Unsur ” Barang Siapa ” Analisis Hukum

333 keuangan Negara, sehingga Hakim tidak boleh menjeratnya dalam pelanggaran terhadap Undang – Undang Tindak Pidana Korupsi karena di dalam ketentuan Undang – Undang Kehutanan juga diatur tentang sanksi pidana bagi pelanggarnya. Pandangan Romli Atmasasmita tentang yakni asas “Lex Specialis Systematic derogat Lex Generali“ tersebut harusnya menjadi pedoman penting bagi para Jaksa dan Hakim yang memeriksa perkara ini. Sekalipun dalam penetapannya Majelis Hakim memang tepat menetapkan bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur – unsur pelanggaran terhadap Undang – Undang Kehutanan, namun alasannya haruslah tepat dan sejalan dengan teori yang ada. Oleh karena keputusan Majelis Hakim telah tepat dalam menentukan bahwa unsur tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa D.L.Sitorus telah melanggar ketentuan Undang – Undang Kehutanan, maka Penulis kembali akan menganalisis bagaimana penerapan hukum atas unsur – unsur yang terkandung dalam dakwaan ketiga dan keempat tersebut. Unsur – unsur pada dakwaan ketiga:

1. Unsur ” Barang Siapa ”

Dalam rumusan Undang – undang Hukum Pidana, yang dimaksud dengan ” Barang Siapa ” adalah : siapa saja yang dapaat merupakan subyek pelaku tindak pidana dan subyek tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara pidana terhadap perbuatan – perbuatan yang dilakukannya tidak termasuk kategori eks pasal 44 KUHP, yakni barang siapa mengerjakan sesuatu perbuatan, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal tidak Universitas Sumatera Utara 334 boleh dihukum. Berpijak dari pengertian teori diatas dan berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan, secara obyektif terdakwa Darianus Lungguk Sitorus telah terbukti secara sah dan meyakinkan sebagai subyek pelaku dari kegiatan “mengerjakan hutan dan menduduki kawasan hutan atau hutan cadangan tanpa izin”. Ini dibuktikan dengan keterangan – keterangan yang diberikan oleh para saksi di hadapan persidangan, diantaranya : 1. Saksi Ir.Surachmanto Hutomo,Msc Irjen Kehutanan yang menyatakan bahwa benar areal yang dinyatakan baik menurut Besluit pada zaman Belanda Tahun 1924, maupun di RTWP Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi dinyatakan sebagai hutan Negara Register 40 itu telah dirambah tanpa izin oleh terdakwa D.L.Sitorus tanpa izin oleh terdakwa . 2. Saksi Ir.Darori Selaku Kepala Cabang Dinas Kehutanan , pada kesaksiannya menyatakan bahwa sejak saksi diangkat sebagai Kepala Dinas, beliau mendapat laporan dari cabang bahwa telah terjadi perambahan hutan di Padang Lawas yang dilakukan oleh beberapa perusahaan dan ada juga yang dilakukan oleh Koperasi Bukit Harapan 3. Saksi Muhammad Ali Irsyad, selaku kepala Pusat Pengukuhan dan Penggunaan Kawasan Hutan , di persidangan saksi menyatakan bahwa saksi pernah mendapat laporan dati tim dan staf termasuk juga anggota tim dan isi laporan adalah adanya dugaan perambahan hutan di Padang Lawas . Universitas Sumatera Utara 335 4. Saksi, Ir.Bejo Santoso,SH selaku Auditor di Departemen Kehutanan menyatakan bahwa saksi pernah ditugaskan oleh Menteri Kehuatanan untuk mengumpulkan bahan dan keterangan atas dugaaan perambahan hutan di Padang Lawas tahun 2004 dan tahun 2005, Bahwa dari hasil pengumpulan bahan dan keterangan dari tahun 2004 sampai dengan 2005 adalah memang benar telah terjadi perambahan hutan Padang Lawas seluas + 127.000 Ha yang dilakukan oleh perusahaan, perorangan, yayasan dan koperasi ada + 26 Perusahaan yang melakukan perambahan mulai tahun 1996 seluas + 23.000 Ha, KUD Parsub yang merambah sejak tahun 1996, seluas 17.500 Ha. Dari keterangan beberapa saksi yang berkompeten untuk memberikan keterangan, bahwa antara keterangan saksi yang satu dengan yang lainnya telah dibuktikan dan bersesuaian antara satu dengan yang lainnya setelah dicocokkan dengan alat – alat bukti surat dan petunjuk yang ada atas apa yang saksi lihat, saksi dengar dan saksi alami. Dengan demikian unsur barang siapa ini telah terbukti adalah terdakwa D.L.Sitorus beserta dengan Koperasi Bukit Harapan, KUD Parsub, dan PT.Torusganda yang dimana beliau adalah sebagai Direksi sekaligus Bapak Angkat penyandang dana dari tiap – tiap koperasi dan perusahaan tersebut sesuai dengan pengakuan terdakwa D.L.Sitorus sendiri dalam persidangan.

2. Unsur “Mengerjakan atau Menduduki Kawasan Hutan dan Hutan Cadangan tanpa izin “

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Eksekusi Barang Sitaan Berupa Aset Tidak Bergerak Hasil Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan Makamah Agung Republik Indonesia Atas Nama Terpidana Darianus Lungguk Sitorus

1 34 144

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dari Perspektif Kebijakan Penanggulangan Kejahatan (Studi Putusan No.1821/Pid.B/2008/ PN/Medan)

5 77 139

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640/Pid.B/2006/PN.Medan, Register No.2.641/Pid.B/2006/PN.Medan dan Register No.2.642/Pid.B/2006/PN.Medan)

4 83 81

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN SELA TERHADAP EKSEPSI PENASIHAT HUKUM DALAM PERKARA PIDANA (Putusan No:1283/Pid.B/2006/PN.Jr)

0 6 16