226 x.
Bahwa melawan hukum materiel yang berfungsi positif masih dapat diterapkan apabila perbuatan tindak pidana tersebut telah merugikan
keuangan Negara dan tetap dapat diterapkan dan Majelis Hakim harus berhati – hati dalam menerapkan hal ini;
y. Bahwa perhitungan kerugian Keuangan Negara harus dihitung berdasarkan
jumlah tertentu dan perhitungan kerugian keuangna Negara harus benar dan perhitungan kerugian Keuangan Negara tidak akan terbukti apabila
tidak ada kemampuan untuk menghitung kerugian keuangan Negara dan unsure ini harus dibuktikan juga;
6. Saksi Ahli , AMIRUDDIN A DAJAAN IMAMI.
a. Bahwa saksi adalah ahli di bidang hukum lingkungan, Bahwa kerusakan
hutan di Indonesia sudah sangat tinggi dan para ahli mengetakan kerusakan hutan di Indonesia mencapai + 23 Juta Hektar per tahun dan di
dalam UU Kehutanan mengatakan bahwa kawasan hutan di Indonesia sekurang – kurnagnya harus 30 dan yang sekarang tinggal 21 artinya
bahwa kita harus selalu meningkatkan luas kawasan hutan dan berdasarkan konferensi di rio dinyatakan pada waktu itu bahwa hutan yang terbaik dan
terbesar ada di 3 Negara, yaitu Brasil, Indonesia dan Zaire dan dinyatakan bahwa hutan adalah paru – paru dunia menghendaki hutan harus
dilestarikan; b.
Bahwa ada tanggung jawab moral dari Negara – Negara di dunia terhadap pelestarian hutan di Brasil, Indonesia dan Zaire karena hutan di tiap
Universitas Sumatera Utara
227 Negara tersebut adalah paru-paru dunia dan berhak untuk mengajukan
dana untuk melestarikan hutan; c.
Bahwa negara – negara di dunia belum pernah memberikan dana – dana untuk kelesatarian hutan di Indonesia karena Indonesia belum mengajukan
permohonan hal tersebut dan Negara – negara yang mempuyai hutan masih berusaha melestarikan hutan tersebut;
d. Bahwa tanggungkawab masyarakat terhadap kelestraian hutan adalah
adanya masyarakat yang hidup tergantung dari hutan dan masyarakat tersebut biasanya mempuyai kearifan yang lokal sehingga masyarakat
tersebut sadar betul apabila hutannya hilang maka akan terganggu kehidupaonnya dan UU Kehutanan telah memberikan landasan bahwa
masyarakat adat dapat mengelola hutan dan memanfaatkan hasil hutan unutk kehidupan;
e. Bahwa ada keterkaitan antara amsyarakat adat dengan hutan dan tidak
mungkin masyarakat adat dapat mengalihkan hutan kepada oihak lain tanpa alasan yang jelas dan tujun yang jelas;
f. Bahwa pendapat saksi mengenai tanah ulayat dari masyarakat adat dengan
uhtan dan tidak mungkin masyarakat adat adalh sejauh yang saksi tahu hak ulayat dimiliki oleh masyarakat adat dan hak ulayat dikuasai oleh Negara;
g. Bahwa utuk melindungi hak – hak masyarakat hukum adat melalui izin
adalah merupakan upaya agar tidak terjadi dampak terhadap perubahan kawasan hutan dan izin – izin tersebut mengatur tentang kegiatan
pengelolaan hutan agar tetap baik;
Universitas Sumatera Utara
228 h.
Bahwa ada kerugian apabila hutan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit karena hutan pada dasarnya mempunyai fungsi melindungi tanah,
kerugian Negara adalah kerugian penebangan pohon, kerugian lingkungan adalah terganggunya tata air, bencana banjir, erosi, tanah menjadi tidak
subur; i.
Bahwa perubahan bisa dimungkinkan apabila masyarakat memeperoleh manfaat dari perkebunan hutan menjadi perkebunan dan dimungkinkan
apabila melalui proses yang benar; j.
Bahwa proses perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan. Prosesnya mengajukan permohonan mengubah kawasan hutan menjadi pertanian dan
proses tersebut ditangani oleh Departemen Pertanian dan akan diuji dan apabila layak maka pemohon dapat mengajukan HGU ke BPN dan
perizinan tersebut dapat dikeluarkan, salah satu proses pengujian kelayakan tersebut adalah analisi dampak lingkungan AMDAL;
k. Bahwa ditinjau dari Hukum Lingkungan, yang dimaksud dengan hutan
adalah di dalam UU No.41 Tahun 1999 telah dijelaskan bahwa hutan adalah hamparan dari pepohonan yang merupakan suatu ekosistem dan
kawasan hutan barua da kalau itu sudah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dan harus ada proses penetapan dari Menteri Kehutanan .
Apabila ada kawasan hutan yang sduah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan tetap menjadi kawasan hutan meskipun tidak ada pohon-
pohonnya , selama ketetapan kawasan hutan tersebut belum dicabut , maka tetap kawasan hutan;
Universitas Sumatera Utara
229 l.
Bahwa mengenai masalah masyarakat hukum adat di dalam UU Lingkungan Hidup diatur di dalam UU Lingkungan Hidup dijelaskan
adanya peran serta masyarakat dan hal itu tidak dijelaskan secara eksplisit; m.
Bahwa saksi belum pernah mengadakan penelitian terhadap penyebab kerusakan hutan yanga ada di Indonesia dan saksi belum pernah
melakukan penelitian hal tersebut; n.
Bahwa penyebab utama kerusakan hutan di Indonesia ada beberapa penyebab antara lain berubahnya fungsi kawasan hutan menjadi kawasan
bukan hutan hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan Investasi, sebab lain adalah para pemegang HPH yang menebang kayu
tidak menanam kayu lagi, dan peneybab lainnya adalah penebangan liar yang tidak bertanggung jawab;
o. Bahwa yang paling dominant atau cenderung melakukan perusakan hutan
di Indonesia adalah para pemegang HPH setelah menebang kayu dan tidka menanam kayu kembali dan masyarakat yang menebang kayu di hutan di
luar batas; p.
Bahwa berubahnya kawasan hutan menjadi kebun kelapa sawit dengan pengeaturan – pengaturan tanaman yang baik tidak akan menyebabkan
bencana banjir, erosi dan lain – lain sebagainya dan pada waktu sudah menjadi kebun kelapa sawit dengan system pengaturan yang baik, maka
bencana banjir, erosi dapat diminmalkan; q.
Bahwa saksi mengetahui proses pengukuhan kawasan hutan sesuai UU kehutanan dan teknisnya yang lebih mengetahui adalah ahli dari
kehutanan;
Universitas Sumatera Utara
230 r.
Bahwa di dalam BAP Ahli No. 5, ada pertanyaan dari penyidik yang initnya adalah menguraikan sebuah fakta kejadian. Jawaban saksi apabila
fakta yang diuraikan oleh Penyidik tidak seperti itu maka jawabn saksi tidak seperti itu dan saya hanya menjawab berdasarkan fakta yang
diuraikan oleh Penyidik dan saksi tidak pernah meneliti berkaitan perkara ini;
s. Bahwa Konferensi di Rio tidak lanjt ke Kyoto dan di dalam Konferensi
Kyoto dihimbau agar negara – negara di dunia mnegurai gas emisi agar tidak merusak ozon;
t. Bahwa mengubah hutan menjadi kebun kelapa sawit yang diatur secara
baik tidak akan merusak lingkungan dan hal tersbeut harus diuji terlebih dahulu dengan AMDAL Analisi Mengenai Dampak Lingkungan ;
u. Bahwa mengubah hutan menjadi kebun kelapa sawit tidak mengubah CO2
menjadi 02 tetapi volume CO2 menjadi O2 sangat kecil dibandingkan dengan hutan;
v. Bahwa tingkat kerusakan hutan mencapai 23 juta per tahun , apabila ada 2
pilihan hutan dibiarkan rusak atau hutan yang sudah rusak tersebut ditanami kelapa sawit, pendapat saksi adalah seharusnya hutan yang sduah
rusak dihutankan kembali dan apabila hanya ada 2 pilihan tersebut , maka hutan yang sudah rusak tersebut lebih baik ditanami kelapa sawit;
7. Saksi Ahli , Ir.SUNARMI, MM