Saksi, Mohammad Tharir Tua Lubis Kepala Subdinas Penyusunan

184 u. Bahwa yang hadir dalam diskusi dalam rangka review dengan penanggungjawab tim adalah Penanggungjawab Tim dan Ketua Tim Audit saja; v. Bahwa saksi mengetahui luas areal milik perusahaan dan koperasi yangada di Padang Lawas dari data yang berasaal dari perusahaan yang bersangkutan, data dari PT.Inhutani, dan dari BPN, data dari DepHut; w. Bahwa bukti lapouran audit yang diserahkan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada Pengadilan adalah laporan audit yang pertama yang diperoleh dari Biro Hukum Departemen Kehutanan, dan merupakan audit yang saksi katakan tadi sebagai laporan udit dari anggota tim sesuia dengan bukti yang telah diserahkan oleh JPU didalam lampiran berikutnya; x. Bahwa hasil audit yang sudah di review tidak dijadiakan bukti oleh penyidik di Kejaksaan Agung dan itu kewenangan Inspektur jendera; Kehutanan sebagai penanggung jawab Laporan Hasil Audit; y. Bahwa rentang waktu laporan hasil audit yang dibuat oleh Anggota Tim dengan Laporan hasil Audit yang dibuat oleh saksi dan penanggungjawab tim adalah + 1 bulan; z. Bahwa hasil audit yang dibuat oleh Ketua Tim dan semua penanggung jawab Tim tidak diketahui oleh semua Anggota Tim dan Anggota Tim tidak terlibat;

17. Saksi, Mohammad Tharir Tua Lubis Kepala Subdinas Penyusunan

Rencana dan Evaluasi Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan : 55 55 Ibid . Hal. 219. Universitas Sumatera Utara 185 a. Bahwa sejak tahun 2001 sampai sekarang saksi menjabat sebagai Kepala Subdinas Penyusunan Rencana dan Evaluasi Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan, sebelumnya yaitu tahun 2001 saksi menjabat sebagai Kepala Seksi Perizinan Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan; b. Bahwa pada tahun 2000 saksi menjabat sebagai Kepala Seksi Perizinan Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan dan pada tahun 1998 saksi menjabat sebagai Staf Balai Inventarisasi Perpetaan Hutan; c. Bahwa pada tahun 1998 saksi menjabat sebagai Staf Balai Inventarisasi Perpetaan Hutan, saksi pernah melakukan pengukuran hutan ,. Yaitu pada tahun 1998 melakukan pengukuran di PT.Inhutani IV di kawasan Padang Lawas dan pengukuhan Penataan Batas PT.Inhutani IV dan pada waktu di bentuk tim dan saksi termasuk anggota Tim tersebut; d. Bahwa pada waktu saksi bersama Tim Tata Batas PT.Inhutani IV melakukan pengukuran Tata Batas PT.Inhutani IV , kondisi dan keadaan kawasan Hutan Padang Lawas pada waktu itu sebagian berhutan dan sebagian berupa alang – alang; e. Bahwa pengukuran yang dilaksanakan bersama tim itu dalam rangka penataan batas HPH PT.Inhutani IV dan tim juga telah selesai membuat petanya; f. Bahwa Padang Lawas adalah kawasan hutan, dan dasarnya adalah GB No.50 tahun 1824, TGHK, SK Menteri No 44 Tahun 2005, Padang Lawas statusnya adalah Hutan Produksi; g. Bahwa pada tahun 1998, ada perusahaan dan Koperasi di areal Padang Lawas yaitu PT.Eka Pandawa Sakti , PT.First Mujur Plantation, Koperasi Universitas Sumatera Utara 186 Bukit Harapan, PT.Mazuma, PT.Sylvia Sumatera Lestari dan masih banyak lagi , saksi tidak hafal; h. Bahwa kondisi areal Padang Lawas sekarang adalah sudah menjadi kebun kelapa sawit milik PT.First Mujur Plantation, Koperasi Bukit Harapan, PT.Torus Ganda dan perusahaan lainnya saksi tidak hapal satu per satu; i. Bahwa perusahaan – perusahaan di areal kawasan Padang Lawas adalah PT.First Mujur Plantation mempuyai HGU, PT.Eka Pandawa Sakti mempuyai izin HGU, PT.Torus Ganda tidak mempuyai izin, dan Koperasi Bukit Harapan tidak mempuyai izin, PT.Mazuma tidak mempuyai izin, PT.Sylvia Sumatera Lestari puya izin HPHTI, dan lainnya saksi tidak hapal; j. Bahwa GB No.50 tahun 1824 berada di Register 40 dan kawasan Padang Lawas dibagi menjadi 3 bagian , yaitu : Register 40, TGHK dan pago – pago; k. Bahwa letak posisi perusahaan san Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit tersebut antara lain PT.Eka Pandawa Sakti di areal pago – pago, PT.First Mujur Plantation sebagian di TGHK sebagian di Register 40, Koperasi Bukit Harapan di TGHK, PT.Torus Ganda di Register 40, PT.Mazuma di Register 40, PT.Sylvia Sumatera Lestari di pago – pago ; l. Bahwa luas kawasan hutan Padang Lawas adalah + 180.000 Ha ; m. Bahwa sebelum SK Menteri No 44 Tahun 2005 ada lagi SK , yaitu SK 923 tahun 1982 isinya adalah mengenai tata guna hutan kesepakatan dan SK 923 berupa penunjukan kawasan hutan Padang Lawas ; Universitas Sumatera Utara 187 n. Bahwa saksi tidak tahu apakah dengan penunjukan saja tanpa ada penetapan kawasan Padang Lawas dapat disebut sah menjasi hutan dan yang bisa menjawab ini Badan Planologi Kehutanan dan saksi tidak tahu; o. Bahwa luas perkebunan kelapa sawit Koperasi Bukit Harapan adalah + 23.000 Ha; p. Bahwa lokasi Torus Ganda dan Koperasi Bukit Harapan terpisah letaknya yaityu letaknya seingat saksi terpisah oleh lokasi PT.AMKS terakhur saksi mengetahui areal PT.AMKS dibeli oleh PT.Torus Ganda ; q. Bahwa di kawasan Padang Lawas masih ada perambahan hutan dan berdasarkan laporan anak buah saksi tanggal 11 April 2006 yang pergi ke Padang Lawas untuk cek lokasi disana masih ada permbahan hutan dan anak buah saksi berhasil mengamankna 3 buah unit senso , 1 unti mobil dan kayu-kayu yang sduah berbentuk papan akan dibawa ke PT.Torganda dan banyaknya kayu – kayu tersebut adalah 11 kubik; r. Bahwa ada permohonan untuk mengelola perkbunan kelapa sawit dari Koperasi Bukit Harapan, yaitu permohonan tahun 2002 dan ada juga permohonan dari Koperasi Bukit Harapan sebelum tahun 2004 dan saksi tidak tahu, karena tidak ada tembusan surat permohonan yang ditujukan ke instansi saksi ; s. Bahwa saksi tidak tahu apakah dai daerah Padang Lawas ada tanah ulayat yang berbentuk hutan dan sepengetahuan saksi mengenai tanah ulayat harus dilaporkan dan diakui PEMDA sebagaimana diatur dalam PERMEN Agraria Nomor 5 Tahun 1999; Universitas Sumatera Utara 188 t. Bahwa saksi mengetahui adat istiadat di daerah TAPSEL masih adat istiadat Sultan Raja Panusunan Bulung sepengetahuan saksi khususnya mengenai adat perkawinan dan sidang – sidang perkawinan adan pesta perkawinan adat; u. Bahwa saksi tidak tahu apakah Sultan Raja Panusunan Bulung dan Hatobangon dapat menatur menegnai masalah tanah adat; v. Bahwa saksi mengetahui PT.Torus Ganda Koperasi Bukit Harapan adalah milik D.L.Sitorus; w. Bahwa saksi tidak tahu apakah yang menjadi dasar kebijakan sehingga ada perbedaan pelayanan terhadap Koperasi Bukit Harapan dengan perusahaan – perusahaan lain yang setahu saksi semua yang mendapat pelayanan yang sama, dan sepengetahuan saksi perusahaan – perusahaan yang mendapat izin HGU sudah melalui proses pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan; x. Bahwa perusahaan yang sudah ada proses pelepasan kawasan hutan adalah PT.First Mujur PlantationPT.Eka Pandawa Sakti PT.Sylvia Sumatera Lestari karena mendapat izin dari HPHTI maka tidak ada proses pelepasan kawasan hutan; y. Bahwa Padang Lawas termasuk Hutan Produksi, dan ada pelepasan kawasan hutan, dan mnegenai kawasan hutan produksi tidak boleh ada pelepasan hutan saksi tidak tahu; z. Bahwa saksi pernah menjadi Anggota Rapat Koordinasi Pembahasan Peninjuana Lapangan dan di dalam laporan rapat koordinasi pembahasn peninjuan lapangan mengutip PP No.34 tahun 2002 yaitu dalam hal Universitas Sumatera Utara 189 kawasan hutan yang telah menjadi kebun sebagaimana ayat 2 sebagai kawasan hutan tetap yang pencadangannya dapat dip roses menjadi izin pemanfaatan hasil hutan bukan kayu selama 1 daur atua 1 daur = 25 tahun; aa. Bahwa Koperasi Bukit Harapan pernah mengajukan permohonan izin kepada Menteri Kehutanan dan dikeluarkanizin prinsip Nomor 1680 tanggal 26 September 2002; bb. Bahwa di dalam laporan rapat koordinasi ada temuan , yakni tenaga kerja Koperasi Bukit Harapan telah menjalin kerjasama dengna masyarakat Luhat Ujung Batu dan Juhat Simangambat untuk diberikan plasma sebanyak 1820 dan masing – masing diberikan 2 Ha per KK dan telah diterbitkan sertifikat oleh BPN ; cc. Bahwa areal yang berupa alang – alang di kawasan Padang Lawas kemudian dijadikan kebun kelapa sawit oleh Koperasi Bukit Harapan ; dd. Bahwa yang dimaksud pago – pago adalah Negara pernah meminta tanah yang tidak produktif kepada rakyat di daerah Padang Lawas, kemudian Negara memberikan ganti rugi berupa sekolah SMA yang ada di daerah Binanga; ee. Bahwa sebelum ada pago – pago + 30.000 Ha , masih ada tanah rakyat yang belum diserahkan kepada rakyat; ff. Bahwa saksi tidak pernah tau ada pago – pago dari PT.Torganda kepada masyarakat; Bahwa saksi tidak mengatahui bedanya penunjukan dengan penetapan dan saksi belum pernah mendapat dokumen penetapan yang ada adalah penunjukan san yang saksi yudak mengetahui apakah beda Universitas Sumatera Utara 190 penetapan dengan penunjukan dan sepengetahuan saksi belum ada penetapan; gg. Bahwa saksi mengetahui bahwa di dalam UU Nomor 5 Tahun 1967 dijelaskan tidak dibolehkan menggunakan Peraturan Kehutanan Peninggalan Belanda dan seharusnya GB No.50 tahun 1924 tidak diberlakukan lagi ,bahwa pengaturan mengenai Hak Ulayat diatur dalam PERMEN Agraria Nomor 5 Tahun 1999, Bab VII Pasal 5; hh. Bahwa saksi tidak mengetahui apakh berkaitan dengan hak ulayat sesuai PERMEN Agraria Nomor 5 Tahun 1999, sudah pernah diadakan peelitian trehadap tanah ulayat oleh Pemerintah Daerah, Pakar, LSM, Tokoh Masyarakat; Bahwa di Padang Lawas masih banyak tanah milik masyarakat, dan cara masyarakat memebuktikan tanah milik masyarakat tersebut adalah dengan SKT Surat Keterangan Tanah yang dikeluarkan Kepala Desa; ii. Bahwa saksi mengetahui surat penolakan dari Menteri Kehutanan terhadap permohonan izin pengelolaan Koperasi Bukit Harapan, surat Menteri tersebut tanggal 30 November 2005;

18. Saksi , Paruhum Hasibuan Kepala Desa Simangambat Jae :

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Eksekusi Barang Sitaan Berupa Aset Tidak Bergerak Hasil Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan Makamah Agung Republik Indonesia Atas Nama Terpidana Darianus Lungguk Sitorus

1 34 144

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dari Perspektif Kebijakan Penanggulangan Kejahatan (Studi Putusan No.1821/Pid.B/2008/ PN/Medan)

5 77 139

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640/Pid.B/2006/PN.Medan, Register No.2.641/Pid.B/2006/PN.Medan dan Register No.2.642/Pid.B/2006/PN.Medan)

4 83 81

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN SELA TERHADAP EKSEPSI PENASIHAT HUKUM DALAM PERKARA PIDANA (Putusan No:1283/Pid.B/2006/PN.Jr)

0 6 16