44
di Kabupaten Konawe Selatan. Temua survei pendidikan maupun kesehatan menjadi bahan pembahasan para pihak untuk kemudian disinkronkan
dengan program-program masing-masing insitusi.
3. Mengideniikasi Desa Percontohan.
Untuk menunjukkan satu upaya yang terpadu dan efekif dilakukan ideniikasi satu desa percontohan yang berpotensi dapat mendukung
dan menginspirasi desa-desa lainnya. Salah satu desa tersebut adalah Desa Tirtamartani. Desa tersebut idak ditemukan kemaian ibu dan bayi
selama beberapa tahun, masyakat memiliki ingkat parisipasi yang inggi termasuk memiliki dana desa yang dikelola secara profesional melalui
koperasi. Sukses desa inilah yang dimanfaatkan untuk dipromosikan dan transformasikan kepada sebelas desa lain yang menjadi desa percontohan.
4. Mengembangkan 11 Desa Percontohan di 11 Kecamatan.
Awalnya program ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk menangani masalah kemaian ibu dan bayi di 11 desa dan kecamatan. Pendekatan yang
dilakukan merujuk pada konsep Desa Siaga Akif DSA yang merupakan salah satu Program yang dikembangkan Kementerian Kesehatan. Fokus
program ini menekankan parisipasi masyarakat di desa dengan didukung oleh fasilitas kesehatan yang harus dipenuhi pemerintah, seperi bidan
desa, alat kesehatan dan fasilitas pelayanan. DSA berupaya meningkatkan kesadaran dan parisipasi warga dalam turut
mendu-kung upaya penanganan masalah kesehatan di desa, khususnya terkait ibu melahirkan, termasuk dalam mendukung ketersediaan fasilitas,
misalnya: ambulan desa, pengelolaan darah bagi ibu bersalin, serta pengelolaan dana sehat desa. Sumber pendanaan untuk dana sehat ini
bisa berasal dari sumbangan warga, unit usaha desa maupun dukungan pihak lain. Mengingat Program DSA dinilai cukup berhasil dan efekif,
maka muncullah pemikiran untuk mengembangkan cakupannya, idak hanya pada bidang kesehatan, tapi juga untuk bidang pendidikan dan
kesejahteraan warga. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya program Mandara Mendidoha ini.
5. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Program Mandara Mendidoha Pedoman Pelaksanaan Mandara Mendidoha disusun berdasarkan
pengalaman atau learning by doing, dimana konsep ini disusun setelah
melihat dan mempelajari pengalaman pelaksanaannya di 11 desa Pilot
45
Project. Penyusunan pedoman ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah pihak yang terkait, antara lain: BAPPEDA, DPRD, Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, BP-PKB, OMS, dan pihak terkait lainnya. Pelaksanaan program ini sejalan dengan fokus
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM.
6. Membentuk Kebijakan Daerah
Untuk memasikan penerapan konsep tersebut tetap berjalan, dilaksanakan di desa-desa lain serta didukung APBD secara tetap, maka dipandang pening
adanya Peraturan Daerah Perda. Simultan dengan proses penerapan mandara mandidoha disusunlah Perda tentang Desa Mandara Mendidoha.
Proses penyusunan dilakukan secara kolaboraif melibatkan eksekuif, legislaif dan OMS. Pada bulan Oktober 2013 ditetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Konawe Selatan Nomor 22 Tahun 2013 Tentang Mandara Mendidoha Desa Sehat Cerdas
7. Sosialisasi Kebijakan Daerah