Saksi, Ir. Bowo Heri Satmoko Kabid Areal Penggunaan Hutan :

163 s. Bahwa kegiatan Rehabilitasi yang dilakukan oleh PT.Inhutani melaksanakan rehabilitasi dengan melalui pengkayaan tanaman hutan dengan menanam pohon – pohon meranti; t. Bahwa luas yang direhabilitasi PT.Inhutani + 72 Ha , PT.Inhutanijuga mennebang kayu, kayu – kayu yang ditebang PT.Inhutani dijual; u. Bahwa saksi tidak mempuyai catatan, berapa kayu yang telah berhasil dijual oleh PT.Inhutani, di dalam penjualan kayu PT.Inhutani bekerja sendiri dan tidak bekerja sama dengan orang lain; v. Bahwa saksi tidak kenal dengan cukong – cukong kayu, Sukima, Akiang, Akai,Taufik Lubis; w. Bahwa KUD Parsub dan Koperasi Bukit Harapan adalah milik D.L.Sitorus dan mengetahui hal itu berdasarkan informasi dari orang lain dan tidak mengetahui dokumen – dokumennya; x. Bahwa saksi tidak mengetahui Koperasi Bukit Harapan membayar PBB; Bahwa saksi tidak tau sebelum Koperasi Bukit Harapan menanam kelapa sawit, lahan tersebut telah dirambah oleh masyarakat; y. Bahwa pada waktu Koperasi Bukit Harapan masuk ke Padang Lawas, areal tersebut sudah tidak berkayu dan kawasan tersebut telah terbuka;

11. Saksi, Ir. Bowo Heri Satmoko Kabid Areal Penggunaan Hutan :

49 a. Bahwa saksi menjabat sebagai Kepala Bidang Areal penggunaan Hutan sejak bulan Juli 2005, sebelumnya saksi menjabat sebagai kepala Bidang Perencanaan Hutan ; 49 Ibid,Hal 174. Universitas Sumatera Utara 164 b. Bahwa sebelumnya juga saksi menjabaat sebagai Kepala Seksi Perubahan Status dan Peruntukan Kawasan Hutan ; c. Bahwa tugas saksi sebagai Kepala Seksi Perubahan Status dan Peruntukan Kawasan Hutan adalah : d. Melaksanakan penyiapan Penuyusunan rancangan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteia dan prosedur serta penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pelepasan relokasi fungsi dan e. Bahwa proses yang harus ditempuh untuk melaksanakan perubahan status dan peruntukan kawasan hutan adalah : f. Diatur dalam SKB dari 3 Menteri yatiu Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Kepala Badan Pertanahan; g. Syarat permohonan pelepasan kawasan hutan : ada Peta, ada rekomendasi Gubernur, ada izin prinsip dari Menteri Pertanian, ada Akta Pendirian Perusahaan dan ada NPWP ; h. Bahwa perubahan status dan peruntukan kawasan hutan di daerah Sumatera Utara, saksi tidak hapal datu demi satu perubahan status dan peruntukan kawasan hutan di daerah Sumatera Utara; i. Bahwa daerah Sumatera Utara dan kawasan hutan berdasarkaan SK 923 tahun 1962 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Propinsi Sumatera Utara; j. Bahwa SK.923 tahun 1982 ada lampiran Petanya, berdasarkan SK. 923 tahun 1982, ada penujukan kawasan hutan di daerah Tapanuli Selatan ; k. Bahwa saksi pernah mendengar di daerah Tapanuli Selatan ada Kawasan Hutan Padang Lawas, disebutkan di dalam SK. 923 tahun 1982; Universitas Sumatera Utara 165 l. Bahwa Kawasan Hutan Padang Lawas sudah ada prubahan berdasarkan laporan-laporan yang saya ketahui, Kawasan Hutan Padang Lawas kondisinya sudah berubah wujud tetapi masih tetap sebagai Kawasan Hutan karena belum ada SK yang mengataka ada perubahan ; m. Bahwa Koperasi Bukit Harapan dan KUD Parsub pernah mengajukan permohonan untuk mengelola perkebunankelapa sawit yang diajukan oleh Koperasi Bukit Harapan, masih ada permohonan dari yang lainnya dan saksi tidak hafal satu persatu ; n. Bahwa saksi tidak tahu apakah tahun 2004 ada permohonan dari PT. Torganda dan PT. Torusganda karena saya sudah pindah jabatan sebagai Kepala Bidang Perencanaan Hutan dan saya tidak tau lagi mengenai permohonan karena bukan tugas saksi ; o. Bahwa isi permohonan dari Koperasi Bukit Harapan adalah permohonan untuk mengelola perkebunan didalam Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara ; p. Bahwa terhadap permohonan dari Koperasi Bukit Harapan ada jawaban dari Menteri Kehutanan yaitu surat no 1680 tanggal 26 September 2002; q. Bahwa sehubungan dengansurat no 1680 tanggal 26 September 2002 saya ikut terlibat didalam pembuatan surat tersebut dan saya pernah ikut di undang unutk membahas proses permohonan dari Koperasi Bukit Harapan; r. Bahwa saksi dalam rapat tersebut adalah sebagai Kepala Seksi Perubahan Status dan peruntukan Kawasan Hutan menyampaikan bahwa karena hal itu termasuk di kawasan Kawasan Hutan Produksi Terbatas maka tidak Universitas Sumatera Utara 166 boleh ada Pelepasan Kawasan Hutan dan tetap dipertahankan sebagai Kawasan Hutan ; s. Bahwa surat no 1680 tanggal 26 September 2002, merupakan izin prinsip dari Menteri Kehutanan, Kalau Izin berbentuk SK, dalam surat no 1680, tanggal 26 September 2002, disinggung juga agar Bupati mengeluarkan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, saksi tidak tahu apakah Bupati telah mengeluarkan IUPHHBK tersebut ; t. Bahwa yang mengundang saksi untuk ikut rapat membahas permohonan dari Koperasi Bukit Harapanadalah Inspektur Jenderal Kehutanan ; u. Bahwa kawasan hutan Padang Lawas tidak boleh ada pelepasan kawasan hutan karena pelepasan hutan hanya dibolehkan pada kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, sedangkan Kawasn Hutan Padang Lawas termasuk Kawasan Hutan Produksi Terbatas ; v. Bahwa di dalam surat no. 1680 tanggal 26 September 2002, memberikan kesempatan kepada Koperasi Bukit Harapan untuk mengelola perkebunan kelapa sawit selama 1 satu daur, ini bukan merupakan perubahan status kawasan hutan, harus ada SK. Pelepasan Kawasan Hutan ; w. Bahwa membuat surat perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan tidak termasuk merubah status kawasan hutan dan yang saksi tahu tidak ada SK. Pelepasan Kawasan Hutan dan hal ini juga tertulis di nomor 1680 tanggal 26 September 2002 ; x. Bahwa di dalam faktanya Kawasan Hutan Padang Lawas telah dijadikan perkebunan kelapa sawit, karena didalam surat 1680, tanggal 26 Universitas Sumatera Utara 167 September 2002 di nomor 3 dijelaskan bahwa ada prinsipnya menyetujui untuk mengelola perkebunan kelapa sawit dan setrusnya ; y. Bahwa yang saksi ketahui selain tidak boleh ada pelepasan kawasan hutan sehubungan dengan surat 1680, tanggal 26 September 2002 kemudian tidak ada boleh pelepasan kawasan hutan, tidak boleh ada HGU, diakhir periode wajib mengganti tanaman kelapa sawit dengan tanaman hutaan ; z. Bahwa saksi tidak tahu apakah Koperasi Bukit Harapan sudah melaksanakan kewajiban – kewajiban yang ditentukan dalam surat 1680, tanggal 26 September 2002 ;

12. Saksi, Ir. Havis Husani Kabag Analisis :

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Eksekusi Barang Sitaan Berupa Aset Tidak Bergerak Hasil Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan Makamah Agung Republik Indonesia Atas Nama Terpidana Darianus Lungguk Sitorus

1 34 144

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dari Perspektif Kebijakan Penanggulangan Kejahatan (Studi Putusan No.1821/Pid.B/2008/ PN/Medan)

5 77 139

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640/Pid.B/2006/PN.Medan, Register No.2.641/Pid.B/2006/PN.Medan dan Register No.2.642/Pid.B/2006/PN.Medan)

4 83 81

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN SELA TERHADAP EKSEPSI PENASIHAT HUKUM DALAM PERKARA PIDANA (Putusan No:1283/Pid.B/2006/PN.Jr)

0 6 16