78
4.2.4. Peraturan Walikota Makassar dalam Percepatan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan
Upaya percepatan target pencapaian Standar Pelayanan SPM Kesehatan di Kota Makassar secara bertahap mulai Tahun 2012 sd Tahun 2015 adalah
salah satu bentuk aksi kongkrit dari komitmen Pemkot Makassar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Makassar. Melalui dukungan
Program Kinerja-USAID secara bersama sama dengan Dinas Kesehatan dan MSF melakukan analisis pencapaian SPM dan hasilnya dapat diitegrasikan ke
dalam perencanaan dan penganggaran SKPD Dinas Kesehatan yang kemudian menjadi bagian yang idak terpisahkan dari lahirnya regulasi Peraturan
Walikota Nomor 101 Tahun 2013 tentang Penerapan SPM.
A. Situasi Sebelum Inisiaif
Proses desentralisasi telah mengakibatkan perubahan –perubahan mendasar dalam pelayanan kesehatan baik di ingkat nasional maupun provinsi dan
kabupaten kota. Pelimpahan kewenangan pusat ke daerah telah melahirkan beberapa regulasi pada ingkat nasional melipui Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan penerapan SPM, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian SPM,
dan Permenkes RI Nomor 741MenkesPERVII 2008 tentang SPM bidang Kesehatan di KabupatenKota.
79
Kebijakan pusat ini belum menjadi rujukan daerah baik dalam upaya pemenuhan hak pelayanan kesehatan dasar rakyat maupun untuk mengukur kinerja
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh daerah. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh daerah sesungguhnya adalah pelayanan yang sama
dengan SPM. Namun banyak daerah terutama Kota Makassar belum pernah
melakukan perhitungan pencapaian indicator SPM sebagai wujud akuntabilitas pelayanan daerah. Sehingga sulit menentukan pencapaian target SPM dan
gap yang ada. Akibatnya anggaran kesehatan juga masih belum terfokus pada pencapaian target atau peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada
indicator yang sudah tercapai target SPM.
Pada Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Makassar pernah melakukan perhitungan Pencapaian indikator SPM kesehatan dengan hasil beberapa
indicator pencapaiannya masih rendah antara lain persentasi cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani masih 50 demikian pula persentase
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin masih 44 . Cosing perencanaan pencapaian Indikator SPM idak spesiik anggarannya ditujukan untuk alokasi pencapaian SPM karena
perencanaan kegiatan dengan alokasi anggaran bersifat “gelondongan”, sehingga relasi antara kegiatan dan target pencapaian SPM menjadi seringkali
idak sinkron, sebelumnya juga belum pernah dilakukan perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai SPM Kesehatan, termasuk
kesenjangan pembiayaan, rencana pencapaian SPM Kesehatan dan penetapan target tahunan pencapaian SPM Kesehatan. Kebutuhan suatu kebijakan daerah
peraturan walikota atau perwali diasumsikan dapat meningkatkan perhaian para stakeholder daerah dalam percepatan pencapaian target SPM.
Sebelum ada pendampingan dari program Kinerja - USAID, Dinas Kesehatan dalam menentukan indikator capaian SPM tahun berikunya hanya meminta
kepala bidang memberi usulan berdasarkan capaian yang ada diingkat Puskesmas. Dinas belum melakukan analisis situasi kondisi di lapangan dan
kemampuan puskesmas berserta staf.
Kurangnya upaya dalam mengejar pemenuhan target SPM Kesehatan di Kota Makassar dimungkinkan salah satunya karena belum adanya kebijakan yang
menjadi payung pelaksanaan SPM Kesehatan di ingkat daerah. Oleh karena itu upaya penyusunan Peraturan Walikota Makassar dalam Percepatan Pemenuhan
SPM Kesehatan menjadi pening dan strategis.
80
B. Strategi implementasi