Saksi Ahli , Ir.SUNARMI, MM

230 r. Bahwa di dalam BAP Ahli No. 5, ada pertanyaan dari penyidik yang initnya adalah menguraikan sebuah fakta kejadian. Jawaban saksi apabila fakta yang diuraikan oleh Penyidik tidak seperti itu maka jawabn saksi tidak seperti itu dan saya hanya menjawab berdasarkan fakta yang diuraikan oleh Penyidik dan saksi tidak pernah meneliti berkaitan perkara ini; s. Bahwa Konferensi di Rio tidak lanjt ke Kyoto dan di dalam Konferensi Kyoto dihimbau agar negara – negara di dunia mnegurai gas emisi agar tidak merusak ozon; t. Bahwa mengubah hutan menjadi kebun kelapa sawit yang diatur secara baik tidak akan merusak lingkungan dan hal tersbeut harus diuji terlebih dahulu dengan AMDAL Analisi Mengenai Dampak Lingkungan ; u. Bahwa mengubah hutan menjadi kebun kelapa sawit tidak mengubah CO2 menjadi 02 tetapi volume CO2 menjadi O2 sangat kecil dibandingkan dengan hutan; v. Bahwa tingkat kerusakan hutan mencapai 23 juta per tahun , apabila ada 2 pilihan hutan dibiarkan rusak atau hutan yang sudah rusak tersebut ditanami kelapa sawit, pendapat saksi adalah seharusnya hutan yang sduah rusak dihutankan kembali dan apabila hanya ada 2 pilihan tersebut , maka hutan yang sudah rusak tersebut lebih baik ditanami kelapa sawit;

7. Saksi Ahli , Ir.SUNARMI, MM

a. Bahwa potensi kayu di areal Padang Lawas terutama di areal Koperasi Bukit Harapan adalah potensi rata – rata kayu meranti 30 meter ke atas Universitas Sumatera Utara 231 adalah 50 meter kubik per hektar, berdasrakan permohonan luas PT.Torusganda adalah 24.000 Ha dan Koperasi Bukit Harapan seluas 23.000 Ha , sehingga total 47.000 Ha; b. Bahwa kerugian tegakan di areal tersebut yaitu kerugian regakan adalah harga patokan kayu yang diambil dikalikan volume , berdasarkan PP No. 59 thaun 1998; c. Bahwa kerugian yang dialami oleh Departemen Kehutanan dengan adanya eprubahan fungsi kawasan hutan menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit adalah kerugian hilangnya kayu tegakan; d. Bahwa tidak ada kerugian PSDHDR karena PSDH DR hanya dikenakan bagi pemeganag HPH yang mempuyai izin sah dari Meneteri Kehutanan; e. Bahwa mengenaipemegang HPH yang dikenakan PSDHDR dan juga harus menanam kayu tanbg telah ditebang adalah Pemegang HPH disamping harus membayar PSDHDR juga diharuskan menanam kembali pohon yang telah ditebang dengan istilah pengkayaan tanaman rehabilitasi; f. Bahwa saksi tidak tahu apakah pemegang izin Pengelolaan Hutan yang ditandatangani Inspektur Jenderal dan kemudian izin tersebut dicabut Menteri Kehutanan dikenakan PSDHDR karena izin biasanya dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan; g. Bahwa saksi mendapatkan bahan – bahan untuk menghitung kerugian tegakan adalah saya mendapatkan bahan – bahan untuk menghitung tegakan dari data – data fotocopy dari pusat inventaris Departemen Universitas Sumatera Utara 232 Kehutanan tanggal 15 Agustus 2005, dan data ini merupakan data RKPH PT.Inhutani IV tahun 1996; h. Bahwa data RKPH PT.Inhutani tahun 1996 yang dijadikan dasar untuk menghitung kerugian tegakan tersebut saksi tidak tahu valid atau tidak yang jelas saksi menghitung berdasarkan data RKPH PT.Inhutani IV; i. Bahwa perhitungan tegakan hanya berdasarkan RKPH PT.Inhutani tahun 1996 tanpa meninjau lokasi dan sebenarnya perhitungan harus ke titik lokasi dan apabila ada pelanggaran di bidang kehutanan maka harus diperiksa melibatkan pemerintah daerah dan kehutanan daerah dan dibuat Berita Acara dan mengecek ke lokasi pelanggaran hutan tersebut; j. Bahwa di dalam RKPH PT.Inhutani IV tahun 1996 dapat menghitung potensi kayu yang hilang tahun 1998 sd 2005 dan dengan RKPH PT.Inhutani IV tahun 1996 maka dapat untuk menghitung potensi kayu yang hilang dan tidak bisa menghitung secara riil, karena kalau menghitung secara riil harus ada laporan hasil penebangan dan di dalam kasus ini tidak ada laoran hasil kayu penebangan; k. Bahwa RKPH PT.Inhutani IV tahun 1996 dapat untuk menghitung kerugian masa yang akan datang dan RKPH meruapkan rencana tahunan yang ii berlaku ke depan + 10 Tahun ke depan dan hal ini adalah ancer – ancer atau perkiraan – perkiraan potensi; l. Bahwa apabila tidak punya izin PSDHDR tidak dapat dihitung karena PSDHDR untu yang punya izin dan perusahaan yang tidak punya izin tidak bisa dipungut PSDHDR, sehingga yang diduga melakukan Universitas Sumatera Utara 233 pelanggaran atau perambahan hutan perhitungan kerugian yang dikenakan adalah potensi tegakan saja; m. Bahwa biaya rehabilitasi tidak dihitung , karena hal ini berlaku bagi yang mempunyai izin; n. Bahwa apabila terjadi perambahan hutan di areal HPH, siapa yang dimintakan ganti rugi adalah yang wajib bertanggungjawab terhadap areal HPH adalah pemegang izin HPH dan apabila ada perambahan hutan di areal HPH maka pemegang HPH yang harus bertanggungjawab mengganti kerugian; o. Bahwa sebagai contoh perhitungan hanya jenis kayu meranti untuk daerah Padang Lawas sebagai contoh adalah kayu meranti dan untuik daerah lain belum tentu meranti, hal ini tergantung mayoritas tanaman kayu di daerah tersebut dan hal ini berdasarkan data – data RKPH PT.Inhutani IV tahun 1996; p. Bahwa perhitungan tegakan harus dihitung di titik lokasi berdasrkan volume kayu yang ditebang dan untuk pelanggaran di areal izin yang sah namanya pelanggaran eksploitasi proses penyelesaian harus dibentuk tim yang melibatkan kehutanan dan Pemda dan dibuat Berita Acara dan kasus yang sedang disidangkan ini berbeda sehingga tidak menggunakan prosedur tersebut;

7. Saksi Ahli , Prof.Dr.Andi Hamzah.

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Eksekusi Barang Sitaan Berupa Aset Tidak Bergerak Hasil Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan Makamah Agung Republik Indonesia Atas Nama Terpidana Darianus Lungguk Sitorus

1 34 144

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dari Perspektif Kebijakan Penanggulangan Kejahatan (Studi Putusan No.1821/Pid.B/2008/ PN/Medan)

5 77 139

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640/Pid.B/2006/PN.Medan, Register No.2.641/Pid.B/2006/PN.Medan dan Register No.2.642/Pid.B/2006/PN.Medan)

4 83 81

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN SELA TERHADAP EKSEPSI PENASIHAT HUKUM DALAM PERKARA PIDANA (Putusan No:1283/Pid.B/2006/PN.Jr)

0 6 16