31 melawan hukum atau yang bersifat merugikan masyarakat diberikan sanksi
pidana. Begitu pula, tidaklah dapat kita mengatakan bahwa hanya perbuatan – perbuatan yang menimbulkan kerugian yang besar saja yang dijadikan perbuatan
pidana. Adalah kewajiban pemerintah untuk dengan bijaksana menyesuaikan apa – apa yang ditentukan sebagai perbuatan pidana itu.
Penentuan itu juga dipengaruhi oleh pandangan – pandangan apakah ancaman dan penjatuhan pidana itu adalah jalan yang utama untuk mencegah
dilanggarnya larangan – larangan tersebut. Jadi syarat utama dari adanya “perbuatan pidana” adalah kenyataan bahwa ada aturan yang melarang dan
mengancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut. Perbuatan melawan hukum yang tidak dilarang dan diancam oleh undang –
undang dengan pidana, tidaklah merupakan perbuatan yang menderita, yang terkena oleh perbuatan itu. Tentang penentuan perbuatan apa yang dipandang
sebagai perbuatan pidana , kita menganut asas bahwa tiap – tiap perbuatan pidana harus ditentukan sebagai demikian oleh suatu aturan undang – undang. Asas
demikianlah yang disebut sebagai “ asas legalitas ”.
b.Unsur – Unsur Tindak Pidana
Unsur adalah semua syarat - syarat yang harus dipenuhi bagi suatu perbuatan untuk dapat dikategorikan sebagai perbuatan atau tindakan yang
melawan atau melanggar hukum. Menurut Van Hamel, unsur – unsur dari suatu Tindak Pidana meliputi :
1. Adanya suatu perbuatan.
Universitas Sumatera Utara
32 2.
Perbuatan itu harus ditentukan oleh hukum pidana tertulis asas legalitas, yang merupakan perbuatan melawan hukum.
3. Bernilai atau patut dipidana.
Sementara itu, menurut Van Bemellen, yang termasuk dalam unsur – unsur dari Tindak Pidana diantaranya adalah :
1. Adanya unsur – unsur kesalahan.
2. Kemampuan bertanggung jawab
3. Sifat melawan hukum dari perbuatan tersebut.
Simons menyatakan bahwa unsur – unsur dari suatu delik, hampir sama dengan apa yang diuraikan oleh Van Hamel, yakni :
18
1. Merupakan suatu perbuatan manusia.
2. Perbuatan itu dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang.
3. Perbuatan dilakukan oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya, dalam uraian diatas telah dijelaskan tentang pengertian tindak pidana, dan secara khusus dalam hukum pidana dikenal sebuah pengkhususan
pada salah satu tindak pidana yang dilakukan oleh badan hukum atau dalam istilah kerennya disebut dengan tindak pidana korporasi. Dalam perkembangan hukum
Indonesia, penggunaan istilah “korporasi“ merupakan sebutan yang lazim digunakan dikalangan pakar hukum pidana untuk menyebutkan apa yang biasa
digunakan dalam bidang hukum lain, khususnya dalam bidang hukum perdata, sehingga badan hukum rechtpersoon atau yang dalam bahasa Inggris disebut
sebagai Legal Entities atau Corporation.
19
18
Leden Marpaung. Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Masalah Prevensinya. Sinar Grafika .1997. Hal.9
19
Rudy Prasetya. 1989 . Perkembangan Korporasi Dalam Proses Modernisasi. UNDIP Press : Semarang. Hal.2.
Universitas Sumatera Utara
33 Konsep korporasi pada mulanya dikembangkan pada hukum romawi, lebih
dari seribu tahun yang lalu, tetapi sebegitu jauh hingga abad ke XVIII tidak mengalami perkembangan. Dalam sistem hukum perdata Belanda yang sampai
saat ini masih dianut oleh sistem hukum di Indonesia, maka subjek hukum yang dikenal di Indonesia ada dua, yaitu :
1. Manusia Persoon 2. Badan Hukum Rechtpersoon .
Dari pembagian subjek hukum tersebut diatas, apabila korporasi ini merupakan suatu subjek hukum yang dapat melakukan hubungan hukum, maka
korporasi termasuk dalam kualifikasi Badan Hukum Rechtpersoon .
20
Ada beberapa pengertian tentang batasan korporasi yang dipaparkan oleh para ahli –
ahli hukum, Subekti dan Tjitrosudiro memberi pembatasan bahwa ynag
dimaksud dengan “ korporasi “ adalah suatu perseroan yang merupakan Badan Hukum.
21
20
Edi Yunara. 2005 . Korupsi dan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi berikut Studi.Kasus. PT.Citra Aditya Bakti : Bandung. Hal. 9.
21
Muladi Dwipa Prijatna . 1991 . Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana. Bandung Press : Bandung . Hal.14.
Senada dengan pendapat tersebut diatas, sebagaimana dikemukakan
oleh Utrecht dan M.Soleh Djindang , yang mengungkapkan bahwa korporasi
adalah suatu gabungan orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama – sama sebagai suatu subjek hukum tersendiri sebagai suatu personifikasi.
Korporasi dapat dibagi berdasarkan macamnya, yakni Badan Hukum korporasi yang terbagi lagi atas badan Hukum yang Orisinil murni asli , dan Badan
Hukum tidak orisinil. Sedangkan menurut jenisnya badan hukum dapat dibagi menjadi badan Hukum korporasi Publik, dan Badan Hukum korporasi privat.
Universitas Sumatera Utara
34 Terakhir menurut sifatnya, Badan Hukum terdiri atas Korporasi corporatie dan
yayasan stichting .
22
Ada juga pendapat lain yang dipaparkan oleh Aliansi Nasional Reformasi KUHP tentang korporasi, yang menyatakan bahwa Korporasi atau badan hukum
adalah satu konsep tentang pribadi bayangan dalam hukum modern. Hukum pidana modern mengkonstruksikan bahwa pelaku dari tindak pidana adalah
pribadi atau individu naturalijk person, tetapi dalam perkembangannya, badan hukum rechts person atau korporasi dapat juga melakukan kejahatan yang
menimbulkan kerugian publik. Korporasi biasa didefinisikan sebagai sekelompok orang yang diperlakukan oleh hukum sebagai satu kesatuan, yaitu person yang
memiliki hak dan kewajiban terpisah dari hak dan kewajiban individu yang membentuknya.
3. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana