92 – undangan lainnya yang berkaitan, yang mengharuskan Darianus Lungguk
Sitorus untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menjatuhkan vonis hukuman Penjara selama 8 Tahun dan denda sebanyak Rp 5.000.000.000 Milyar
Rupiah dan pidana kurungan selama 6 enam bulan sebagai pengganti denda. Keputusan Pengadilan hanya menuntut pertanggungjawaban pidana yang
dilakukan oleh terdakwa Darianus Lungguk Sitorus saja, tidak melibatkan satupun dewan pengurus Koperasi dan Perusahaan Perkebunan Kelapa yang dilakukan
dalam mengelola perkebunan Kelapa Sawit yang didirikannya, padahal seharusnya perbuatan ini dapat digolongkan sebagai tindak pidana korporasi,
yakni tindak pidana yang dilakukan oleh Pengurus dan Korporasi badan hukum. Untuk kesekian kalinya hukum harus mengakui kelemahannya dalam menjerat
para pelakuu pidana yang dengan nyata telah mengakibatkan kerugian besar pada kas Negara dan dengan leluasanya pengusaha – pengusaha dapat melakukan
usahanya tanpa aturan main yang telah ditentukan menurut ketentuan Undang – Undang Kehutanan yang berlaku.
2. Dakwaan :
39
Bahwa Ia terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS, untuk dan atas namanya sendiri dan atau untuk dan atas nama Perusahaan miliknya atas
Perusahaaan milik Keluarganya yaitu PT.Torganda, dan ataun untuk dan atas nama Koperasi Perkebunana Kelapa Sawit KPKS Bukit Harapan, bertindak
sendiri – sendiri atau bersama – sama dengan Sutan Bahruddin Hasibuan, Sutan
KESATU
39
Ibid, Hal.7.
Universitas Sumatera Utara
93 Mali Hasibuan, Tongku Muda Hasibuan, Minan Hasibuan, Tongku Soripada
Hasibuan, Baginda Partomuan Hasibuan, Rongkaya Sutan Siregar, Tongku Mara Usin Harahap, Tongku Satia Dalimunte, Tongku Marauddin Hasibuan, Tongku
Mahmud Hasibuan, Baginda Junjungan Dalimunte dan Tongku Iskandar Hasibuan, Raja Asli Hasibuan Serta Abdul Azis Harahap, Raja Maippo Hasibuan,
Sutan Tua Hasibuan, Zamhuri Hasibuan, Sutan Bandaharo Harahap, Tongku Saibun Harahap Alias Baginda Huayan Harahap, serta dengan LATONG S Ketua
KPKS Bukit Harapan dan Ir.YONGGI SITORUS bendahara KPKS Bukit Harapan masing – masing diperiksa dalam berkas terpisah , pada waktu – waktu
yang tidak dapat ditentukan lagi antara bulan April 1998 sampai dengan tanggal 2 Agustus 1999, bertempat di Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang
Lawas Kecamatan Simangambat dahulu Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan atau setidak – tidaknya disuatu tempat dalam daerah
Hukum Pengadilan Negeri Padang Sidempuan, yang bersadarkan Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor: KMA003SKI2006 tanggal 10 januari 2006,
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ditunjuk untuk memeriksa dan mengadilinya, telah melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan berlanjut, dengan
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu badan, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
keuangan Negara dan atau perekonomian negara, atau diketahui atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan Negara atau
perekonomian Negara , yang dilakukan dengan cara – cara antara lain:
a. Sejak Bulan April 1998 atau setidak – tidaknya sejak Bulan September
1998 terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS tanpa hak dan tanpa
Universitas Sumatera Utara
94 izin dari Menteri Kehutanan telah menduduki menguasai Hutan Negara
Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha yang berada di kecamatn Simangambat dahulu Kecamatan Batumun Tengah
Kabupaten Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara, padahal Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira
bahwa kawasan seluas + 80.000 Ha yang didudukinya dikuasainya adalah Hutan Negara yang diperuntukkan sebagai hutan tetap dan
berfungsi sebagai Hutan produksi yang yang ditetapkan berdasarkan : 1. Gouverment Besluit GB No.501942 tanggal 25 Juni 1924;
2. Berita Acara penyerahan tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dan masyarakat kepada Gubernur, tertanggal 20 Maret 1981 seluas
12.000 Ha, tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000 Ha, tertanggal 6 Juni 1981 seluas 8.000 Ha;
3. Keputusan Menteri Kehutanan No.923KptsUm121982 tanggal 2 Desember 1982 tentang penunjukkan asal hutan di wilayah Propinsi
Dati I Sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHTK ; 4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi Sumatera Utara tahun 2003 – 2018;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomr 14 Tahun 1998 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat I
Tapanuli Selatan; yang dilarang untuk diduduki tanpa izin dari Menteri Kehutanan RI sesuai ketentuan pasal 6 ayat 1 Peraturan
Pemerintah PP Nomor tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan.
Universitas Sumatera Utara
95 Hutan Negara kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha yang
diduduki terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS diperoleh dengan cara yang tidak sah , yaitu :. Antara Bulan April 1998 sampai dengan bulan Juni 1998,
terdakwa Darianus Lungguk Sitorus bersama – sama dengan Sutan Bahruddin Hasibuan, Sutan Mali Hasibuan, Tongku Muda Hasibuan, Minan Hasibuan,
Tongku Soripada Hasibuan, Baginda Partomuan Hasibuan, Rongkaya Sutan Siregar, Tongku Mara Usin Harahap, Tongku Satia Dalimunte, Tongku
Marauddin Hasibuan, Tongku Mahmud Hasibuan, Baginda Junjungan Dalimnute Dan Tongku Iskandar Hasibuan, Raja Asli Hasibuan Serta Abdul Azis Harahap
tanpa dasar hukum dan tidak memilki kewenangan telah menyatakan bahwa Kawasan Hutan produksi Padang Lawas seluas + 8.000 Ha delapan ribu hektar
adalah tanah ulayat marga Hasibuan Luhat Ujung Batu yang kemudian diserahkan oleh Sutan Bahruddin Hasibuan yang mengaku sebagai Raja Panusunan Bulung
Luhat Ujung Batu beserta Sutan Malim Hasibuan, Tongku Muda Hasibuan, Minan Hasibuan, Minan Hasibuan, Tongku Soripada Hasibuan, Baginda
Partomuan Hasibuan, Rongkaya Sutan Siregar, Tongku Mara Usin Harahap, Tongku Satia Dalimunte, Tongku Marauddin Hasibuan, Tongku Mahmud
Hasibuan, Baginda Junjungan Dalimnute Dan Tongku Iskandar Hasibuan, Raja Asli Hasibuan Serta Abdul Azis Harahap. Kelapa Sawit serta untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat setempat, yang dituangkan dalam Akte tanggal 23 Juli 1998 No.186L1998 dihadapan Notaris Setiawati,SH Notaris di Rantau Parapat,
padahal penyerahan kawasan Hutan Negara Kawasan Hutan produksi Padang Lawas seluas + 72.000 ha tersebut adalah untuk kepentinagn usaha perkebunan
kelapa sawit milik terdakwa Darianus Lungguk Sitorus Atau Kepentingan Usaha
Universitas Sumatera Utara
96 Pekebunan Pt.Torganda Milik Terdakwa, Serta Untuk Menguntungkan Raja
Manippo Hasibuan dan kawan – kawan tersebut diatas dengan menerima ganti rugi pago – pago, Darianus Lungguk Sitorus mengetahui atau patut mengira
bahwa kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas 80.000 Ha tersebut bukan tanah Ulayat, dan Sutan Bahruddin Hasibuan dkk. Serta Raja Manippo Hasibuan
,dkk. Tidak berhak dan tidak berwenang meyerahkan kawasan tersebut kepada siapapun karena kawasan tersebut adalah kawasan hutan yang dikuasai oleh
Negara. Sebelum Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas :
80.000 Ha yang telah dikuasai oleh terdakwa Darianus Lungguk Sitorus tersebut telah dekerjakan dirubah fungsi dan peruntukkan menjadi areal perkebunan
kelapa sawit, terdakwa Darianus Lungguk Sitorus membentuk dan mendirikan Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit KPKS Bukit Harapan dengan maksud
untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan , dengan susunan pengurus : a.
Ketua : Latong S
b. Wakil ketua
: H.Moh.Baryadi c.
Sekretaris : Arif Prabowo
d. Wakil Sekretaris: Alex Karsoastalora
e. Bendahara
: Ir.Yonggi Sitorus Sesuai Akta pendirian No.07BHKPK.2.9IX1998 tanggal 29 September 1998.
Setelah pengurus KPKS Bukit Harapan terbentuk, kemudian terdakwa Darianus Lungguk Sitorus seolah – olah menyerahkan Hutan Negara Kawasan Hutan
Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha tersebut tertulis dalam akte No.323L1998 seluas + 84.000 Ha kepada pengurus KPKS Bukit Harapan
Universitas Sumatera Utara
97 untuk dikerjakan dirubah fungsi dan peruntukkan menjadi areal perkebunan
kelapa sawit dengan sistem pola “Bapak Angkat“ dimana terdakwa Darianus
Lungguk Sitorus berperan sebagi penyandang dana, padahal pendirian KPKS Bukit Harapan serta penyerahan dan pengelolaan kawasan tersebut untuk
dijadikan arela perkebunan Kelapa Sawit kepada pengurus KPKS Bukit Harapan adalah atas inisiatif dan keinginan terdakwa Darianus Lungguk Sitorus sendiri.
Formalitas penyerahan Hutan Negara Kawasan Hutan produksi Padang Lawas tersebut dibuat sedemikian rupa seolah – olah terdakwa Darianus Lungguk
Sitorus melepaskan sepenuhnya hak penguasaan tersebut kepada pengurus KPKS Bukti Harapan agar pengurus KPKS Bukit Harapan bertanggung jawab penuh atas
segala akibat yang telah timbul dan akan timbul dari kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit tersebut kepada pihak mana pun yang dituangkan dalam Akta tanggal
30 September 1998 No.323l1998, dihadapan Notaris Setiawati, SH Notaris di Rantau Prapat, padahal penyerahan Hutan Negara tersebut kepada Pengurus
KPKS Bukit Harapan adalah untuk kepentingan dan keuntungan terdakwa Darianus Lungguk Sitorus dan atau perusahaan miliknya atau perusahaan milik
keluarganya ,yaitu PT.TORGANDA. Untuk mengerjakan merubah fungsi dan peruntukkan Hutan Negara
Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha tersebut dijadikan areal perkebunan Kelapa Sawit, terdakwa Darianus Lungguk Sitorus menyediakan
alat –alat berupa Graider untuk membuat jalan, Chainsaw untuk memotong tegakan dan menyediakan peralatan – peralatan lain yang diperlukan, padahal
terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa selain dari petugas – petugas kehutanan atau orang – orang yang karena
Universitas Sumatera Utara
98 tugasnya atau kepentingannya dibenarkan berada di dalam kawasan Hutan,
siapapun dilarang membawa alat – alat yang lazim digunakan untuk memotong. menebang dan membelah pohon di dalam kawasan hutan
, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 9 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985.
Selanjutnya terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS bersama – sama dengan Latong S dan Ir.Yonggi Sitorus membuka Hutan untuk membuat
jalan dan mengkavling – kavling Kawasan Hutan produksi Padang Lawas yang bertujuan imas tumbang dan pembersihan istilah yang lazim digunakan untuk
mebnebang pepohonan, membabat ilalang semak belukar dan membakar habis hingga bersih , padahal terdakwa Darianus Lungguk Sitorus mengetahui atau
patut mengira bahwa “setiap orang dilarang melakukan penebangan pohon –
pohon dalam hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang”, sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan pasal 10 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985. Setelah imas tumbang dan pembersihan, kemudian terdakwa
Darianus Lungguk Sitorus bersama – sama dengan Latong S dan Ir.Yonggi Sitorus mengolah lahan yang sudah dibersihkan, dan kemudian dlanjutkan dengan
penanaman dan pemeliharaan kelapa sawit, padahal terdakwa Darianus Lungguk Sitorus mengetahui atau patut mengira bahwa penggunaan kawasan hutan sesuai
dengan fungsi dan peruntukkannya sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 3 dan 4 Undang - Undang Nomor 5 tahun 1967
, yaitu berfungsi sebagai hutan produksi dan peruntukkannya sebagai hutan tetap, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
pasal 5 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985, dan penggunaan kawasan hutan yang menyimpang dari ketentuan ayat 1 untuk pengembangan
budi daya pertanian harus mendapat persetujuan Menteri, sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
99 dimaksud dalam ketentuan pasal 5 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 1985, dan untuk pengembangan usaha pertanian harus terlebih dahulu memperoleh pelepasan kawasan hutan dari menteri kehutanan, sesuai Surat
Keputusan Bersama Menteri Kehutanan RI, Menteri Pertanian RI dan Kepala Badan pertanahan nasional Nomor: 364Kpts-IIHK 0507090 tentang Ketentuan
pelepasan Kawasan Hutan dan pemberian Hak Guna Usaha untuk pengembangan usaha Pertanian.
Perbuatan terdakwa Darianus Lungguk Sitorus, Latong S dan Ir.Yonggi Sitorus dilakukan secara bertahap, berlanjut dan berlangsung terus – menerus dan
hingga bulan Februari 1999 telah selesai ditanami kelapa sawit seluas + 12.000 Ha dua belas ribu hektar atau setidak – tidaknya lebih dari 8.000 Ha telah
ditanami kelapa sawit dan lebih dari 4.000 Ha telah selesai imas tumbang dan pembersihan keadaan ini sesuai dengan surat yang dibuat dan ditandatangani
oleh Latong S dan Arif Prabowo selaku Pengurus KPKS Bukti Harapan dalam suratnya No.05LPKPKSII tanggal 11 Februari 1999 . Bahwa perbuatan
terdakwa Darianus Lungguk Sitorus, Latong S dan Ir.Yonggi Sitorus tersebut telah menyebabkan berkurangnya luas Hutan Negara Kawasan Produksi Padang
Lawas seluas + 12.000 Ha dan menyebabkan hilangnya tegakan Kayu Bulat Besar KKB jenis kayu meranti berdiameter 30 cm ke atas O 30 cm yang
diperhitungkan sebanyak 27,99 m3 Ha dan Kayu Bulat Sedang KBS berdiameter antara 20 – 23 cm yang diperhitungkan sebanyak 2,10m3 Ha.
Selain telah meyebabkan berkurangnya luaa areal Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 12.000 Ha dan menyebabkan hilangnya tegakan
kayu meranti sebgaimana diuraikan diatas, perbuatan terdakwa Darianus Lungguk
Universitas Sumatera Utara
100 Sitorus tersebut juga telah menimbulkan hilangnya perolehan Provinsi Sumber
Daya Hutan PSDH dan Dana Reboisasi DR serta meneimbulakn kerugian Rehabilitasi yang harus ditangggung oleh Pemerintah Cq.Departemen Kehutanan
RI. Bahwa Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus,Latong S dan Ir.Yonggi Sitorus yang telah melakukan :
a. perbuatan menduduki menguasai Hutan Negara;
b. pembukaan hutan membuat jalan dan mengkavling – kalvling ;
c. imas tumbang dan pemebersihan istilah yang lazim digunakan untuk
menebang pepohonan, mambabat ilalang semak belukar dan membakar habis hingga bersih ;
d. pengolahan tanah untuk persiapan penanaman bibit kelapa sawit ;
e. penanaman dan pemeliharaan kelapa sawit;
Di Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas, Pemerintah Daerah setempat Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Selatan, Kantor Wilayah
kehutanan dan Perkebunan Propinsi Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara, DPRD Sumatera Utara dan Kapolda Sumatera Utara maupun Pemerintah Pusat
Departemen Kehutanan RI dan Menteri Pertanahan dan Keamanan Panglima ABRI telah melakukan berbagai upaya agar terdakwa Darianus Lungguk Sitorus
atau PT.TORGANDA dan KPKS Bukit Harapan menghentikan perbuatannya, yaitu dengan membuat dan menandatangani surat – surat antara lain :
1. Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi daerah Tingkat I Sumatera Utara:
1 Nomor : 5226856VI-C tanggal 9 September 1998, perihal
Penggarapan kawasan Hutan Padang Lawas Register 40, yang ditujukan kepada Pimpinan PT.TORGANDA, yang berisi antara lain “
Universitas Sumatera Utara
101 agar PT.TORGANDA menghentikan kegiatan dalam kawasan hutan
Reg.40 Padang Lawas sebelum ada izin dari Menhutbun”. 2
Nomor : 522.218097VI-C tanggal 17 Oktober 1998, perihal Penggarapan Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40 ditujukan
kepada Dierktur PT.Torganda, yang berisi antara lain “Peringatan ke-2 kepada PT.TORGANDA agar menghentikan kegiatan pembukaan ,
pengerjaan dan meninggalkan, mengosongkan kawasan Hutan Padang Lawas Register 40 “;
3 Nomor : 522.218080VI-C tanggal 17 Oktober 1998, perihal
Perambahan Kawasan Register 40 Padang Lawas ditujukan kepada Kapolres tapsel, yang berisi antara lain: “mohon bantuan agar
menghentikan, dan menindak PT.TORGANDA yang melakukan perambahan selakigus mohon bantuan pengamanan kawasan hutan
Register 40 yang dirambah. 4
Nomor : 522.218081VI-C tanggal 17 Oktober 1998, perihal Perambahan Kawasan hutan Negara Register 40 di Kec.Barumur
Tengah Kab.Tapsel ditujukan kepada Gubernur KDH tk I.Sumatera Utara, yang berisi antara lain “mohon dukungan dan bantuan Gubernur
dalam mengangani perambahan kawasan hutan Register 40 oleh PT.TORGANDA “;
2. Surat Ketua DPRD TK.I Sumatera Utara Nomor : 9579KB7 tanggal 24
Oktober 1998, perihal mohon dilakukan tindakan, ditujukan kepada Kapolda Sumatera Utara, yang berisi antara lain “agar menugaskan
Universitas Sumatera Utara
102 Kapolres tapsel untuk mengambil tindakan terhadap PT.TORGANDA yang
tidak mengindahkan hasil kesepakatan pada pertemuan rapat kerja dengar pendapat dengan Komisi A, B dan D DPRD Propinsi Sumatera Utara”.
3. Surat Ketua DPRD TK.I Sumatera Utara Nomor : 95807KB7 tanggal 24
Oktober 1998, perihal mohon tindak lanjut, ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara, yang berisi antara lain “agar PT.TORGANDA yang
merambah kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas segera menghentikn kegiatannya karena telah meresahkan masyarakat “.
4. Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor :
522.211479 D98 tanggal 28 Oktober 1998, perihal perambahan kawasan hutan Negara Register 40 di Kec.Barumun Tengah Kab.Tapsel, ditujukan
kepada Bupati KDH Tk.II Tapanuli Selatan, yang berisi antara lain agar ”berkoordinasi dengan Muspida Tingkat II untuk menindak tegas
Sdr.D.L.Sitorus Direktur PT.TORGANDA ”.
5. Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor :
522.211479 i98 tanggal 28 Oktober 1998, perihal perambahan kawasan hutan Negara Register 40 di Kec.Barumun Tengah Kab.TapSel, ditujukan
kepada Ketua Bakorstanasda Sumatera Utara, yang berisi antara lain “minta bantuan Bakorstanasda Sumatera Utara untuk penanganan permasalahan
perambahan Hutan Oleh Sdr.D.L.Sitorus Direktur PT.TORGANDA
Universitas Sumatera Utara
103 sesuai dengan ketentuan dan :peraturan perundang – undangan yang
berlaku”.
Perbuatan Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 1 Ayat 1 sub a
Jo.Pasal 28 Jo.Pasal 34 c Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1971 Jo.Pasal 43 Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah
dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Jo. PasaL 55 Ayat 1 ke -1 Jo.Pasal 64 Ayat 1 KUHP;
DAN KEDUA :
Bahwa Ia Terdakwa DARIANSU LUNGGUK SITORUS untuk dan atas namanya sendiri dan atau untuk dan atas nama perusahaan miliknya atau
perusahaan milik keluarganya, yaitu PT.Torganda dan atau PT. Torus Ganda dan untuk dan atas nama Koperasi perkebunana Kelapa Sawit KPKS Bikit Harapan
dan untuk dan atas nama Koperasi Persadaan Masyarakat Ujung Batu PARSUB , bertindak sendiri- sendiri atau bersama – sama dengan Ir.Yonggi Sitorus selaku
Bendahara KPKS Bukit Harapan yang menggantikan Latong S, serta dengan Sangkot Hasibuan selaku Ketua Koperasi PARSUB dan Irwan Nasution,SH
dalam kapasitasnya sebagai Kepala Kantor Badan Pertanahan kabupatern Tapanuli Selatan masing – masing diperiksa dalam berkas perkara terpisah ,
pada waktu – waktu yang tidak dapat ditentukan lagi tanggla 16 Agustus 1999
Universitas Sumatera Utara
104 sampai dengan Bulan Juli 2005, bertempat di Hutan Negara Kawasan Hutan
Produksi Padang Lawas Kecamatan Simangambat dahulu Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan atau setidak – tidaknya disuatu tempat
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padang Sidempuan yang berdasarkan Keputusan Ketua Mahmakah Agung. Serta melakukan beberapa perbuatan yang
ada hubungan nya sedemikian rupa sehingga harus diapandang sebagai suatu perbuatan berlanjut, secara melawan hukum melakukan perbuatan memeprkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atua peronomian negara yang dilakukan dengan cara – cara antara lain:
:Setelah Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus tanpa hak dan tanpa ijin dari Menteri Kehutanan RI menguasai menduduki Hutan Negara Kawasan Padang
Lawasa seluas + 80.000 Ha dan setelah mengerjakan merubah fungsi dan peruntukkan Hutan Negara tersebut dan kemudian diuaraikan dalam Dakwaan
Kesatu diatas, kemudian pada waktu – waktu yang tidak dapat ditentukan lagi antara Tanggal 16 Agustus 1999 sampai dengan Tanggal 12 Agustus 2002,
Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus telah melanjutkan perbuatan : a.
mengusai . menduduki Hutan Negara; b.
membuka hutan membuat jalan dan mengkavling – kalvling ; c.
mengimas tumbang dan pembersihan istilah yang lazim digunakan untuk menebang pepohonan, membabat ilalang semak belukar dan
membakar habis hingga bersih ; d.
mengolah tanah untuk persiapan penanaman bibit kelapa sawit ; e.
menanam dan pemeliharaan kelapa sawit ;
Universitas Sumatera Utara
105 di Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 11.000 Ha
sebelas ribu hektar , padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut menduga bahwa setiap orang dilarang mengerjakan dan
atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah ,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Ayat 3 huruf a Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999. Untuk mengerjakan Hutan Negara Kawasan Padang
Lawas seluas + 11.000 Ha dijadikan areal Perkebunan Kelapa Sawit, terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS menyediakan alat – alat berupa Graider
untuk memebuat jalan, Chainsaw untuk memotong tegakan dan menyediakan peralatan – peralatan lain yang diperlukan, padahal terdakwa DARIANUS
LUNGGUK SITORUS yang lazim digunakan untuk menebang ,memotong, membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang,
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 50 Ayat 3 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999.
Selanjutnya terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan Ir.YONGGI SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa setiap orang
dilarang merambah kawasan hutan, sebagiamana dimaksud dalam ketentuan Pasal 50 Ayat 3 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999. Selanjutnya terdakwa
Darianus Lungguk Sitorus dan Ir.Yonggi Sitorus imas tumbang dan pembersihan istilah yang lazim digunakan untuk menebang pepohonan, membabat ilalang
semak belukar dan membakar habis hingg bersih , padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa setiap orang
dilarang membakar hutan, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 50 Ayat 3 huruf a Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999. Dan setiap ornag dilarang
Universitas Sumatera Utara
106 menenag pohon tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang,
sebgaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 50 Ayat 3 huruf e Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999.
Setelah imas tumbang dan pembersihan, kemudian terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan Ir.YONGGI SITORUS mengolah lahan yang sudah
dibersihkan dan kemudian dilanjutkan dengan penanaman dan pemeliharaan kelapa sawit, padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui
atau patut mengira bahwa perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan didasarkan pada hasil penelitian terpadu,
sebgaima dimaksud dalam ketentuan Pasal 19 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 dan untuk pengembangan usaha pertanian harus terlebih dahulu
memeperoleh pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan, sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Kehutanan RI, Mneteri Pertanian dan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor : 364KptsHk050707090 dan Nomor : 23-VII-1990 tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan dan pemberian Hak Guna Usaha
untuk pengembangan usaha pertanian. Perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan Ir.YONGGI
SITORUS dilakukan secara bertahap , berlanjut dan berlangusung terus menerus , hingga Bulan Agustus 2002 telah selelsai ditanami kelapa sawit seluas + 11.000
Ha keadaan ini sesuai dengan surat yang dibuat dan ditandatangani Oleh Ir.YONGGI SITORUS Ketua KPKS Bukit Harapan Nomor : 30PKKS-
BHVII2002 tanggal 12 Agustus 2002 yang menyatakan telah menanami kelapa sawit seluas + 23.000 Ha di Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas , termasuk
didalamnya seluas + 12.000 Ha yang telah ditanami kelapa sawit sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
107 diuraikan dalam Dakwaan KESATU diatas. Untuk mendukung usaha perkebunan
kelapa sawit tersebut, Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS tanpa izin Menteri Kehutanan telah membangun kantor, perumahan karyawan dan
membangun 2 dua unit Pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 60 tonjam mengolah Tanda Buah Segar Kelapa Sawit menjadi CPO atau Cruide Palm Oil ,
padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa pembangunan tersebut tidak ada kaitannya dengan kepentingan
pembangunan di luar kehutanan , sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal
38 Ayat 1 Undang – Undang Nomor 41 tahun 1999 beserta Penjelasannya.Selain bersama – sama dengan Ir.YONGGI SITORUS, pada
tanggal 16 September 2003, Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS selaku Direktur Utama PT.Torus Ganda juga bersama – sama dengan SANGKOT
HASIBUAN yang mengaku sebagai Ketua Koperasi PARSUB ,drh.MULKAN HARAHAP yang mengaku sebagai Wakil Sekretaris Koperasi PARSUB
memebuat perjanjian dihadapan Notaris Setiawati,SH Notaris di Rantau Prapat sesuai Akte tanggal 16 September 2003 No.139, untuk membuka hutan,
mengelola serta memebudidayakan perkebunana kelapa sawit seluas + 24.000 ha yang terletak di Desa Aek Raru, Desa Langkimat, padahal sebelumnya
terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS, SANGKOT HASIBUAN dan drh.MULKAN HARAHAP mengetahui atau patut mengira bahwa kawasan yang
berada si kawasan Kecamatan Simangambat dahulu Kecamatan Barumun Tengah tersebut adalah Hutan Negara yang diperuntukkan sebagai hutan tetap
serta berfungsi sebagai hutan produksi yang diepruntukkan sebagai Hutan Negara yang diperuntukkan sebagai hutan produksi berdasarkan :
Universitas Sumatera Utara
108 1.
Gouverment Besluit GB No.501924 Tanggal 25 Juni 1924 2.
Berita Acara penyerahan tanah kawasan Hutan padang Lawas dari masyarakat kepada Gubernur : tertanggal 20 mei 1981 seluas 12.000
Ha, tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000 Ha, tertanggal 6 juni 1981 seluas 8.000 Ha;
3. Keputusan Menteri Kehutanan No.923KptsUm121982 Tanggal 27 Desember 1982 tentang penunjukkan areal hutan di wilayah Provinsi
Sumatera Utara tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK ; 4. Peratuaran Daerah Sumatera Utara Nomor 4 tahun 1993 tentang
Rencana tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 14 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Daerah ingkat II Tapanuli Selatan. Kawasan yang dimaskudkan dalam Akte Tanggal 16 September 2003 No.139
sesungguhnya adalah merupakan bagian dari Hitan negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas yang telah dikuasai oleh Terdakwa DARIANUS
LUNGGUK SITORUS sebagaimana disebutkan dalam Akte atanggal 13 Juni 1998 No.65L1998 dan Akte tanggal 23 Juli 1998 No.186L1998. Untuk
merealisasikan maksud dalam Akte Tanggal 16 September 2003 No.139 tersebut, terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS menyediakan alat – alat berupa
Graider untuk membuat jalan, chainsaw untuk memotong tegakan dan menyediakan peralatan – peralatan lain yang diperlukan, padahal terdakwa
mengira bahwa setiap orang dilarang membawa alat – alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong,
atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa
Universitas Sumatera Utara
109 izin pejabat yang berwenang, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 50
ayat 1 huruf k Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999; Selanjutnya terdakwa Darianus Lungguk Sitorus dan Sangko Hasibuan
membuka lahan hutan untuk membuat jalan dan mengkavling – kavlling Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas, padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK
SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa setiap orang dilrang merambah kawasan hutan, sebagaima dimaksud dalam ketentuan pasal 50 ayat 3 Undang
– Undang Nomor 41 Tahun 1999; Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan SANGKOT HASIBUAN melakukan imas tumbang dan pembersihan istilah
yang lazim digunakan untuk menebang pepohonan, membabat ilalang semak belukar dan membakar habis hingga bersih , padahal terdakwa DARIANUS
LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa setiap orang dilarang memebakar hutan, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 50 ayat
3 huruf a Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 dan setiap orang dilarang menebang pohon atua memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa
memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang , sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan pasal 50 ayat 3 huruf e Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999; Setelah imas tumbang dan pembersihan, kemudian terdakwa DARIANUS
LUNGGUK SITORUS dan Sangkot hasibuan mengolah lahan yang sudah dibersihkan dan kemudain dilajutkan dengan penanamandan pemeliharaan kelapa
sawit, padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa perubahn peruntukkan dan fungsi kawasan hutan ditetapkan
oleh Pemerintah dnan didasarkan pada hasil penelitian terpadu, sebagaimana dimaksuda dalam ketentuan Pasal 18 ayat 1 Undang – Undang Nomor 41
Universitas Sumatera Utara
110 Tahun 1999 dan untuk pengembangan usaha pertanian harus terlebih dahulu
memperoleh pelepasan hutan dari Menteri kehutanan, sesuai surat Keputusan Bersama Menteri Kehutanan RI, Menteri Pertanian RI dan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor : 364Kpst-II90, Nomor : 519KpstHK0507090 dan Nomor : 23-VII-1990 tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan dan
pemberian Hak guna Usaha untuk pengembangan usaha pertanian; Perbuatan terdakwa Darianus Lungguk Sitorus dan Sangkot Hasibuan
dilakukan secara bertahap, berlanjut dan berlangsung terus menerus, dan hingga Bulan November 2004 telah selesai ditanami kelapa sawit seluas + 24.000 Ha
keadaan ini sesuai dengan surat yang dibuat dan ditandatangani oleh terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS No.164TaMenhutXI2004 tanggal 25
November 2004 yang menytakan telah menanami Kelapa Sawit seluas + 24.000 Ha di Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas; Bahwa perbuatan terdakwa
DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan Sangkot Hasibuan, telah menyebabkan berkurangnya luas areal Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas
seluas + 35.000 Ha seluas 11.000 Ha ditanami Kelapa Sawit oleh terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dengan karyawan PT.Torganda dan
Pengurus KPKS Bukit Harapan dan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dengan karyawan PT.Torus Ganda dan Pengurus Koperasi PARSUB
menyebabkan hilangnya tegakan kayu Bulat Besar KBB jenis kayu Meranti Berdiameter 30 cm ke atas yang diperhintungkan sebanyak 27,99 m³Ha dan Kayu
Bulat Sedang KBS berdiamter antara 20-29 cm yang diperhitungkan sebanyak 2,1 m³Ha;
Universitas Sumatera Utara
111 Perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS yang telah
menduduki menguasai dan mengerjakan merubah fungsi dan peruntukan Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas menjadi areal perkebunan
Kelapa Sawit, telah memperkaya terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan atau PT.TORGANDA dan atau PT.TORUS GANDA dan atau KPKS BUKIT
HARAPAN adan atau KOPERASI PARSUB, yaitu bertambahnya kekayaan atau asset berupa areal perkebunan kelapa sawit seluas + 35.000 Ha ; sebagaimana
diuraikan diatas, langsung atau tidak langsung telah merugikan keuangan Negara Cq.Departemen Kehutanan RI sesuia perhitungan Pusat Inventarisari dan
Perpetaan Badan Planologi dan Direktorat Jenderal Bina Produksi kehutanan Departemen Kehutanan RI berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun
1998 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan dan perkebunan sebgaiman telah diubah dan
ditambah dengan peratuaran Pemerintanh Nomor.92 tahun 1999 jo.Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 858Kpts-II1999 tentang
Besarnya Propisi Sumber Daya Hutan PSDH persatuan Hasil Hutan Kayu jo. Keputusan menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 859Kpts-II1999 tentang
Besarnya Provisi Sumber Daya Hutan PSDH per satuan HAsil Bukan kayu jo.Surat Keputusan Menteri perindustrian dan Perdagangan Nomor :
258MPP61998 tanggal 8 Juni 1998 tentang harga Ptokan untuk kayu bulat yang memepunyai ukuran diameter 30 cm keatas untuk jenis meranti di wilayah
Sumatera sebesar 59,00 USm³, dan untuk diameter 30 cm untuk jenis meranti di wilayah Sumatera sebesar 11,00 USm³ , dan perhitungan oleh ahli dari Institut
Pertanian Bogor IPB serta ahli dari BPKP yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
112
No. Uraian kerugian Per Ha
Luas Ha
Kerugian berkisar antara
1. Kerugian atas hilangnya
tegakan besarnya antra USD 1655,36 Per Ha hingga USD
1795,32 per Ha atau Rp 16.553.600,- per Ha hingga Rp
17.953.200,- per Ha apabila kurs Rp.USD = Rp 10.000,-
USD 35.000
Rp 579.376.000.000,- ~ Rp 628.362.000.000,-
2. Kehilangan perolehan PSDH
DR besarnya antara Rp 3.967.668,- per Ha hingga Rp
4.225.176,- pre Ha 35.000
Rp 138.868.380.000,- ~ Rp 147.881.160.000,-
3. Kerugian rehabilitasi yang
diganti dengan standar biaya rehabilitasi lahan sebesar Rp
4.500.000,- per Ha 35.000
Rp 157.500.000.000,- ~ Rp 157.500.000.000,-
4. Kerugian atas tanah lahan yang
dikuasai oleh pihak lain dengan perkiraan harga tanah di Padang
Lawas adalah Rp 7.500.000,- per Ha
35.000 Rp 262.500.000.000,-
~ Rp 262.500.000.000,-
T O T A L : Rp 1.138.224.380.000,-
Universitas Sumatera Utara
113
~ Rp 1.196.243.160.000,-
Sehingga total kerugian negara Cq Departemen Kehutanan RI diperhitungkan antara Rp 1.138.246.380.000,- ~ Rp 1.196.243.160.000,- .
Perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat 1 jo. Pasal
18 Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagimana diubah dan ditambah dengan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang perubahan Atas Undang
– Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo.Pasal 64 ayat 1 KUHP;
ATAU KETIGA :
Bahwa ia terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS untuk dan atas namanya sendiri dan atau untuk dan atas nama perusahan miliknya atau perusahan
milik keluarganya yaitu PT.TORGANDA dan atau untuk dan atas nama Koperasi Perkebunan kelapa Sawit KPKS Bukity Harapan, bertindak sendiri – sendiri
atau bersama- sama dengan Suttan Bahruddin Hasibuan, Sutan Malim Hasibuan,Tongku Muda Hasibuan, Baginda Partomuan Hasibuan, Minan
Hasibuan, Rongkaya Sutan Siregar, Tongku Mara Usin Harahap, Tongku Satia Dalimunthe, Tongku Maraudin Hasibuan, Tongku Mahmud Iskandar Hasibuan ,
Raja Ali Hasibuan Serta Abdul Aziz Harahap, Raja Manippo Hasibuan, Sutan Tua Hasibuan, Zamhuri Hasibuan, Sutan Bandaharo Harahap, Tongku Saibun Harahap
Alias Baginda Huyan Harahap, serta dengan Latong S Ketua KPKS Bukit Harapan dan Ir.Yonggi Sitorus Bendahara KPKS Bukit Harapan masing –
Universitas Sumatera Utara
114 masing diperiksa dalam berkas terpisah , pada waktu – waktu yang tridak dapat
ditentukan lagi antara Bulan Aptil 1998 sampai dengan tanggal 15 Agustus 1999, bertempat di Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas Simangambat
Kec.Barumun Tengah Tapanuli Selatan atau setidak – tidaknya disuatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Padang Sidempuan , yangbberdasrkan
keputusan Mahkamah Agung RI Nomor : KMA003SKI2006 tanggal 5 Januari 2006, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ditunjuk untk memeriksa dan
mengadilinya, telah melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu
perbuatan berlanjut, dengan sengaja mengerjakan atau menduduki kawasan hutan dan hutan cadangan tanpa izin Menteri, yang dilakukan dengan cara – cara :
- Sejak Bulan April 1998 atau setidak – tidaknya sejak Bulan September
1998, terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS tanpa hak dan tanpa izin dari Menteri kehutanan telah menduduki menguasai Hutan Negara
Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha yang berada di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Tapanuli Selatan
Prov.SUMUT , padahal terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa kawasan seluas + 80.000 Ha Ha
yang didudukinya dikuasainya adalh Hutan Negara yang diperuntukkan sebagai Hutan produksi yang ditetapkan berdasarkan :
- Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000
Ha yang dikuasai diduduki terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS diperoleh dengan cara yang tidak sah , yaitu :
Universitas Sumatera Utara
115 a.
Antara Bulan April 1998 sampai dengan Bulan Juni 1998 terdakwa Darianus Lungguk Sitorus Bersama – Sama Dengan Suttan
Bahruddin Hasibuan, Sutan Malim Hasibuan,Tongku Muda Hasibuan, Baginda Partomuan Hasibuan, Minan Hasibuan,
Rongkaya Sutan Siregar, Tongku Mara Usin Harahap, Tongku Satia Dalimunthe, Tongku Maraudin Hasibuan, Tongku Mahmud
Iskandar Hasibuan , Raja Ali Hasibuan Serta Abdul Aziz Harahap tanpa dasar hukum dan tidak memiliki kewenangan telah
menyatakan bahwa Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas 8.000 Ha Delapan Ribu Hektar adalah tanah ulayat marga
Hasibuan Luhat Ujung Batu yang kemudian diserahkan oleh Sutan Bahruddin Hasibuan yang mengaku sebagai Raja Panusuan Bulung
Luhat Ujung Batu beserta Sutan Malim Hasibuan, Tongku Muda Hasibuan, Minan Hasibuan, Tongku Soripada Hasibuan, Baginda
Partomuan Hasibuan , Rongkaya Sutan Siregar , Tongku Mara Usin Harahap, Tongku Satia Dalimunthe , Tongku Marauddin
Hasibuan, Tongku Mahmud Hasibuan, Baginda Junjungan Dalimunthe masing – masing mengaku sebagai Hatobangon
Cerdik Pandai Luhat Ujung Batu dan dengan Tongkku Iskandar Hasibuan Mantan Kepala Desa Martujuan dan Abdul Azis
Harahap Mantan Kepala Desa Tebing Tinggi Ujung batu kepada Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus dengan cara ganti rugi pago
– pago sejumlah uang, dan seolah – olah penyerahan kawasan tersebut bertujuan untuk mamajukan usaha perkebunan
Universitas Sumatera Utara
116 pembudidayaan kelapa sawit serta untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat setempat yang dituangkan dalam akte Tanggal 13 Juni 1998 No.65L1998 dihadapan Notaris Setiawati,SH Notaris di
Rantau Prapat , padahal penyerahan kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha tersebut adalah untuk
kepentingan usaha perkebunan Kelapa Sawit milik terdakwa Darianus Lungguk Sitorus atau kepentingan usaha perkebunan
PT.TORGANDA milik terdakwa serta untuk menguntungkan Sutan Bahrudin Hasibuan dan kawan – kawan tersebut diatas
dengan menerima ganti – rugi pago – pagoAntara Bulan April 1998 sampai dengan Bulan Juni 1998, terdakwa Darianus Lungguk
Sitorus Bersama – sama Dengan Raja Manippo Hasibuan, Sutan Tua Hasibuan, Zamhuri Hasibuan, Sutan Bandaharo Harahap,
Tongku Sabuan Harahap Alias Baginda Huayan Harahap, tanpa dasar hukum dan tidak memiliki kewenangan telah menyatakan
bahwa kawasan Hutan Produksi padang Lawas seluas + 72.000 Ha tujuh puluh dua ribu hektar adalah tanah ulayat marga Hasibuan
Luhat Simangambat yang kemudian diserahkan oleh Raja Manippo Hasibuan yang mengaku sebagai Raja Panusunan Bulung Luhat
Simangambat, beserta Sutan Tua Hasibuan dan Zamhuri Hasibuan masing-masing mengaku sebagai Hatobangoncerdik pandai Luhat
Simangambat dan dengan Sutan Bandaharo Harahap yang mengaku sebagai anak Boru Luhat Simangambat serta dengan
Tongku Saibun Harahap alias Baginda Huayan Harahap yang
Universitas Sumatera Utara
117 mengaku sebagai Hatabangon cerdik pandai Hutabaringin kepada
terdakwa Darianus Lungguk Sitorus dengan cara ganti rugi pago- pago sejumlah uang, dan seolah-olah penyerahan kawasan tersebut
bertujuan memajukan usaha perkebunan pembudidayaan kelapa sawit serta untuk meningkatkan tarf hidup masyarakat setempat,
yang dituangkan dalam akte tanggal 23 Juli 1998 No.186L1998 dihadapan Notaris Setiawati, SH Notaris di Rantau Parapat,
padahal penyerahan Kawasan Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi padang Lawas seluas +
Sebelum Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi padang Lawas 72.000 ha tersebut adalah untuk
kepentingan usaha perkebunan kelapa sawit milik terdakwa Darianus Lungguk Sitorus atau kepentingan usaha perkebunan PT.
Torganda milik terdakwa, serta untuk menguntungkan Raja Manippo Hasibuan dan kawan-kawan tersebut diatas dengan
menerima ganti rugi pago-pago ; +
a. Ketua
: Lantong S 80.000 Ha
yang telah dikuasai oleh terdakwa Darianus Lungguk Sitorus tersebut dikerjakan dirubah fungsi dan peruntukan menjadi areal perkebunan kelapa sawit, terdakwa
Darianus Lungguk Sitorus membentuk dan mendirikan Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit KPKS Bukit Harapan dengan maksud untuk mempermudah
pelaksana pekerjaan, dengan susunan pengurus :
b. Wakil Ketua
: H. Moh. Baryadi c.
Sekretaris : Arif Prabowo
d. Wakil Sekretaris
: Alex Karsoastalora
Universitas Sumatera Utara
118 e.
Bendahara : Yonggi Sitorus
Sesuai akte pendirian No. 07 BH KPK . 2 .9 IX 1998 tanggal 29 September 1998; setelah KPKS Bukit Harapan terbentuk, kemudian terdakwa
Darianus Lungguk Sitorus solah-olah menyerahkan Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 80.000 Ha tersebut tertulis dalam akte
No. 323 L 1998 seluas +
Untuk mengerjakan merubah fungsi dan peruntukan Kawasan Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas
84.000 Ha kepada Pengurus KPKS Bukit Harapan untuk dikerjakan dirubah fungsi dan peruntukan menjadi areal perkebunan
kelapa sawit dengan system pola “Bapak Angkat” dimana terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS berperan sebagai penyandang dana, padahal pendirian
KPKS Bukit Harapan serta penyerahan dan pengelolaan kawasan tersebut untuk diajdikan areal perkebunan kelapa sawit kepada pengurus KPKS Bukit Harapan
adalah atas inisiatif dan keinginan terdakwa Darianus Lungguk Sitorus melepaskan sepenuhnya hak penguasaan tersebut kepada pengurus KPKS Bukit
Harapan agar pengurus KPKS Bukit Harapan bertanggung jawab penuh atas segala akibat yang timbul dan akan timbul dari kegiatan usaha perkebunan kelapa
sawit tersebut kepada pihak manapun yang dituangkan dalam akte tanggal 30 September 1998 No. 323 L 1998, dihadapan Notaris Setiawati , SH Notaris di
Rantau Parapat, padahal penyerahan Hutan Negara tersebut kepada pengurus KPKS Bukit Harapan adalah untuk kepentingan dan keuntungan terdakwa
Darianus Lungguk Sitorus dan atau perusahaan milik keluarganya yaitu PT. Torganda ;
+ 80.000 Ha tersebut dijadikan areal perkebunan kelapa sawit, terdakwa Darianus Lungguk Sitorus
Universitas Sumatera Utara
119 menyediakan alat – alat berupa graider untuk membuat jalan, chainsaw untuk
memotong tegakan dan menyediakan peralatan – peralatan lain yang diperlukan, padahal terdakwa Darianus Lungguk Sitorus mengetahuim atau patut mengira
bahwa selain dari petugas – petugas kehutanan atau orang – orang yang karena tugasnya atau kepentingannya dibenarkan berada di dalam kawasan hutan ,
siapapun dilarang membawa alat – alat yang lazim digunakan untuk memotong , menebang dan membelah pohon di dalam kawasan hutan, sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan pasal 9 ayat 1 PP Nomor 28 Tahun 1985; Selanjutnya terdakwa Darianus Lungguk Sitorus bersam – sama dengan Latong S dan Ir .Yonggi Sitorus
memebuka hutan untuk membuka hutan, untuk membuat jalan dan mengkavling – kavling kawasan Hutan Produksi Padang Lawas yang bertujuan imas tumbang dan
pemebrsihan istilah yang lazim digunakan utnuk menebang pepohonan, memebuat ialalngsemak belukar dan mambakar habis hingga bersih , padahal
terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengetahui atau patut mengira bahwa setiap orang dilarang melakukan penebangan pohon –pohon dalam hutan
tanpa izin dari pejabat yang berwenang, sebagaimnan dimaksud dalam ketentuan pasal 9 ayat 2 PP Nomor 28 tahun 1985 dan setiap orang dialarang membakar
hutan kecuali dengan kewenangan yang sah, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasala 10 ayat 1 PP Nomor 28 tahun 1985;
Perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS, latong S dan Ir.Yonggi S dilakukan secara bertahap, berlanjut dan berlangsung terus – menerus
dan hingga Bulan Februari 1999 telah selesai ditananmi kelapa sawit seluas + 12.000 Ha Dua Belas Ribu Hektar atau setidak – tidaknya lebih dari 8.000 Ha
telah selesai ditanami kelapa sawit dan lebih dari 4.000 Ha telah selesai imas
Universitas Sumatera Utara
120 tumbang dan pemebersihan keadaan ini sesuai surat yang dibuat dan
ditandatangani oleh Latong s dan Arif Prabowo selaku pengurus KPKS Bukit Harapan dalam Suratnya No.05LPKPKSII tanggal 11 Februari 1999; Bahwa
perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS, Latong S dan Ir.Yonggi Sitorus tersebut, telah menyebabkan berkurangnya luas HUtan Negara Kawasan
Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 12.000 Ha dan menyebabkan hilangnya tegakan kayu Bulat Besar KBB jenis kayu meranti berdiameter 30 cm ke atas
30 cm yang diperhitungkan sebanyak 27,99 m Ha dan kayu Bulat Sedang KBS berdiameter antara 20-29 cm yang diperhitungkan sebanyak 2,10 m; Selain
telah menyebabkan berkurangnya luas areal hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas selama + 12.000 Ha dan menyebabkan hilangnya
tegakan jenis kayu meranti sebagaimana diuraikan diatas, perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS tersebut juga menimbulkan hilangnya
perolehan Provisi Sumber daya PSDH dan Dana Reboisasi DR serta menimbulkan kerugian Rehabilitasi yang harus ditanggung oleh Pemerintah Cq.
Departemen Kehutanan RI: Bahwa perbuatan terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS, Latong S
dan Ir.Yonggi S yang telah melakukan : a. Perbuatan menduduki mengusai Hutan Negara:
b. Pembukaan Hutan membuat jalan dan mengkavling – kavling ;
c. Imas Tumbang dan pembersihan istilah yang lazim digunakan untuk
menebang pepohonan , membuat ilalang semak belukar dan membakar habis hingga bersih ;
d. Pengolahan tanah untuk persiapan penanaman bibit kelapa sawit;
Universitas Sumatera Utara
121 e.
Penanaman dan pemeliharaan kelapa sawit; Di Hutan Negara Kawasan Hutan produksi Padang Lawas, pemerintah Daerah
setempat Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Selatan, kantor wilayah Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Sumatera Utara dan Kapolda Sumatera
Utara, DPRD Sumatera Utara , maupun pemerintah pusat Departemen Kehutanan RI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan panglima ABRI telah
melakukan berbagai upaya agar terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS atau PT.TORGANDA dan KPKS Bukit Harapan menghentikan perbutaannya,
yaitu dngan membuat dan menandatangani surat – surat antara lain : 1.
Surat Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara ; Nomor : 5226856VI-C tanggal 9 September 1998, perihal Penggarapan
Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40, yang ditujukan kepada Pimpinan PT.TORGANDA, yang berisi antara lain “ agar PT.TORGANDA
menghentikan kegiatan dalam Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40 sebelum ada izin dari MenHutBun”;Nomor : 522.218079VI-C tanggal 17
Oktober 1998, perihal Penggarapan pengawasan Hutan Padang Lawas Register 40, ditujukan kepada Direktur PT.TORGANDA, yang berisi antara
lain “ agar menghentikan kegiatan pembukaan, pengerjaan dan meninggalkan mengosongkan Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40”; Nomor :
522.218080VI-C tanggal 17 Oktober 1998, perihal Perambahan Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40, ditujukan kepada KAPOLRES Tapanuli
Selatan, yang berisi antara lain “ mohon bantuan agar menghentikan dan menindak PT.TORGANDA yang melakukan Perambahan sekaligus mohon
bantuan pengamanan Kawasan Hutan Register 40 yang merambah”;Nomor :
Universitas Sumatera Utara
122 522.218081VI-C tanggal 17 Oktober 1998, perihal Perambahan Kawasan
Hutan Negara Register 40 di Kec.Barumun Tengah Kab.Tapsel , ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara , yang berisi antara lain “ mohon dukungan
dan bantuan Gubernur dalam menangani Perambahan Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40 oleh PT.TORGANDA”; Surat Ketentuan DPRD
TK.I Sumatera Utara Nomor : 95797kB7 tanggal 24 Oktober 1998 , perihal mohon dilakukan tindakan, ditujukan kepada KAPOLDA Sumatera Utara,
yang berisi antara lain “agar menugaskan KAPOLRES Tapsel untuk mengambil tindakan terhadap PT.TORGANDA yang tidak mengindahkan
hasil kesepakatan pada pertemuan rapat kerja dengar pendapat dengan Komisi A,B,dan D DPRD Propinsi Sumatera Utara “;
2. Surat Ketua DPRD TK.I Sumatera Utara Nomor : 95807KB7 tanggal 24
Oktober 1998, perihal mohon tindak lanjut, ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara, yang berisi antara lain “agar PT.TORGANDA yang
merambah Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas segera menghentikan kegiatannya karena telah meresahkan masyarakat”;
3. Surat Gubernur Kepala Daerah TK.I Sumatera Utara Nomor : 522.211479 I
98 tanggal 28 Oktober 1998, perihal Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas di Kec.Barumun Tengah Kab.Tapanuli Selatan ,ditujukan kepada KDH
TK.II Tapanuli Selatan, yang berisi antara lain ‘ agar berkoordinasi dengan Muspida TK.II untukmmenindak tegas Sdr.DL SITORUS Direktur
PT.TORGANDA ”; 4.
Surat Gubernur Kepala Daerah TK.I Sumatera Utara Nomor : 522.211479 I 98 tanggal 28 Oktober 1998, perihal Perambahan Kawasan Hutan Register 40
Universitas Sumatera Utara
123 Padang Lawas di Kec.Barumun Tengah Kab.Tapanuli Selatan ,ditujukan
kepada Ketua Bakorstanasda Sumatera Bagian Utara , yang berisi antara lain “ minta bantuan Bakorstanasda Sumbagut untuk menangani permasalahan
PT.TORGANDA sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku’:
5. Surat Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 1294Menhutbun-VI98 tanggal 4 Nopember 1998, perihal
Perambahan kawasan hutan negara Regiter 40, ditujukan Menteri Pertahanan dan Keamanan Panglima ABRI, yang berisi antara lain
“Mohon bantuan agar kiranya Bakorstanasda Sumatera Bagian Utara dapat diberikan perintah untuk membantu penyelesaian masalah
dengan menghentikan kegiatannya yang masuk kawasan hutan dan mengambil tindakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku
terhadap PT. Torganda”. 6. Surat Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 1381Menhutbun-II98
tanggal 15 Desember 1998, perihal Perambahan kawasan hutan negara Register 40 Padang Lawas di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten
Tapanuli Selatan, ditujukan kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, yang berisi antara lain “mengharapkan bantuan mengambil tindakan
atas kasus perambahan yang dilakukan oleh PT. Torganda”. 7. Surat Kepala Dinas Kehutanan Tingkat I Propinsi Sumatera Utara tanggal 5
Pebruari 1999, perihal Penggarapan Kawasan Hutan Padang Lawas Register 40, ditujukan kepada Direktur PT. Torganda, yang berisi antara lain
“Peringatan III agar konsekwen dan bertanggung jawab atas kesepakatan
Universitas Sumatera Utara
124 antara DPRD Tk. I Sumatera Utara, Kehutanan Propinsi Sumatera Utara dan
instansi terkait dengan DL. Sitorus PT. Torganda untuk menghentikan kegiatan di kawasan hutan Padang Lawas Reg. 40”;
Namun Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan Latong S serta Ir. Yonggi Sitorus tetap menduduki menguasai dan mengerjakan merubah fungsi
dan peruntukan Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas menjadi areal perkebunan kelapa sawit,
Perbuatan Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 6 ayat 1 jo.pasal
18 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 jo. pasal 55 ayat 1 ke-1 jo. pasal 64 ayat 1 jo. pasal 1 ayat 2 KUHP.
DAN KEEMPAT :
Bahwa selain telah menyebabkan berkurangnya luas areal Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas seluas + 35.000 Ha dan menyebabkan
hilangnya tegakan jenis kayu meranti sebagaimana disebutkan diatas, perbuatan Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan Sangkot Hasibuan tersebut,
juga telah menimbulkan hilangnya perolehan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH dan Dana Reboisasi DR serta menimbulkan kerugian Rehabilitasi yang harus
ditanggung oleh Pemerintah Cq. Departemen Kehutanan RI. Dengan maksud untuk melepaskan tanggung jawab atas perbuatan Terdakwa DARIANUS
LUNGGUK SITORUS yang telah menguasai dan melakukan : pembukaan hutan membuat jalan dan mengkavling-kavling, imas tumbang dan pembersihan
Universitas Sumatera Utara
125 istilah yang lazim digunakan untuk menebang pepohonan, membabat ilalang
semak belukar dan membakar habis hingga bersih, pengolahan tanah untuk persiapan penanaman bibit kelapa sawit, penanaman dan pemeliharaan kelapa
sawit; pembangunan 2 dua unit pabrik pengolahan kelapa sawit di Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas, Terdakwa DARIANUS
LUNGGUK SITORUS mengajak anggota masyarakat untuk menjadi anggota KPKS Bukit Harapan dengan imbalan setiap anggota akan menerima uang
berkisar antara Rp. 450.000,- sd Rp. 500.000,- per bulan asalkan setiap anggota tersebut bersedia mengakui bahwa ia memiliki tanah seluas 2 dua Ha Hutan
Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas serta bersedia menandatangani permohonan hak atas tanah kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Tapanuli Selatan dan bersedia menandatangani syarat-syarat lainnya yang diperlukan guna penerbitan sertifikat.
Atas ajakan dan janji Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus tersebut sebanyak 1.820 orang anggota masyarakat antara lain Sutan Namora Tandang,
Mangaraja Sidikal Harahap, Baginda Sunanggulon Harahap, Rustam Hasibuan, Sutan Mandugu Hasibuan, Ompu Sulenggangon, Mangaraja Sutan Harahap,
Baginda Batota Hasibuan, Baginda Partomuan Hasibuan Dan Tongku Raja Malim Simamora masuk menjadi anggota KPKS Bukit Harapan dan masing-masing
bersedia mengakui seolah-olah memiliki tanah seluas 2 dua Ha serta bersedia menandatangani permohonan hak atas tanah kepada Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Tapanuli Selatan yang pengajuan permohonannya dikoordinir oleh Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus bersama-sama Ir. Yonggi Sitorus.
Permohonan penerbitan Sertifikat Hak Atas TanahLahan Hutan Negara
Universitas Sumatera Utara
126 Kawasan Hutan Padang Lawas diproses dan ditindaklanjuti oleh Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan yang waktu itu dijabat oleh saksi Irwan Nasution, SH, meskipun saksi Irwan Nasution, SH mantan Kepala Pertanahan
Kab. Tapanuli Selatan mengetahui dan telah diingatkan oleh staf Kantor Pertanahan Kab. Tapanuli Selatan bahwa tanah yang dimohonkan tersebut adalah
Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas, namun saksi Irwan Nasution,SH tetap memproses permohonan 1.820 orang tersebut dan
menandatangani Buku Tanah Buku Tanah Sertifikat Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam Surat-surat
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan tersebut antara lain :
1. Sertifikat Hak Milik No. 1 tanggal penerbitan 16 Agustus 2002
dengan alamat di Desa Huta Baringin Kec. Barumun Tengah Kab. Tapanuli Selatan Sumatera Utara seluas 20.000 m2 atas nama Sutan
Namora Tandang Mulia Harahap; 2.
Sertifikat Hak Milik No.01 tanggal penerbitan 16 Agustus 2002 dengan alamat di Desa Huta Baru Kec. Barumun Tengah Kab.
Tapanuli Selatan Sumatera Utara seluas 20.000 m2 atas nama Mangaraja Sidakkal Harahap;
3. Sertifikat Hak Milik No.01 tanggal penerbitan 16 Agustus 2002
dengan alamat di Desa Jabi-Jabi Kec. Barumun Tengah Kab. Tapanuli Selatan Sumatera Utara seluas 20.000 m2 atas nama Baginda
Sunanggulon Harahap;
Universitas Sumatera Utara
127 dikuasai oleh Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan disimpan di
Kantor KPKS Bukit Harapan. − Dengan maksud untuk memperoleh ijin atas
perbuatan Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS yang telah menguasai dan melakukan : pembukaan hutan membuat jalan dan mengkavling-kavling,
imas tumbang dan pembersihan istilah yang lazim digunakan untuk menebang pepohonan, membabat ilalang semak belukar dan membakar habis hingga
bersih, pengolahan tanah untuk persiapan penanaman bibit kelapa sawit, penanaman dan pemeliharaan kelapa sawit; pembangunan 2 dua unit pabrik
pengolahan kelapa sawit di Hutan Negara Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas, pada tanggal 12 Agustus 2002 Ir. Yonggi Sitorus Ketua KPKS Bukit
Harapan mengajukan permohonan untuk mengelola perkebunan di dalam kawasan hutan Register 40 Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara kepada Menteri
Kehutanan RI dan menyatakan bersedia mengganti rugi tegakan dan bersedia mengganti tanaman kelapa sawit dengan tanaman hutan atas biaya KPKS Bukit
Harapan setelah 1 satu periode daur kelapa sawit + 25 tahun sesuai surat No. 30KPKS-BHVIII2002 tanggal 12 Agustus 2002, serta pada tanggal 25
Nopember 2004 Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS mengajukan permohonan untuk mengelola perkebunan didalam kawasan hutan Padang Lawas
Sumatera Utara kepada Menteri Kehutanan RI dan menyatakan bersedia membayar ganti rugi tegakan dan bersedia mengganti tanaman kelapa sawit
dengan tanaman hutan atas biaya Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS setelah 1 satu periode daur kelapa sawit + 25 tahun sesuai suratnya No.
164TaMenhutXI2004 tanggal 25 Nopember 2004.
Universitas Sumatera Utara
128 Untuk itu, perbuatan Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS
melanggar ketentuan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 50 ayat 3 huruf a jo. pasal 78 ayat 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan jo. pasal 55 ayat 1 ke-1 jo. pasal 64 ayat 1 KUHP.
3. Fakta – Fakta Hukum A. Keterangan Saksi – Saksi :