43
Masalah  lain  pada  bidang  pendidikan  adalah  masih  kurangnya  perhaian pemerintah  terha-dap  Pusat  Kegiatan  Belajar  Masyarakat  PKBM,  padahal
PKBM  menjadi  salah  satu  alterna-if  masyarakat  mengikui  kegiatan  belajar. Kurangnya perhaian pemerintah terungkap dari pernyataan Kepala BAPPEDA
dan  Dispora  pada  Tahun  2011,  yang  menyatakan  bahwa  selama  ini  program pendidikan lebih fokus pada pendidikan formal sekolah karena itu dukungan
program dan anggaran daerah untuk PKBM yang sangat minim.
B. Langkah-langkah Pelaksanaan
Menghadapi persoalan pelayanan pendidikan dan kesehatan, BASICS bersama
Pemerintah  Daerah  Konawe  Selatan menginisiasi beberapa pendekatan. Berikut
beberapa langkah sehingga terbentuknya konsep dan kebijakan tentang Mandara
Mandidoha.
1.  Pengelolaan Data Kesehatan dan Pendidikan.
Langkah  pertama  yang  dilakukan  adalah  menggali  data  di  lapangan  dan memvalidasi data-data sekunder BPS, Proil, Laporan Puskesmas, Laporan
Sekolah.  Data  yang  digali  di  lapangan  terkait  dengan  jumlah  ibu  hamil, jumlah kema-ian ibu dan anak, jumlah anak idak sekolah, buta aksara dan
potensi desa. Pengambilan data dilaksanakan di sebelas desa pada sebelas kecamatan yang menjadi desa percontohan.
Proses ini dilakukan oleh dinas teknis Dinkes dan Dispora, BAPPEDA, Badan  Pemberdayaan  Perempuan  dan  Keluarga  Berencana  BPPKB  dan
Organisasi  Masyarakat  Sipil  OMS.  Data-data  ini  kemudian  diolah  untuk memudahkan unit layanan dalam memetahkan persoalan di desa. Hasil ini
kemudian  dipresentasikan  kepada  DPRD  dan  Bupai  untuk  mendapatkan dukungan dari Kepala Pemerintah Daerah.
2.  Membangun Komitmen Parapihak di Tingkat Kabupaten.
Untuk memperoleh dukungan yang lebih luas dilakukan upaya membangun komitmen dengan pihak-pihak terkait lainnya. Dalam hal ini BAPPEDA
melakukan serangkaian kegiatan pertemuan kordinasi dengan sejumlah pihak,  antara  lain  DPRD,  Dinkes,  Dispora,  BPMD,  BPPKB,  RSUD,  Bagian
Keuangan, Bagian Kepegawaian dan beberapa organisasi masyarakat sipil
44
di Kabupaten Konawe Selatan. Temua survei pendidikan maupun kesehatan menjadi bahan pembahasan para pihak untuk kemudian disinkronkan
dengan program-program masing-masing insitusi.
3.  Mengideniikasi Desa Percontohan.
Untuk  menunjukkan  satu  upaya  yang  terpadu  dan  efekif  dilakukan ideniikasi  satu  desa  percontohan  yang  berpotensi  dapat  mendukung
dan  menginspirasi  desa-desa  lainnya.  Salah  satu  desa  tersebut  adalah Desa Tirtamartani. Desa tersebut idak ditemukan kemaian ibu dan bayi
selama beberapa tahun, masyakat memiliki ingkat parisipasi yang inggi termasuk  memiliki  dana  desa  yang  dikelola  secara  profesional  melalui
koperasi.  Sukses  desa  inilah  yang  dimanfaatkan  untuk  dipromosikan  dan transformasikan kepada sebelas desa lain yang menjadi desa percontohan.
4.  Mengembangkan 11 Desa Percontohan di 11 Kecamatan.