82
sadar menumbuhkan kesadaran baru bagi pemerintah dan masyarakat terhadap pemenuhan SPM sebagai wujud kewajiban pemda dalam
pelayanan hak kesehatan dasar rakyat.
3. Timbul saling memahami antara penyedia layanan dan masyarakat dan kepemilikan SPM.
Proses penyusunan regulasi ini telah meningkatkan kemitraan antara penyedia layanan, pengambil kebijakan anggaran, dan masyarakat atau
muli stakeholder forum sehingga memudahkan neogosiasi anggaran. Karena SPM dibahas secara bersama muli pihak, maka semua memiliki
rasa kepemilikan terhadap upaya pencapaian indicator dan target SPM. Demikian juga di intenal Dinkes terjadi integrasi perencanaan dan
penganggaran sehingga pencapaian indicator dan target SPM bukan lagi ego masing-masing program.
D. Pembelajaran
Dinas Kesehatan, Puskesmas dan MSF Kesehatan serta Bappeda mengakui Pendampingan Program KInerjaUSAID dalam SPM Kesehatan secara khususi
memberi beberapa pembelajaran antara lain: 1.
Parisipasi akif dari semua unsur dinas kesehatan, puskesmas dan MSF Kesehatan sangat pening untuk menyusun regulasi daerah peraturan
wali kota. Parisipasi ini sudah mendorong dengan kuat sehingga lahirnya kebijakan yang sesuai dengan peningkatan pelayanan public terutama
dalam pemenuhan SPM Kesehatan. Parisipasi ini kuat antara para pemerintah dan masyarakat memunculkan sikap saling mengawasi dalam
upaya pemenuhan SPM dan mendapatkan alternaif solusi dan dukungan untuk masalah tersebut.
2. Peraturan Walikota tersebut telah menjadi dasar dinas kesehatan untuk
perencanaan dan penganggaran SPM Kesehatan. Namun, hal yang paling pening terhadap peningkatan anggaran SPM adalah Keterlibatan dinas
tekniskesehatan dengan im anggaran Bappeda dalam pembahasan kebijakan SPM. Keterlibatan ini telah menciptakan pemahaman yang
mendalam terhadap perencanaan dinas kesehatan secara deil sehingga memudahkan dalam advokasi anggaran sesuai dengan pemenuhan target
SPM. 3. Hasil analisa kesenjangan capaian SPM dan anggaran yang diperlukan
merupakan dokumen akuntabilitas inggi dalam penyusunan kebijakan
83
dan advokasi anggaran SPM Kesehatan. Dokumen cosing SPM juga dapat digunakan sebagai bahan pengawasan implementasi SPM menjadi
lampiran Perwali SPM baik oleh pemerintah maupun MSF. 4.
Terbitnya Peraturan Walikota Makasar tentang SPM Nomor 101 Tahun 2013 makin meningkatkan pengawasan dan dorongan masyarakat jurnalis
warga kepada Pemda Makassar untuk mempercepat pemenuhan SPM. 5.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara ruin dan sisimais akan menjamin pencapaian dan kualitas pelayanan SPM Kesehatan.
E. Rekomendasi
• Pening regulasi SPM sebagai payung untuk memasikan SPM menjadi focus dalam proses perencanaan dan anggaran
• Pengintegrasian SPM Kesehatan ke dalam Tahapan Proses Perencanaan dan Penganggaran Daerah harus mendapatkan dukungan dari berbagai
pemangku kepeningan di daerah. • Kesinambungan SPM atau program kesehatan lainnya sangat tergantung
SPM terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah. • Keterlibatan masyarakat sebagai pengawas dan advocator sangat berperan
dalam menjaga kesesuaian dan kesinambungan program meski ada perganian pimpinan di ingkat SKPD maupun pimpinan daerah.
F. Pembiayaan