan Puskesmas maupun Rumah Sakit Kabupaten, meskipun faktanya fasilitas kesehatan telah tersedia dan mencukupi. Hal ini menunjukkan bahwa
peran pelayanan kesehatan yang dilakukan belum opimal. Masalah lainnya terkait dengan parisipasi masyarakat dalam mendukung upaya
peningkatan kualitas kesehatan masih kurang opimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya penerapan Desa Siaga Akif di Kabupaten Konawe
Selatan. Tahun 2010, cakupan Desa Siaga Akif di Konawe Selatan adalah 15 desa atau hanya 9,6 dari 156 Desa Siaga yang ada.
Untuk bidang pendidikan, data yang diperoleh dari survei yang dilakukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dispora Kabupaten Konawe Selatan
bersama Organisasi Masyarakat Sipil OMS pada Tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah anak putus sekolah masih cukup inggi: sebanyak 182 71 anak
perempuan putus sekolah sekolah dasar dan 888 351 anak perem-puan anak putus sekolah SMP. Alasan-alasan utama anak putus sekolah yang
tercatat pada temuan survey pendidikan tersebut adalah beratnya biaya yang harus dikeluarkan keluarga untuk mengakses fasilitas pendidikan, baik berupa
pemenuhan perlengkapan sekolah mau-pun biaya transportasi yang dibutuhkan.
43
Masalah lain pada bidang pendidikan adalah masih kurangnya perhaian pemerintah terha-dap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM, padahal
PKBM menjadi salah satu alterna-if masyarakat mengikui kegiatan belajar. Kurangnya perhaian pemerintah terungkap dari pernyataan Kepala BAPPEDA
dan Dispora pada Tahun 2011, yang menyatakan bahwa selama ini program pendidikan lebih fokus pada pendidikan formal sekolah karena itu dukungan
program dan anggaran daerah untuk PKBM yang sangat minim.
B. Langkah-langkah Pelaksanaan