21
Sebelum pelaksanaan survey di 59 desa, im pemerintah kabupaten dibekali pemahaman tentang perencanaan kesehatan parisipaif berbasis
desa dengan menerapkan pendekatan PRA Paricipatory Rural Appraisial.
Pertama, memfasilitasi pertemuan musyawarah desa bersama kepala desa untuk memperoleh informasi tentang kesehatan masyarakat desa dan
merencanakan penyelesainnya. Kedua, melakukan kunjungan, wawancara dan analisis kesehatan bagi masyarakat yang bermasalah kesehatan.
Pendekatan ini dilakukan untuk mendorong kemandirian masyarakat desa untuk akif melakukan analisis dan merencanakan bersama penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat di desa.
3. Mengembangkan konsep terpadu berdasarkan inovasi-inovasi yang dikembangkan, yaitu: Kampo Waraka atau Desa Sehat.
Kampo Waraka merupakan satu perwujudan dari kegiatan Waraka. Kampo Waraka atau Desa Sehat adalah desa yang masyarakatnya akif
berparisipasi untuk meningkatkan kehidupan yang sehat, maju dan mandiri. Hal ini dilakukan melalui 3 strategi utama, yaitu: 1 pelayanan
prima di unit pelayanan kesehatan; 2 meningkatkan peran mulipihak dalam mewujudkan Kampo Waraka; dan 3 kemitraan bidan, dukun bayi
dan kader posyandu.
4. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan.
Pelaihan teknis bagi tenaga kesehatan terutama diberikan bagi bidan desa yang bertugas di 8 Puskesmas yang ada di Kabupaten Buton Utara dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan bidan dalam menangani masalah- masalah kesehatan ibu, bayi dan anak.
5. Meningkatkan kapasitas kader kesehatan.
Kader merupakan ujung tombak pelaksanaan Waraka dan Kampo Waraka di desa. Peran-peran kader tersebut diantaranya: Mendata ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas; membantu bidan dalam sosialisasi kesehatan ibu dan anak; bersama kepala desa menfasilitasi pertemuan desa. Demikian
strategisnya peran yang dilakukan kader kesehatan maka dilakukan beberapa upaya peningka tan kapasitas bagi kader kesehatan, seperi: pelibatan dalam
kegiatan perencanaan kesehatan di kabupaten, pertemuan-pertemuan dalam membangun kemitraan bidan dan dukun, monitoring perkembangan
desakelurahan serta promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan.
22
6. Mengembangkan kemitraan bidan, dukun, dan kader.
Satu upaya yang dikembangkan pasca penerapan Waraka adalah penerapan kemitraan bidan, dukun dan kader di dua kecamatan, Kulisusu
dan Kambowa. Penerapan atau uji coba ini telah menghasilkan kesepakatan bersama antara bidan, dukun dan kader dalam membantu ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas serta panduan yang dapat diberlakukan ke seluruh desa di Kabupaten Buton Utara.
7. Memberikan insenif inansial bagi keluarga idak mampu.
Salah satu upaya menekan kemaian ibu melahirkan adalah dengan mempercepat pengambilan keputusan keluarga dalam menolong persalinan
ibu. Hal ini sangat terkait dengan latar belakang ekonomi keluarga yang idak bisa membiayai diri dan keluarga yang mendampinginya selama
proses rujukan ke rumah sakit di Kota Baubau atau Kota Kendari. Insenif inansial ini menjadi satu upaya untuk menjawab kebutuhan tersebut.
8. Dukungan kebijakan pemerintah daerah.