132
2. Saksi Ir.Dadori Kepala Cabang Dinas Kehutanan Tapsel :
41
a. Bahwa luas hutan di Tapanuli Selatan + 178.000 Ha Seratus Tujuh
Puluh Delapan Ribu Hektar dan sejak tahun 1998 kawasan Padang Lawas telah dialihkan pengelolaannya kepada Inhutani dan daerah yang
saksi tangani di sekitar Register 40; b.
Bahwa di Reg.40 ada kawasan hutan yang telah dilakukan perambahan oleh sekelompok masyarakat kecil dan telah ditangani secara parsial dan
selanjutnya dilakukan upaya hukum di pengadilan , bahwa kawasan hutan padang lawas di Reg.40 pada saat saksi meninggalkan tap.Selatan, Padang
lawas pada tahun 1992, kawasan padang lawas masih berupa hutan dan saksi pernah bersama Menteri Kehutanan Hasrul Harahap melakukan
penerbangan diatas kawasan Padang Lawas dan kawasan itu masih berupa hutan yang cukup baik, walaupun ada bekas penebangan oleh pemilik
HPH , sebagai bukti kami membawa foto pada waktu itu, pada waktu sekarang:
c. Bahwa pada tahun 1992 kawasan reg.40 di padang Lawas masih berupa
hutan dan belum ada perambahan hutan dan pada tahun 1998 kawasan hutan tersebut sudah berupa menjadi Kelapa Sawit Bahwa sejak saksi
diangkat sebagai Kepala Dinas, mendapat laporan dari cabang bahwa telah terjadi perambahan hutan di padang Lawas yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan dan ada juga Koperasi Bukit Harapan;
41
Ibid ,Hal. 90.
Universitas Sumatera Utara
133 d.
Bahwa berdasarkan laporan PT.Inhutani IV kepada Muspida tapanuli Selatan, telah terjadi perambahan hutan , dengan surat Nomor 229 tanggal
28 Mei 1998, kemudian selanjutnya dilakukan identifikasi oleh Cabang dan kemudian ada surat dari Cabang Nomor 522.3246, Agustus 1998,
dinyatakan bahwa Koperasi Bukit Harapan telah melakukan penggarapan Hutan Reg.40 di padang lawas dan berdasrakan hal ini kami
melekukanperingatan pertma kepada Koperasi Bukit Harapan dan dalam surat telah diberitahukan bahwa kawasan tersebut adalah kawasan hutan
Negara, apabila tanpa izin dari Menteri Kehutanan maka dilarang melakukan kegiatan apapun diatas tempat tersebut, dan pada bulan
Oktober 1998 pernah bertemu dengan Koperasi Bukit Harapan dan dengan Muspida Tapanuli Selatan dan sepakat dengan Koperasi Bukit Harapan,
bahwa Koperasi Bukit Harapan akan menghentikan kegiatan dan ternyat ke lapangan kegiatan tersebut masih berjalan terus, akhirnya diberikan
peringatan kedua mengaduakn hal ini ke Polres TapSel dan mengadukan hal ini ke Polres TapSel dan mengadukan ke Gubernur Sumatera Utara dan
DPR Propinsi dan DPR Propinsi minta kepada Kapolda agar permasalahan perambahan hutan dia Reg.40 agar ditindaklanjuti dengan hukum yang
berlaku dan berdasarkan hal ini pada waktu itu Mneteri Kehutanan juga minta kepada KapoldaSU agar mengambil tindakan atas perambahan
hutan di Padang Lawas, kemudian memberikan peringatan ketiga dan Koperasi Bukit Harapan menjawab peringatan ketiga tersebut dengan
suratnya Nomor .0075, menceritakan bahwa seolah – olah lahan tersebut adalah penyerahan dari masyarakat dan Koperasi Bukit Harapan
Universitas Sumatera Utara
134 memebuat surat kepada Gubernur dan Gubernur dengan suratnya No.780
menolak permohonan tersebut. Dan telah juga melaksanakan operasi – operasi diantaranya operasi Balaka dan di lokasi Koperasi Bukit Harapan
kami mendapat hambatan karena jalanan – jalanan ditutup dilobangi + 3 Meter dan dihadang oleh + 500 orang sehingga pasukan terhadang dan
arena kami tidak mengehendakai bentrok fisik, maka operasi di lokasi dan Koperasi Bukit Harapan tidak dilakukan sementara;
e. Bahwa pada waktu Mneteri Kehutanan sxudah mengatakan sudah 7
Kapolda tidak bisa menyelesaikan, kemudaian Gubernur SUMUT dan DPR Sumut mengusulkan agar masalah ini ditangani Kejakasaan Agung
dan KAPOLRI; f.
Bahwa kawasan Padang Lawas masih ada hutan , sisa hutan Padang Lawas masih + 20.000 Hektar masih hutan, dari kawasan hutan 170.000 Ha
sebelumnya; g.
Bahwa kawasan hutan Padang Lawas itu letaknya di Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan , wilayah Kec.barumun tengah dan Sosa. Berdasarkan
peta bukti Jaksa dapat dilihat luas hutan di padang Lawas terdiri dari real pago – pago luas + 12.000 , Kec.barumun tengah + 8.000 Kec.Sosa;
h. Bahwa merambah hutan adalah menduduki kawasan hutan tanpa izin, dan
Koperasi Bukit harapan pernah punya izin; i.
Bahwa dalam pertemuan antara dinas Kehutanan, Muspida, DPR dan hadir juga Koperasi Bukit harapan, ada kesepakatan yanga da pada waktu itu
Koperasi Bukit harapan akan mengehentikan kegiatan;
Universitas Sumatera Utara
135 j.
Bahwa terhadap perambahannhutan, Departemen Kehutanan dirugikan, rugi dalam hal fungsi hutan dan tegakan hutan;
k. Bahwa sepenegetahuan saksi masyarakat yang pertama kali merambah
hutan, kemudian berdasarkan data – data yang saksi peroleh kemudian Koperasi Bukit harapan tidak mempunyai uang dan PT.Torganda
memberikan dana kepada Koperasi tersebut; l.
Bahwa pihak Koperasi Bukit harapan bersedia tidak melanjutkan kegiatannya dan paihak Kehutanan masih memberikan kesempatan kepada
Koperasi Bukit harapan untuk melakukan proses sesuai prosedur yang berlaku atau minta izin ke Menteri, namun setelah Koperasi Bukit harapan
meminta izin ke Menteri; m.
Bahwa kawasan hutan adalah milik Negara, kalau milik masyarakat adalah tanah adat atau tanah masyarakat;
n. Bahwa sepengeteahuan saksi pago – pago dari masyarakat kepada
DL.Sitorus; Bahwa penyerahan lahan dair masyarakat kepada masyarakat dengan pago – pago tidak dilaporkan ke Departemen Kehutanan;
o. Bahwa di dalam pertemuan dengan Muspida, pihak kehutanan menyatakan
bahwa lahan yang dikelola oleh DL.Sitorus adalah masih termasuk Hutan produksi sedangkan DL.SItorus menyatakan bahwa lahan yang dikelola
adalah lahan dari penyerahan masyrakat dengan pago – pago. Belum dibentik tim untuk mengecek keberadaan dari masalah ini
p. Bahwa Departemen Kehutanan paa atahun 1973-1974 telah
mengeluarakan SK.PT.Godwin, PT.Barakas,PT.Rimba Baru, PT.Munur
Universitas Sumatera Utara
136 Timber dan Inhutani . Kondisi hutan berubah setelah mereka mendapat
izin – izin tersebut. Para pemegang HPH boleh menebang kayu diatas diameter 50 cm dan ini merupakan ketentuan HPH, dan pemegang HPH
boleh menebang kayu di kawasan hutan yang termasuk jenis hutan perawan atau virgin forest, dan perlu diketahui bahwa pertambahan
diameter kayu tiap tahaun besarnya adalah 1 cm, dan setelah hutan perawan habis ditebang maka izin para pemeganag HPH dicabut kemabli
dan yang berada dihutan tinggal pepohonan kayu dengan diameter 50 cm ke bawah
q. Bahwa PT.inhutani pernah memegang proyek reboisasi atas hutan – hutan
yang telah berakhir HPHnya dari perusahaan – perusahaan terdahulu; r.
Bahwa kawasan hutan terdiri dari Reg.40, pago – pago dan TGHK , istilah Register 40 sejak adanya GB NO.50 Tahun 1924;
s. Bahwa saksi tidak tahu GB NO. 50 tahun 1924, sudah ada penetapan atau
belum dan saksi tidak tahu peta lampiran GB No.50 Tahun 1924; t.
Bahwa SK 923 tahun 1982, menurut saksi penunjukan dan penetapan adalah sama, berdsasarkan penjelasan dn penetapan adalah sama,
berdasarkan penjelasan UU No.41 Tahun 1999 dijelaskan bahwa penunjukan kawasan hutan adalah kegiatan persiapan, detailnya saksi tidak
tahu; u.
Bahwa berdasarkan laporan dugaan tindak pidana perambahan hutan di reg.40 yang merambah hutan selain Koperasi Bukit harapan ada juga
banyak pihak yang merambah dan hal ini sedang diproses hukum;
Universitas Sumatera Utara
137 v.
Bahwa pohon – pohon di Padang Lawas telah ditebang dan diabakar, apda awalnya tidak nampak Koperasi Bukit harapan teapi setelah bulan Agustus
1998, baru dilaporkan secara resmi bahwa yang menebang adalah Koperasi Bukit harapan dengan menggunakan tenaga para masyarakat dan
berdasrkan laporan – laporan yang saksi terima hal ini adalah berlangsung sejak tahun 1996;
w. Bahwa saksi mengetahui kehutanan pernah mengeluarkan izin kepada
Koperasi Bukit harapan tanggal 26 September 2002; x.
Bahwa saksi pernah melihat dan mengetahui surat pencabutan izin dari Departemen Kehutanan tanggal 13 Oktober 2004 dan saksi tidak
mengetahui dictum 3 dalam surat pencabutan izin tanggal 13 Oktober 2004;
y. Bahwa berdasarkan Pasal 15, UU No.41 Tahun 1999, Pengukuhan
Kawasan Hutan meliputi penunjukan kawasan hutan, penetapan batas kawasan hutan , pemetaan kawasan hutan, penetapan kawasan hutan pada
tahap mana keikut sertaan masyarakat;
3. Saksi Muhammad Ali Arsyad