241 90Milyar dan 11 bank untuk 10 Milyar, maka keseluruhan bank masih
untuk 90 Milyar dan Negara tidak dirugikan dan terhadap pendapat tersebut saksi setuju asalkan tidak ada kick back ;
hh. Bahwa dalam keadaan darurat asas –asas tersebut masih tetap harus
digunakan karena Negara Indonesia adalah Negara Hukum, semua proses harus berdasarkan hukum dan apabila kita tidak menerapkan asas – asas
tersebut , maka terjadi proses hukum yang melanggar hukum dan hal ini tidak boleh dilakukan;
c. Keterangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
60
a. Terdakwa mengelola perkebunan Kelapa sawit di daerah Sumatera Utara
sejak tahun 1982 di daerah Riau dan mengelolanya dengan Koperasi Bukit Harapan sejak tahun 1998;
b. Lokasi perkebunan Kelapa sawit yang saya kelola bersama Koperasi Bukit
Harapan di Luhat Ujung Batu dan Luhat Ujung Simangambat dan di Luhat Huristak atau di daerah Sosa;
c. luas perkebunan kelapa sawit yang dikelola bersama Koperasi Bukit
Harapan adalah sebagai berikut : d.
Penyerahan tanah adat dari tokoh – tokoh adat Luhat Ujung Batu seluas + 8.000 ha, penyerahan dari tokoh – tokoh adat Luhat Simangambat seluas +
72.000 Ha , penyerahan dari Tokoh – tokoh adat di Luhat Huristak atau Sosa yang kemungkinan sudah termasuk yang sudah diserahkan oleh
tokoh – tokoh adat di Luhat Ujung Batu dan Luhat Simangambat;
60
Ibid. Hal . 386.
Universitas Sumatera Utara
242 e.
Seluas tanah adat yang diserahkan + 80.000 ha; f.
Bahwa dari luas areal + 80.000 ha tersebut, luas yang sudah ditanami kelapa sawit adalah sebagai berikut:
g. Luas areal yang ditanami kelapa sawit kerjasama PT.Torusganda dengan
KUD PARSUB di Huristak seluas + 24.000 Ha; h.
keseluruhan areal kebun kelapa sawit Koperasi Bukit Harapan dan KUD PARSUB + 47.000 ha;
i. Areal Padang Lawas sudah banyak juga yang dikuasai oleh perusahaan –
perusahaan lain yang datang lebih duluan daripada Koperasi Bukit Harapan dan perusahaan – perusahaan tersebut juga btelah mengelola
kebun – kebun kelapa sawit; j.
Sebelumnya saya tidak pernah mendengar istilah Register 40 di kawasan Padang Lawas, kondisi tanah yang diserahkan kepada saya oleh tokoh –
tokoh adat adalah berupa semak – belukar dan ilalang dan tidak ada kayu – kayu layaknya sebuah hutan ;
k. Apabila saya sejak dulu mengetahui bahwa areal padang Lawas adalah
kawasan hutan maka saya tidak akan mau menerima penyerahan tanah adat dari para tokoh – tokoh adat dan masyarakat adat ;
l. Apabila baik dan rasa ingin menolong sesame manusia untuk dapat hidup
layak, makmur dan sejahtera adalah yang mendorong saya untuk bekerjasama dengan masyarakat adat bersama Koperasi Bukit Harapan
untuk mengelola kebun kelapa sawit yang diyakini oleh masyarakat adat disana berada di lokasi tanah adat ;
Universitas Sumatera Utara
243 m.
berdasarkan penjelasan dan dokumen dari tokoh – tokoh adat dan masyarakat adat Luhat Ujung Batu Luhat Ujung Simangambat dan di
Luhat Huristak atau di daerah Sosa, mereka telah alam mencari apra investor untuk mengelola tanah adat mereka,namun usaha – uasha tersbut
berulang – ulang gagal dan akhirnya mereka menamui saya untuk diajak bekerja sama mengelola tanah adapt mereka yang terlantar dan ditumbuhi
semak belukar untuk dijadikan kebun kelapa sawit denan tujuan agar meningkatkan taraf hidup masyarakat;
n. Penyerahan tanah – tanah adat tersebut dengan pago – pago dan diadakan
upacara adat dan dalam suasana yang damai dan sejahtera; o.
Bahwa lokasi kebun kelapa sawit KUD Parsub sudah termasuk yang diserahkan + 80.000 Ha dari tokoh – tokoh adapt tersebut;
p. Semua penyerahan tananh adat sduah diberikan pago – pago dan semua
penyerahan tanah adat sudah dilakukan ganti rugi; q.
Selain kebun kelapa sawit Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub adalah + 47.000 Ha , diluar itu masih ada sisanya yang alahn – lahan yang
telah dikuasai oleh perusahaan yang telah datang terlebih dahulu daripada Koperasi Bukit Harapan dan perusahaan – perusahaan lain tersebut telah
mengelola kebun kelapa sawit dan mendirikan pabrik kelapa sawit , bangunan – bangunan sarana dan prasarana;
r. Diluar lokasi daripada Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub ,
dikuasai oleh perusahaan – perusahaan lain dan Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub hanya mengelola + 47.000 Ha;
Universitas Sumatera Utara
244 s.
Bahwa di areal Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub telah didirikan 2 pabrik kelapa sawit , perumahan , sekolahan , gereja .masjid , dan sarana
– prasarana; t.
Di areal di luar Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub telah dikuasai perusahaan lain juga telah didirikan pabrik kelapa sawit dan sarana –
prasarana; u.
Pertama kali saya didatangi oleh tokoh – tokoh Luhat Ujung Batu yang dipimpin oleh Almarhum Kepala Desa Luhat Ujung Batu Tongku Iskandar
Hasibuan , pertemuan tersebut di rumah makan Patin pecan Baru , tokoh – tokoh adat tersebut mengajak saya untuk mengelola tanah adat mereka di
Luhat Ujung Batu dan saat itu saya menjwab dengan rendah hati saya kana datang ke desa mereka;
v. Pada waktu yang telah ditentukan saya datang ke Luhat Ujung Batu dan
pada waktu itu saya datang terlambat dan masyarakat Luhat Ujung Batu menunggu dengan sabar kedatangan saya dan saya merasa yakin akan
kebaikan masyarakat adat Luhat Ujung Batu dan akhirnya saya menyetujui kerjasama dengan masyarakat adat Luhat Ujung Batu untuk mengelola
tanah adat dan dijadikan kelapa sawit dengan pola PIR Plasma masig – masing anggota mendapat 2 ha;
w. Pada waktu itu saya bertanya kepada tokoh adat dan masyarakat adat
Luhat Ujung Batu , apakah tanah yang diserahkan kepada saya adalah benar – benar tanah adat Luhat Ujung Batu dan tokoh adat dan semua
masyarajat adat menancapkan bendera kuning sebagai panji – panji adapt Hasibuan di atas tanah adat mereka dan kondisi tanah adat tersebut adalah
Universitas Sumatera Utara
245 hamparan tanah kosong yang hanya ditumbuhi senak belukar dan ilalang
dan terlantar; x.
Setelah penyerahan tanah adat Luhat Ujung batu seluas + 8.000 ha , kemudian penyerahan tanah adat Luhat Simangambat oleh tokoh – tokoh
adat yang dipimpin oleh Raja Manipo seluas + 72.000 Ha dan pada waktu itu tokoh – tokoh adat Luhat Simangambat memasang pilar – pilar sebagi
batas tanah adat Luhat Simangambat dan Luhat Ujung Batu dan pengelolaan di areal Luhat Simangambat sama seperti di Luhat Ujung batu
dengan pola PIR Plasma masig – masing anggota mendapat 2 ha; y.
Disamping sudah ada penyerahan pago – pago, saya juga telah menyerahakan ganti rugi kepada masyarakat yang besarnya ganti rugi
bervariasi, apabila lahan kosong yang ditumbuhi lalang – lalng yang diganti rugi + Rp 450.000,- per Ha, lahan yang sudah ditumbui tanaman
saya ganti rugi Rp 1,5 juta Per Ha; z.
Walaupun sudah ada penyerahan pago – pago tetapi saya masih memberikan ganti rugi dengan maksud menghargai masyarakat yang telah
menanam tanah adat sebelum ada penyerhana tanah adat mereka kepada saya dan juga untuk meningkatkan tali silaturahmi agar tercipta situasi
yang kondusif dan aman; aa.
Bahwa sleuruh tanah adapt + 23.000 ha walaupun sudah ada pago – pago semuanya sudah saya ganti rugi terhadap lahan – lahan yang sporadic yang
dikuasai masyarakat adat; bb.
Bahwa pada waktu tokoh – tokoh adat dan masyarakat adat menyerahkan tanah adapt memang pernah mengatakan tidak menutup kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
246 masih ada dikuasai oleh sebagian kecil masyarakat dan hal itu dapat
diberikan ganti rugi sesuia kesepakatan, tetapi walaupun demikina tidak menutup kemungkinan saya mengganti 2 atau 3 kali memberi ganti rugi
kepada bapaknya , kemudian anaknya meminta juga dan saudara – saudaranya masih minta gantirugi juga namun walaupun demikian semua
telah saya berikan ganti rugi dengan maksud agar tercipta situasi yang kondusif, dan hal – hal tersebut ada sakinya yang pernah juga hadir di
persidangan ini, yaitu Gandhi Hasibuan ;
cc. Bahwa tujuan dibentuk Koperasi bukit Harapan adalah sebagai berikut:
Sehubungan dengan banyaknya anggota masyarakat yang akan bergabung untuk mengelola kebun kelapa sawit, maka saya menganjurkan agar
dibentuk sebuah Koperasi sebagai wadah agar lebih mudah dalam hal pengeturannya karena apabila kerjasama antara orang per orang sulit di
dalam pengeturannya, sehingga pemebentukan Pola PIR lebih tersentarlisasi dan program – programnya menjadi jelas;Pembentukan
Koperasi bukit Harapan saya tidak tahu dan Terdakwa tidak ikut serta dan Terdakwa yang menganjurkan untuk membentuk wadah yang berbentuk
koperasi untuk menampung di dalam pengaturan rekayasa dan fitif imajinasi tersebut adalah besar karena Koperasi Bukit Harapan benar –
benar ada dan orang – orang yang menyatakan Bukit Harapan dngan anggota masyarakat dan terdakwa tidak ada niat sedikitpun untuk
menguasai lahan adat itu, kehidupan terdakwa sudah cukup sejahtera dan saya tidak akan pernah mau mengambil hak – hak orang lain ;
Universitas Sumatera Utara
247 dd.
Bahwa pengelolaan di lapangan dilakukan oleh Koperasi Bukit Harapan dilakukan oleh para anggota, Bahwa sepenuhnya pengeloaan di lapangan
dilakukan oleh Koperasi Bukit Harapan yang dikerjakan oleh para karyawan yang mendapat gaji tiap – tiap bulan ;
ee. Bahwa untuk memudahkan transportsi maka dibuatlah jalan – jalan dengan
beberapa dozer, dozer tersebut ada yang sewa dan ada yang milik Koperasi Bukit Harapan;
ff. Departemen Kehutanan kemudian memberi waktu audiensi dan pada
waktu itu perwakilan Koperasi Bukit Harapan hadir dan saya juga hadir disana. Pada waktu audensi tersebut Departemen Kehutanan yang
menganjurkan agar Koperasi Bukit Harapan mengajukan permohonan kepada Mentere Kehutanan dan di dalam hati saya sebenarnya menolak
anjuran tersebut karena lahan Koperasi Bukit Harapan adalah tanah adapt kenapa ahrus minta izin Menteri Kehutanan , namun Karen itikad baik , tat
dan aptuh kepada pemerintah, maka saya menyarankan kepada Koperasi Bukit Harapan agar mengikuti saja apa yang disarankan oleh Departemen
Kehutanan tersebut; gg.
Bahwa alasan terdakwa menganjurkan Koperasi Bukit Harapan untuk mengikuti saran dari Departemen Kehutanan karena demi amannya usaha,
demi amannya investasi, untuk legalitas agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan pemerintah walaupun hal ini tidak ada relevansinya, karena hal itu
adalah jelas – jelas tanah adat; hh.
Bahwa terdakwa pernah punya pengalaman buruk mengenai perizinan, saya dilokasi lain prnah menunggu izin selama 14 tahun dan baru
Universitas Sumatera Utara
248 mendapatkan izin HGU dari pemerintah, sehingga faktor ini juga
mendorong saya untuk menyrankan agar mengikuti saran dari Departemen Kehutanan;
ii. Di dalam audiensi dengan Departemen Kehutanan tersebut akan dijanjikan
diterbitkan semacam izin tersebut benar – benar diterbitkan oleh Departemen Kehutanan untuk masa 1 satu daur 25 tahun, namun
dengan demikian izin tersebut dicabut dengan alasan perhitungan kewajiban pembayarannya salah dan harus dihitung ulang;
jj. Apabila perhitungannya salah mengapa harus dicabut dalam izin No.1680
tangal 26 September 2002 tercantum harus membayar ganti rugi tegakan +
kk. Bahwa berdasarkan permohonan dari Koperasi Bukit Harapan tanggal 12
Agustus 2002, disebutkan bersedia mengganti kerugian tegakan + 21 Milyar penjelasan terdakwa sebagai berikut :
21 Milyar, Koperasi Bukit Harapan bersedia membayar namun spp nya belum ada dan Koperasi Bukit Harapanpernah menulis surat menanyakan
hal tersebut dan sampai sekarang belum ada tanggapan;
ll. Pembayaran + 21 Milyar mengambil contoh pembataran di Kab.Rokan Hulu
, yang mana pada saat Jaksa Tinggi Pekan Baru yang menjembatani win – win solution
dan pada saat itu saya membayar 10 Milyar untuk lahan + 10.000 Ha , dan inilah yang menjadi dasar perhitungan Departemen
Kehutanan, sehingga apabila lahannya + 23.000 Ha maka yang harus dibayar + 21 Milyar;
mm. Bahwa permohonan izin atas nama KUD Parsub, yang mengajukan
permohonan adalah Terdakwa dan bukan Ketua KUD parsub dan
Universitas Sumatera Utara
249 permohonan izin KUD parsub saya yang mengajukan permohonan izin
tersebut; nn.
Bahwa di areal Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub tidak ada tegakan tetapi ada ganti rugi tegaka dan saya tidak pernah melihat ada
tegakan di areal Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub , namun ganti rugi tegakan tersebut adalah anjuran dari Departemen Kehutanan sendiri
agar mendapat izin maka anjuran dari Departemen Kehutanan disetujui dan dilaksanakna saja;
oo. Bahwa sesudah diterbitkan Izin No.1690 Tanggal 26 September 2002 ,
Bupati belum juga mengeluarkan izin pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu kepada Koperasi Bukit Harapan dan;
pp. Koperasi Bukit Harapan dan terdakwa sudah mondar – mandir mengurus
izin tersebut kepada Bupati dan dengan berbagai alasan tidak pernah ada mengeluarkan izin itu;Seharusnya Bupati sudah dapat mengeluarkan izin
karena Departemen Kehutanan telah menerbitkan izin; qq.
Bagi terdakwa hal – hal ini lucu dan tidak perlu ditertawakan, karena banyak perusahaan – perusahaan disana tidak hanya Koperasi Bukit
Harapan dan KUD Parsub, dan perusahaan – perusaahn lain tersebut ada yang tidak punya izin sama sekali tetapi mengapa hanya diproses hanya
Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub; rr.
Bahwa permohonan izin KUD Parsub yang diajukan oleh Terdakwa belum ada tanggapan dan sampai saat ini belum ada tanggapan, permohonan
tersebut sudah ada rekomendasi dari Bupati dan Kehutanan Sumatera Utara dan Menteri Kehutanan hanya tinggal menerbitkan izin, hal ini
Universitas Sumatera Utara
250 berbeda dengan kondisi Koperasi Bukit Harapan tetapi Bupati belum
menerbitkan izin . Ini adalah hal – hal lucu yang tidak perlu ditertawakan dan saya merasa tidak ada pelayanan yang adil terhadap saya , terdakwa;
ss. Bahwa sudah ada kontribusi berupa pembayaran – pembayaran dari
Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub selalu membayar PBB, Pajak Penghasilan , pajak – pajak lainnya kepada Negara;
tt. Bahwa di daerah Sumatera Utara apabila kita mengolah suatu kawasan
yang bukan milik kita maka dikenal dengan istilah “ Belah Pinang” dan Belah Pinang itu memang benar ada, tergantung kesepakatan, ada 1
banding 2, ada 1 banding 3, tergantung kesuburan tanah dan factor – factor lainnya;
uu. Bahwa pemilik PT.Torganda dan PT.Torusganda adalah dua – duanya
milik Terdakwa dan Terdakwa sebagai Direktur Utama; vv.
Bahwa dalam Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub , Terdakwa sebagai penyandang dana dan penasehat Teknis;
ww. Bahwa pada waktu ditunjukkan letak tanah adat ditancapkan “ bendera
kuning ” , artinya adalah :Pengertian ditancapkan ditancapkan “ bendera kuning ” itu artinya benar – benar tanah adat mereka;
xx. Letaknya hamparan tanah adat tersebut tetapi batas – batas tanah adat
tersebut belum jelas karena sangat luas; Bahwa Terdakwa yakin itu adalah tanah adat dan terdakwa sangat yakin itu tanah adat Negara;
yy. Bahwa setelah tanah adat diserahkan kepada saya siapa yang
mempersiapkan lahan untuk dijadikan kebun kelapa sawit yaitu setelah tanah adat diserahkan kepada Terdakwa , kemudian masyarakat
Universitas Sumatera Utara
251 membentuk Koperasi Bukit Harapan sebagai wadahnya dan tanah adat
tersebut dipersiapakn oleh masyarakat adat dengan membersihkan semak belukar dan ilalang untuk ditanami kelapa sawit;
zz. Bahwa terdakwa tidak pernah menerima teguran atau peringatan dari
Departemen Kehutanan atau instansi lain yang menyatakan bahwa areal yang dijadikan kebun kelapa sawit adalah masih termasuk kawasan hutan
dan terdakwa tidak pernah mendapat teguran – teguran dan Koperasi Bukit Harapan memberitahukan kepada terdakwa dan terdakwa menyarankna
agar Koperasi Bukit Harapan meminta audiensi sebagaimana sudah saya jelaskan tadi dipersidangan ini;
d. Barang – Barang Bukti :