47
5. Penguatan Peran Desa
Bagi warga desa salah satu dampak lain dari program ini
adalah terbentuknya Dana Desa. Dana ini bisa digunakan untuk
kebutuhan penanganan masalah kesehatan, pendidikan dan modal
usaha. Pengelolaan dana desa juga mengembangkan usaha desa.
Beberapa inisiif usaha desa yang
dikembangkan dari dana desa antara lain: Pengelolaan air desa, usaha simpan pinjam dan lainya.
Keberadaan program ini telah mampu membangun kesadaran dan parisipasi warga. Banyak hal yang berhasil dikembangkan dalam meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat desa, di antaranya: kesukarelaan warga yang memiliki kendaraan untuk menjadi ambulans desa, kesukarelaan warga
desa untuk bersedia mendonorkan darah bagi ibu bersalin di lingkungannya, serta kepercayaan masyarakat desa untuk menyim-pan Dana Sehat Desa
untuk menolong warga yang mengalami kondisi darurat.
6. Peningkatan Peran OMS
Dari segi pelaksanaan program, peran OMS yang telah diingkatkan kapasitasnya ter-buki mampu berkolaborasi dengan pemerintah dalam
proses pembentukan konsep, kebijakan dan pengelolaan Desa Mandara Mendidoha.
D. Pembelajaran
1. Untuk mengetahui dampak pencapaian SPM dan MDGs dapat dilihat
di ingkat desa, sehingga upaya untuk mencapai tujuan itu akan sangat tergantung pada desa itu sendiri. Pendekatan yang dilakukan dalam Desa
Mandara Mendidoha merupakan pendekatan terpadu dari berbagai bidang yang menjadi target SMP dan MDGs.
2. Pelaku aktor ingkat desa sangat strategis dalam mendukung penerapan
dan adaptasi programpendekatan nasional.
48
3. Penerapan program nasional perlu dikembangkan dengan strategi dan pendeka-tan sesuai kondisi dan kebutuhan riil masing-masing daerah.
Belajar keberhasilan dari tempat-tempat terdekat, mendayagunakan peran OMS lokal, serta melakukan ujicoba, memperluas melalui replikasi serta
dukungan kebijakan daerah akan mem-berikan dampak lebih luas.
E. Pembiayaan
Pembiayaan untuk Program Mandara Mendidoha ini adalah sebesar Rp. 101.445 juta yang dialokasikan pendataan, pengelolaan kegiatan di desa percontohan
dan penyusunan peraturan daerah.
F. Tesimoni
Bupai Konawe Selatan, Drs. H. Imran, M.Si
“ Perda Mandara Mendidoha ini semakin mengukuhkan desa sebagai garda terdepan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan.”
kuipan sambutan Bupai Konawe Selatan pada kegiatan Sosialisasi Perda Mandara Mendidoha di Desa Tumbu-Tumbu Jaya, Kecamatan Kolono, 12 Maret 2014.
DR. H. Arsalim, SE., M.Si Kepala Bappeda Kab. Konawe Selatan
“P erda Mandara Mendidoha ni merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Konawe Selatan yang menyadari bahwa sebagian besar masyarakat Konawe Selatan inggal di desa, sehingga perlu penguatan dan penjaminan aspek-aspek pelayanan dasar yaitu
kesehatan dan pendidikan. Bappeda Kabupaten Konawe Selatan akan selalu memprioritaskan perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa.”
Kontak Detail
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan Jl. Poros Andooto depan RSUD Konawe Selatan
Ket. Potoro, Kec. Andooto, 93384 Sulawesi Tenggara
49
4.2 Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan Proyek KINERJA-USAID
4.2.1 Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Berbasis SPM, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Kabupaten Bener Meriah berdiri sejak Tahun 2004, merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah. Sesuai data RISKESDAS Tahun 2011,
Bener Meriah menjadi salah satu daerah bermasalah Kesehatan. Daerah bermasalah kesehatan sesungguhnya daerah tersebut dapat disebut daerah
bermasalah dalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM. Letak geograis wilayah yang berada didataran inggi serta luas wilayah dengan
rasio 6 jiwaKM menjadi tantangan dalam pencapaian SPM di Bener Meriah terutama dalam opimalisasi akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan
dasar di Bener Meriah.
A. Situasi Sebelum Inisiaif
Penyusunan Perencanaan dan penganggaran sektor Kesehatan disusun oleh dinas Kesehatan berdasarkan kebutuhan perkiraan dengan merujuk perencanaan
dan penganggaran tahun sebelumnya, perencanaan dan penganggaran yang disusun belum berorientasi pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal SPM
Bidang Kesehatan dan kesenjangan gap dari indicator kesehatan lainnya, tetapi