Pendokumentasian Praktik Cerdas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

15 juga bisa terus berjalan dengan pendanaan mandiri pemerintah lokal maupun dari swadaya masyarakat. 4 Kebertanggungjawaban Akuntabel Kegiatan bersifat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak, baik yang berkaitan langsung maupun idak langsung, termasuk unsur masyarakat. 5 Keberpihakan Memenuhi unsur-unsur keberpihakan kepada masyarakat miskin dan berkeadilan gender, arinya kegiatan dapat memberi manfaat kepada masyarakat miskin serta berdampak dan dilaksanakan dengan prinsip- prinsip kesetaraan gender. 6 Dampak nyata Ada perubahan posiif yang nyata terlihat atau dialami oleh masyarakat penerima manfaat. 7 Replikasi Setelah melalui proses pengamatan dan pembelajaran programkegiatan dapat diterapkan di tempatdaerah lain karena adanya kecukupan sumberdaya dana, sumber daya manusia, kelembagaan maupun instrumen lainnya yang mendukung upaya-upaya replikasi.

3.3 Pendokumentasian Praktik Cerdas

Pendokumentasian Prakik Cerdas adalah sesuatu hal yang sangat pening karena akan membantu banyak pihak termasuk kelompok masyarakat untuk mengefekikan proses pembelajaran dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan yang dihadapi termasuk dalam hal pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan. Prakik Cerdas cukup relevan untuk didokumentasikan dengan berbagai alasan, antara lain: 1. Prakik Cerdas merupakan pengalaman nyata di lapangan yang menunjukkan pemanfaatan sumberdaya dan melibatkan berbagai pemangku kepeningan. 16 2. Pengalaman sebagai proses yang mengandung pembelajaran dan dapat menjadi sumber referensi yang nyata. 3. Prakik Cerdas berpeluang untuk direplikasi, dengan atau tanpa modiikasi. Untuk menjadikan Prakik Cerdas sebagai referensi dibutuhkan pendokumentasian Prakik Cerdas sesuai dengan kerangka pembangunan atau proses perubahan, dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Pencarian Fakta a. Ideniikasi fakta; b. Kondisi geograislingkungan sekitar prakik; c. Kulturtradisi yang mendukungmenghambat prakik; d. Sejarah masyarakat perisiwa-perisiwa pening, masalah yang pernah dialami 2 Informasi yang perlu diketahui untuk didokumentasikan a. Mengapa muncul gagasan? b. Apakah gagasan muncul karena adanya keinginan kuat di masyarakat? c. Apakah kepemimpinan lokal mendukung munculnya gagasan-gagasan cemerlang di masyarakat? 3 Perencanaan dan Strategi a. Siapa yang memulai gagasan Prakik Cerdas? b. Siapa saja yang mendukung gagasan yang muncul? c. Keterlibatan masyarakat dalam gagasan awalperencanaan awal; d. Bentuk hambatan yang muncul pada tahap perencanaan mengembangkan gagasan; e. Usaha untuk mengatasi hambatan tersebut. 4 Mobilisasi Sumberdaya a. Sumberdaya lokal dan luar yang digunakan untuk mengembangkan kegiatan ideniikasi sumberdaya potensial yang digunakan b. Proses mobilisasi sumberdaya dan kunci suksesnya c. Keterlibatan masyarakat dalam mobilisasi sumberdaya d. Hambatan yang dialami dan bagaimana mengatasinya 17 5 Implementasi dan Perkembangan a. Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepeningan dalam kegiatan b. Ketersediaan “ahli” dalam pelaksanaan kegiatan c. Perkembangan yang konkrit dan pening dalam kegiatan d. Manfaat dan nilai plus kegiatan  Peningkatan kualitas hidup?  Peningkatan pendapatan dan lapangan kerja?  Ef isiensi penggunaan sumberdaya lokal?  Peningkatan pengetahuan dan keterampilan?  Peningkatan kualitas infrastruktur lokal? e. Perubahan yang signif ikan di komunitasmasyarakat 6 Pemantauan dan Evaluasi a. Usaha yang dilakukan untuk memantau kegiatan b. Inovasi yang dilakukan untuk memperluas kegiatan c. Keberlanjutan kegiatan d. Usaha yang dilakukan untuk keberlanjutan kegiatan e. Dukungan bagi keberlanjutan kebijakan, pendanaan, upaya Tahapan prakik dimana lesson learned dapat diambil : 1. Inisiaif awal dan pengembangan gagasan a Kondisi-kondisi yang dapat memunculkan ide cerdas b Strategi mengembangkan ide cerdas menjadi aksi 2. PeransertaKeterlibatan stakeholder a Peran yang tepat dari masing-masing stakeholder b Kerjasama antar stakeholder 3. Mobilisasi sumberdaya, termasuk mengorganisasikan keterlibatan masyarakat 4. Perluasan dan keberlanjutan. 18 Bab 4 4.1.1 Kampo Waraka Desa Sehat - Perencanaan Kesehatan Bersama Masyarakat Desa, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Waraka merupakan bahasa lokal di Kabupaten Buton Utara yang arinya sehat. Namun Waraka juga menjadi kepanjangan dari musyaWArah peRencanAan KesehAtan. Kampo Waraka merupakan hasil atau indak lanjut dari pengembangan Waraka yang dilakukan bersama antara pemerintah kabupaten melalui SKPD terkait bersama dengan masyarakat desa. Kampo Waraka merupakan hasil dari Waraka atau perencanaan kesehatan bersama masyarakat desa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buton Utara atas dukungan Proyek BASICS melalui mekanisme BASICS Responsive Iniiaif BRI selama iga tahun, yakni sejak Tahun 2011 sd 2013. Konsep dan praktek ini kemudian dijadikan suatu bagian program dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Buton Utara Praktik Cerdas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

4.1 Praktik Cerdas Penerapan SPM Bidang Kesehatan Proyek BASICS-DFATD